PART 24 : Menyatakan Perasaan ?

9.1K 590 24
                                    

Alexa turun dari sepeda motor Septian. Tadi pagi pagi Septian sudah datang kerumahnya. Bahkan sebelum ia selesai siap siap. Untungnya saja Alexa sempat mengecek ponselnya dan melihat pesan yang Septian kirimkan sehingga ia dapat membukakan pintu untuk pria itu.

"Lo ngapain sih dateng pagi pagi ?"

"Dari pada kesiangan."

"Tapi gak sepagi itu juga kali."

"UHUK ! UHUK !" Suara batuk buatan terdengar dari belakang mereka.

Adam, Alvino, Farrel, dan Jorges berjalan menuju mereka.

"Pagi pagi udah liat yang beginian aja." Kata Farrel.

"Mau juga dong di jemput Bang Asep." Kata Jorges.

"Yeh panci. Mana mau Septian jemput lo." Kata Adam menoyor kepala Jorges.

"Tumben amat lo pada dateng pagi." Kata Septian.

"Lo kali yang tumben. Biasa juga telat." Kata Alvino yang di balas senyuman tipis oleh Septian.

Tak lama sepeda motor Revan datang dan parkir di sebelah sebelah sepeda motor Septian. Ia membonceng Irene di belakangnya. Beberapa detik setelahnya, pria itu turun dan berdiri di sebelah Adam.

"Nah ini nih yang di tunggu tunggu." Kata Adam sambil menunjuk Revan. "Gimana bro ?"

"Ya gitu." Jawab Revan. Sebelah tangannya melingkari leher gadis yang tadi ia bonceng. Gadis itu hanya tersimpu malu karena ulah Revan.

"Makan makan nih kita." Ucap Jorges semangat.

"Malem ini serbu rumah Revan." Kata Farrel.

"Malem ini gue gak di rumah." Ucap Revan.

"Lah terus ? Di rumah Irene ?" Tanya Adam terkekeh.

"Ya enggak lah pea. Ada acara keluarga."

"Bayarin kita makan seminggu." Septian ikut berkomentar.

"Boleh tuh seminggu." Kata Jorges senang.

Di sisi lain Alexa juga melihatnya. Perasaannya langsung sesak. Alexa tau cepat atau lambat ini pasti terjadi. Ia menggigit bibir bawah bagian dalamnya untuk menutupi rasa sedihnya. Alexa mengukir senyum palsu di wajahnya. "Gue juga ikut seneng, kak."

Alexa mundur perlahan. "Kalo gitu ke kelas dulu ya."

Alexa meninggalkan sekumpulan siswa yang masih melemparkan candaan. Ia berjalan sebentar lalu menoleh ke belakang. Alexa melihat Septian memandangnya. Dengan cepat Alexa langsung berputar balik. Ia menghembuskan napasnya panjang.

Bagus deh kalo Kak Revan udah pacaran sama Kak Irene.

~~~~~~~~~~°

Claretta, Hana, dan Nara bersorak kecil ketika jam yang paling di tunggu para murid selain jam pulang berbunyi. Berbagai rumus matematika yang tertera di papan tulis membuat mereka ingin cepat cepat meninggalkan kelas itu.

"Akhirnya selesai dari pelajaran neraka." Kata Hana sambil menaikkan kedua tangannya. Meregangkan ototnya yang sangat pegal.

"Kantin, kantin." Ucap Nara tidak sabar.

"Gue gak laper. Lo pada aja yang ke kantin." Ucap Alexa.

Claretta memandang heran gadis yang duduk di sebelahnya. Sejak tadi Alexa hanya diam dan menopang dagunya di atas meja. Pandangnya terlihat kosong. Claretta menebak pasti tidak ada satu pun rumus yang di ingat olehnya. Padahal biasanya Alexa selalu bersemangat ketika pelajaran matematika.

Septian Adelio [PRE ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang