PART 20 [Kemarahan Yang Datang Menghampiri]

57 3 0
                                    

Enam bulan setelah kejadian kebakaran yang menimpa perusahaan yang dipimpin Aryo, Widi dan Doni memutuskan untuk mengakhiri masa lajang mereka, semua keluarga tampak bahagia karena mereka tahu hubungan yang dijalin Doni dan Widi begitu harmonis walau ada sedikit pertengkaran, biasa, bumbu dalam suatu hubungan. 

Jessica sudah duluan melangsungkan pernikahan dengan tunangannya yang dulu dikenalkan kepada Aryo. 

Orang-orang yang menghadiri pesta pernikahan tersebut terhitung cukup banyak, mulai dari keluarga, teman-teman, kolega bisnis serta lainnya dan seperti biasa Aryo selalu menunjukkan tingkah konyolnya yang membuat orang-orang disana merasa terhibur. Bukannya bercengkrama dengan pengantin, orang-orang disana malah berkumpul bersama Aryo, mereka meminta pertimbangan dirinya untuk menjadi klien dari perusahaan yang dipimpin Aryo, ada juga yang meminta tips-tips dari Aryo untuk menjalankan perusahaan, karena mereka sudah mengetahui bagaimana sepak terjang dari Aryo dan perusahaan yang dipimpinnya. Aryo menanggapi semuanya dengan tenang dan bersahabat.

Selain memimpin perusahaan, Aryo juga membuka restoran yang tidak hanya menyediakan kuliner khas Indonesia tetapi juga kuliner-kuliner khas luar negeri apalagi Jepang, Negara yang selalu ia kagumi selama ini. Tidak butuh waktu lama untuk restoran tersebut merambah dan membuka cabang ke seluruh penjuru Indonesia. Restoran tersebut dikelola oleh Aryo, Nadia, Nina, Widi dan ibunya Widi. Tak lupa juga Ujang dijadikan Aryo sebagai supplier daging di restorannya, bukan berarti ia memonopoli semuanya, karena yang lainnya pun ia terima dengan senang hati. Tentu orang-orang disekitar restoran tersebut kecipratan untung dengan dijadikan sebagai karyawan restoran yang Aryo kelola. 

Karena Aryo memang orang yang selalu melihat peluang, ia membuat rumah kontrakan dan kost-an yang penghasilannya menjanjikan, minim perawatan juga. Uangnya terus mengalir bagaikan air bah dan terus masuk ke kantong Aryo, tetapi ia tak lantas menjadi sombong, ia sadar kalau semuanya itu hanya titipan dari Tuhan, bahkan uangnya itu ia sisihkan ke panti asuhan ‘Kasih Bunda’ yang sering ia kunjungi dan ke panti asuhan yang lain.

Layaknya hari-hari biasa di kantor, hari itu kebetulan hari yang selalu ditunggu-tunggu oleh seluruh karyawan, hari dimana mereka bisa menyalurkan aspirasi yang masih terpendam dalam diri mereka masing-masing. Tak pernah ada ide yang ditolak oleh Aryo, semuanya ditampung dan akan dikembalikan lagi dalam forum yang sama, dijalankan atau tidaknya ide itu tergantung dari kondisi perusahaan. Tapi yang namanya hidup, tidak ada yang semulus kulit bidadari, pasti ada aja jalan-jalan terjalnya yang menghambat, menghalangi bahkan yang ingin mematahkan tujuan tapi semua itu Aryo jalani dengan sikap sabar, menjalani hidup dengan rasa syukur, rasa cengeng ia buang jauh-jauh dari hidupnya. Prinsipnya kalau dapat jalan hidup yang bagus, disyukuri tetapi kalau dapat jalan hidup yang kurang bagus, tetap jalani dan jangan cengeng.

Para karyawan termasuk Aryo sudah berkumpul di salah satu ruangan yang sangat luas dan cukup bahkan lebih untuk menampung semua karyawan yang ada di kantor tersebut. Aryo mulai membuka pertemuan rutin tersebut dengan candaan khasnya yang bisa mencairkan suasana. Pintu ruangan tersebut terbuka dan terlihat seorang gadis kecil yang masuk ruangan itu sambil berlari menghampiri Aryo. Sontak para karyawan heran melihat gadis kecil yang menghampiri Aryo dan langsung memeluk big boss-nya tersebut.

“Anggi kapan dateng kesini?” tanya Aryo

“Balusan dateng om” jawab gadis kecil.

“Sama ayah ibu juga?”

“Iya om, Anggi kangen banget tau cama om” sambil terus memeluk erat Aryo dan melehkan air matanya.

Orang-orang yang melihat terharu.

“Temen-temen, kenalkan ini Anggi, putri pemilik perusahaan ini” ucap Aryo memperkenalkan gadis kecil yang sekarang berada dipangkuannya.

Gadis kecil itu melambaikan tangan sambil tersenyum kepada orang-orang yang ada dihadapannya. Semua karyawan yang ada di perusahaan tersebut menyambut gadis kecil itu dengan hangat. “Halo, om-tante namaku Anggi. Umul Anggi sekalang udah dua tahun” celoteh Anggi.

ʜᴀʀᴀᴘᴀɴ ᴅɪ ᴜᴊᴜɴɢ ꜱᴇɴᴊᴀ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang