PART 3 [Ketegangan Menyenangkan]

76 5 0
                                    

Citra masih berkutat dengan pikiran tentang tantangan apa yang akan diterima Aryo

“Ntar malem, Aryo diajak balapan ama si gila Kevin” jawab Jessica.

Sementara itu di ruangan kepala sekolah, ada dua orang yang telah menunggu Aryo di ruangan tersebut, yaitu kepala sekolah dan temannya. Aryo mengetuk pintu, kepala sekolah mempersilakannya masuk. Kemudian Aryo masuk dengan penuh rasa penasaran dan khawatir, karena baru kali ini ia mendapat panggilan dari kepala sekolah.

“Silakan duduk Yo…” ucap kepala sekolah.

“Terima kasih pak, kalo boleh saya tahu ada masalah apa ya pak?”

“Sebelum kita membahas lebih jauh kenapa kamu dipanggil ke ruangan ini, perkenalkan dulu, ini teman bapak yang sekarang udah punya perusahaan di Australia”

Mereka saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri mereka masing-masing. Teman kepala sekolah namanya adalah Pak Robby, usianya sekitar empatpuluh tiga tahun. Pak Robby adalah orang yang terbilang sukses untuk orang-orang yang seumuran mereka, dia bisa membawahi karyawannya yang berjumlah kurang lebih dua ribu lima ratus orang yang tersebar di lima cabang yang satu di Australia tepatnya di kota Perth dan yang lainnya tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Setelah memperkenalkan diri mereka masing-masing, kepala sekolah mulai menjelaskan sebab Aryo dipanggil ke ruangannya. 

“Gini Yo, sebab saya memanggil kamu adalah Pak Robby ingin mencari kandidat baru untuk mengisi kekosongan di manajemen perusahaannya di Australia, dan saya mengajukan kamu untuk ikut bersama pak Robby ini” jelas pak Latief. 

“Waduh… saya kan belum tau lulus nggaknya pak” jawab Aryo.

“Yo, sekolah kita kan mempunyai kewenangan untuk menentukan lulus tidaknya siswa. Jadi kamu udah pasti lulus karena saya dan guru-guru yang lain sudah mempertimbangkan untuk kelulusan kamu dari sekolah ini”

“Alhamdulillah…” ucap Aryo.

“Jadi gimana Yo, kamu mau ikut kan dengan saya ke Australia?” ujar pak Robby.

“Sebenernya saya mau banget pak, tapi saya kan masih fresh graduate, belum punya pengalaman kerja” ucap Aryo

“Itu gampang Yo, kamu kan bisa bekerja sambil belajar di perusahaan saya. Ntar banyak koq orang yang bakalan ngajarin kamu, di sana juga banyak orang-orang fresh graduate kayak kamu” jawab pak Robby dengan sangat yakin.

“OK deh pak saya akan coba, tapi saya nggak janji lho, saya hanya bisa berusaha pak”

“OK Yo, malem ini sekitar jam satu kita berangkat ke bandara” ucap pak Robby.

“Wah mendadak banget pak, tapi saya boleh kemas-kemas barang saya dulu kan pak?” tanya Aryo

“OK Yo, ntar jam satu malem kita tunggu disini. Kita berangkat sama-sama, saya akan ikut mengantarkan kamu ke bandara” ujar pak Latief.

“Baik pak”

“Ya udah Yo, mungkin kamu mau kemas-kemas barang kamu dulu”

“Terima kasih pak, kalau begitu saya pamit pulang dulu”

“O iya silahkan Yo”

Aryo meninggalkan ruangan kepala sekolah. Pintu kembali ia tutup.

“Kamu jangan khawatir Rob, soalnya kemampuan Aryo itu lebih dari rata-rata, ia adalah sosok orang yang tidak kenal menyerah, mau berusaha dan mau berlama-lama dengan pekerjaan yang belum ia selesaikan”

“Iya Tief, aku lihat dari sorot matanya aja udah menunjukkan sosok orang yang tak kenal menyerah, aku yakin dia akan mampu mengisi kekosongan di perusahaanku” ujar pak Robby.

Sementara itu, Aryo bergegas menuju tempat yang telah mereka sepakati. Mereka akan membahas tentang tantangan dari Kevin yang akan dijalani oleh Aryo. Ia terus melangkahkan kakinya menuju ke tempat favorit anak-anak sekolahnya nongkrong. Tiba-tiba dari belakang Aryo ada seorang wanita yang menyapanya.

“Kak Aryo, mau kemana?”

“Eh non Nina, udah makan siang belum?” tanya Aryo.

“Belum kak”

“Kalo gitu ikut saya yuk non, disana temen-temen lagi pada ngumpul, kali aja dapet makan gratis” ujar Aryo sambil ketawa.

“Ya udah kak kita ke sana aja, nggak gratis juga nggak papa, kan ada kak Aryo” ledek Nina.

Aryo langsung melirikkan matanya ke arah Nina, orang yang diliriknya malah cengengesan. Mereka berjalan beriringan ke tempat tongkrongan dekat sekolah. Banyak siswa-siswi yang berjalan sambil bergandengan tangan dengan pasangan mereka masing-masing. Di jalanan pun banyak orang-orang yang menuju ke tempat tersebut. Dari kejauhan, Aryo dan Nina melihat Nadia yang berjalan bergandengan tangan dengan Kevin, mereka terlihat sangat mesra, maklum mereka sudah menjalani masa-masa pacaran mereka selama tiga tahun.

“Liat tu kak, kak Nadia ama pacarnya. Apa kak Nadia nggak mikir yah, selama ini dia udah dibohongi mentah-mentah oleh pacarnya sendiri”

Aryo hanya tersenyum mendengar perkataan dari Nina. “Yee, gitu-gitu juga kan kakak non sendiri”

“Tapi Nina udah sebel kak ama mereka” bantah Nina.

“Kalo non sebel, muntahin aja”

“Ih, kak Aryo ini, susah banget diajak serius” ujar Nina.

Aryo tertawa.

ʜᴀʀᴀᴘᴀɴ ᴅɪ ᴜᴊᴜɴɢ ꜱᴇɴᴊᴀ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang