PART 27

7.6K 558 23
                                    

Alexa melewati koridor menuju kelasnya. Di sepanjang jalan gadis itu mendapat tatapan tidak enak dari seluruh murid. Apalagi murid perempuan. Perasaannya jadi tidak enak. Apakah ada yang salah dengan penampilannya hari ini ?

"Ta, emang ada yang salah ya dari gue ?" Tanya Alexa sambil meletakan tasnya di meja.

"E-enggak kok." Jawab Claretta.

Alexa merasa gadis itu juga aneh hari ini. Tatapannya beda, seperti ingin bertanya sesuatu. "Kenapa, Ta, liatin gue kayak gitu ?"

"Gak papa kok."

Alexa membuka kamera ponselnya. "Kenapa sih ? Muka gue ada yang aneh ya ?"

"Xa, lo suka Revan ?" Pertanyaan Nara membuat Alexa langsung melotot kaget. "Hah ? Apa sih, Ra ?"

"Berita lo suka Revan udah nyebar, Xa."

Alexa tercengang. Darahnya berdesir seakan naik ke wajahnya. Pipinya merona. Detak jantungnya bekerja lebih cepat. Ia terkejut bukan main.

"Bener, Xa ?" Tanya Hana.

Alexa tidak menjawab. Ia duduk dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Malu sekali. Pasti tadi murid murid melihatnya karena ini.

Teman temannya yang melihat respon Alexa pun menebak jawabannya masing masing dalam pikiran. Mereka tidak memaksa Alexa untuk menjawab sampai ia mau menceritakannya sendiri.

~~~~~~~~~~°

Alexa tidak keluar saat istirahat. Padahal teman temannya sudah memaksa. Ia menidurkan wajahnya beralaskan tangannya di meja sambil memejamkan matanya.

Beberapa menit kemudian, Alexa baru ingat kalau tadi ia di panggil Bu Dira. Ia keluar kelas lalu menuju ruang guru. Alexa menunduk di sepanjang jalan. Tatapan dan bisikan ramai murid murid sangat mengganggunya.

"Calon PHO tuh." Bisik seorang siswi dari arah belakang.

"Mentang mentang cantik jadi gitu." Balas siswi satunya.

"Enggak banget sih dia."

"Tapi kalo di liat liat mah cantikan Irene sih ke mana mana. Irene udah baik, cantik, halus banget lagi ngomongnya."

"Tuh lo sadar. Mending Irene daripada dia. Baru kelas XI aja udah begitu kelakuannya."

"Emang. Gatel banget jadi cewek. Tukang caper ke kakel."

"Kalo gue jadi Irene mah udah gue labrak kali."

Mereka sengaja mengencangkan suaranya agar Alexa mendengar. Alexa mengepalkan kedua tangannya di bawah. Mencoba untuk tidak berbalik dan melihat mereka. Hatinya sakit mendengar semua ucapan mereka.

"LIAT APA LO SEMUA ?! SANA ! PERGI !"

Sekumpulan murid di sekitar Alexa sontak pergi menjauh. Alexa menoleh dan mendapati Septian yang sudah ada di sebelahnya.

"Gak usah lo dengerin." Septian sudah tau kabar itu menyebar. Entah dari mana asalnya, tapi yang jelas pasti bukan dari teman temannya.

Alexa diam. Ia tetap menunduk meski sudah tak ada yang melihatnya.

"Lo mau kemana ?" Tanya Septian.

"Ruang guru."

"Ya udah ayok."

"Kemana ?" Tanya Alexa.

"Ke ruang guru kan kata lo ?"

"Lo mau ke ruang guru juga ?"

Septian tidak menjawab pertanyaan Alexa. Ia mengajak gadis itu untuk kembali berjalan.

Saat berjalan dengan Septian, Alexa merasa lebih tenang. Tak ada lagi bisikan dan tatapan tidak enak yang tertuju padanya seperti tadi.

Septian Adelio [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang