Nadia masih bingung dengan apa yang akan diperbuatnya setelah Aryo memberikan sesuatu kepadanya. Rini cengengesan melihat Nadia yang kebingungan. Rini menarik paksa Nadia, ia memberitahu kalau Nadia harus presentasi di depan klien-klien yang sudah menunggu di ruang meeting.
“Gw belum siap Rin” ujar Nadia.
Rini tertawa. Ia memberi semangat kepada Nadia dan memberitahu kalau dia juga dulu pernah mengalami hal yang sama, dengan orang yang sama juga.
"Kampret tuh orang satu, gw bakal bikin perhitungan sama dia" ujar Nadia geram.
Rini cengengesan. "Bikin perhitungannya entar aja kalo udah kelar meeting kasian tuh klien pada nunggu, entar bulukan lagi mereka" ujar Rini.
Mereka beranjak dari sana, lalu masuk ke ruang meeting.
Terlihat dua orang pria, yang satu berperawakan besar tinggi, yang satu sedang-sedang saja dan seorang wanita yang berkacamata tebal, entah kacamata plus atau minus sepertinya wanita ini adalah assistennya. Wajah wanita ini cantik dan manis, parasnya yang ayu bisa membuat orang terpesona. Hanya saja dia salah memilih make-up. Nadia masuk dengan gugup karena ini pertama kalinya ia presentasi di depan klien, mendadak lagi. Sialan Aryo.
“Karena orang-orangnya sudah lengkap, mungkin meeting hari ini bisa langsung dimulai?” ucap Aryo.
“Baik, silakan pak Aryo" ucap salah seorang klien Aryo.
Dimulailah meeting hari itu.....
Terlihat Nadia menjelaskan dengan sedikit gugup, Aryo dan Rini tersenyum. Terkadang Aryo memperjelas maksud ucapan dari Nadia kepada kliennya. Begitupun dengan Rini, ia sering menambahkan apa yang dijelaskan oleh Nadia. Kagumlah klien Aryo dengan kekompakan antara boss dan karyawan. Secara keseluruhan Aryo sangat puas melihat pengalaman presentasi yang pertama bagi mantan majikannya ini.Meeting beres......
“Saya sangat puas sekali dengan hasil meeting kali ini pak Aryo. Semoga kita bisa menjalin kerjasama ya pak Aryo” ucap pria yang berperawakan besar.
Pria satu lagi dan wanita yang bersamanya tersenyum.
“Iya pak, mudah-mudahan saja” jawab Aryo sambil menjabat tangan kliennya ini.
Mereka keluar dari ruang meeting tersebut. Rini dan Nadia meminta izin untuk kembali ke meja kerjanya masing-masing, Aryo mempersilakan. Sedangkan Aryo mengantar kliennya ini sampai ke parkiran, sangat jarang terjadi seorang General Manager di perusahaan besar dan ternama mau repot-repot mengantar kliennya sampai ke parkiran, tapi itulah kebiasaan Aryo.
Mobil mereka melaju keluar dari parkiran sambil dipandu oleh seorang security.
“Pak, ternyata pak Aryo itu masih muda ya, ramah, suka bercanda lagi” ucap wanita yang berkacamata tebal setelah berada di dalam mobil.
“Kenapa, kamu naksir ya? masih single lho dia, kayaknya umurnya juga nggak beda jauh sama kamu” ucap pria yang sepertinya adalah atasannya.
Wanita itu tersenyum.
“Ciee… ciee… yang jatuh cinta pada pandangan pertama” ucap pria satu lagi.
“Berisik lu Ren” sergah wanita itu.
Atasannya tersenyum.
Sementara itu Aryo kembali lagi ke gedung kantor. Ia terus melangkahkan kakinya. Hingga saat dia berada di depan lift, langkahnya tertahan. "Anjrit lupa gw"gumam Aryo sambil menepuk jidatnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴀʀᴀᴘᴀɴ ᴅɪ ᴜᴊᴜɴɢ ꜱᴇɴᴊᴀ ✓
ChickLitAryo tersenyum, dia mengangkat tangan kanannya semacam orang yang menerima ajakan dari seseorang, lalu memandang langit-langit ruangan itu sambil terus tersenyum. "Yank, aku pulang duluan" ujar Aryo mantap. Matanya mengatup, tangannya terkulai lemas...