Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Satu persatu anak-anak mulai meninggalkan kelasnya. Retta, Hana, dan Nara menggedong tasnya, sementara Alexa sedang mencari baju gantinya di tas.
“Xa, lo nggak pulang?” tanya Nara.
“Gue ekskul basket.”
“Hah? Lo ekskul basket, Xa?” Hana terkejut. “Mending lo keluar deh, Xa.”
Alexa menaikan dagunya yang masih menunduk mencari baju. Melihat ke Hana. “Kenapa?”
"Ya gak papa. Mending keluar aja daripada lo kena masalah."
“Han, jangan nakutin Alexa kayak gitu dong,” kata Retta.
Hana cengengesan. “Hehe, sorry. Abis kemaren lo pake acara nyari masalah sih.”
Alexa semakin tidak mengerti. “Maksudnya apa?”
“Nggak jadi. Ya udah ya kita pulang dulu.”
Alexa mengangguk. Ia segera mengganti seragamnya dengan kaos hitam polosnya. Alexa berlari menuju di lapangan.
“Sore.” Seorang pria berdiri di depan anak-anak. Wajah dan nadanya datar saat menyapa.
Jangan-jangan maksud Hana dia lagi?
Alexa masuk ke dalam barisan. Berdiri di sebelah Cherry yang ternyata juga ekskul basket.
“Buat anggota lama latian sama Dion. Buat yang baru…” Septian menggantung kalimatnya dan melirik Alexa. “Sama saya.”
“Baik kak.” Anggota-anggota lama berpindah ke lapangan sebelah yang ada Dion. Tersisa empat orang di lapangan kanan. Septian dan tiga anggota baru.
“Bryan Aditama?”“Saya.”
“Cindy Tamara?”
“Saya.”
“Alexa Chavali?”
“Gue,” jawab Alexa ketus. Rasanya Alexa ingin meninju wajah Septian yang terus melihatnya sambil tersenyum licik.
“Sekarang kalian pemanasan dulu. Lari keliling lapangan sepuluh kali,” suruh Septian.
Ketiga aggota baru itu menuruti apa yang Septian suruh, termasuk Alexa. Septian mengawasi mereka. Setelah sepuluh putaran Septian menujuk Bryan dan Cindy.
“Lo sama lo. Ke Dion sekarang.”Dua anggota itu mengangguk dan berlari menuju lapangan kiri. Terisa Septian dan Alexa di lapangan kanan.
“Gue?” Alexa menujuk dirinya sendiri.
“Lo lanjut lari.”
“Kok gue lanjut lari? Mereka aja udah enggak,” protes Alexa.
“Suka-suka gue lah. Gue kan ketua ekskulnya di sini.”
Alexa terkejut. Septian ketua ekskulnya? Alexa kira Dion ketua ekskul karena Dion yang mengurusi segala perlengkapan ekskul. Alexa mendengus. Dengan terpaksa, Alexa lanjut berlari. Menuruti perintah Septian yang menjabat sebagai ketua ekskul itu.
Enam putaran sudah Alexa lewati. Sesekali ia berhenti dan mengatur napasnya, lalu kembali berlari lagi. Wajahnya memerah dan keringat bercucuran. Tapi entah kenapa Alexa sama sekali tidak mengeluh pada Septian.
“Udah.” Septian menghentikan. Ia dari tadi memperhatikan gadis itu. Sedikit kasihan padanya.
Alexa yang mendapat perintah berhenti dari Septian langsung merebahkan tubuhnya di pinggir lapangan. Masa bodo dengan rambutnya yang kotor terkena aspal. Napasnya tidak beraturan, kakinya lemas, dan wajahnya memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Septian Adelio [PRE ORDER]
Romansa[OPEN PRE ORDER (@_gentebooks)] "Oke, Alexa, ini sekolah ketiga lo. Jangan sampe lo di keluarin lagi." • • • • • • • • • • • "ADUH GUE GAK BISA, ADA KAKEL BIKIN EMOSI MULU !"