Cold boy :: enam belas

4.6K 599 428
                                    

[Don't forget to follow❤️]

Sejujurnya udah mau istirahat dulu, mau belajar dulu gitu buat PAT.

Tapi part kemaren ramee banget huhu, ak gak tegaan orangnya:( jd ga tega juga ga up.

Makasih yaa udh mau vote dan komen sebanyak-banyaknya. Wuffff u guys🌷

Ramein lagii yuk🥺👉🏻👈🏻

🦋

Pagi ini, (Namakamu), Zidny, Salsha dan Steffi berangkat bersama dari Mansion (Namakamu).
Mereka sampai ke sekolah tepat saat jarum jam menunjukkan pukul 6 pagi tadi.

Kini sudah memasuki jam ke 3 dan ke 4, dua jam sebelum bel istirahat berbunyi. Memasuki jam ke 3, Pa Handoko selaku pengajar fisika memasuki kelas XI MIA 2.

"Duduk dengan kelompok masing-masing, CEPAT!" ucap Pa Handoko tanpa basa-basi membuat semua murid ricuh mendengar nada tegas dan menyeramkan yang keluar dari mulut Pa Handoko.

Berbeda dengan gadis polos yang ada dikelas itu, suara Pa Handoko yang menyuruh muridnya duduk berkelompok membuat (Namakamu)—gadis polos itu— tersenyum manis.

"Hai Iqbaal,"sapa (Namakamu) saat Iqbaal baru saja duduk dikursi milik Zidny, Iqbaal mengangguk cuek tak peduli dengan sapaan itu.

"Anak-anak, kumpulkan tugas kemarin lalu segera membuat rangkuman serta menjawab soal-soal yang tertera dibuku cetak. Sambil menunggu bukunya selesai dikoreksi, silahkan berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mempresentasikan hasil rangkuman kalian di jam pelajaran saya dihari berikutnya." jelas Pa Handoko.

"Baik pak."

Semua murid maju untuk mengumpulkan tugas mereka.

(Namkamu) kembali duduk di bangkunya setelah mengumpulkan tugas kelompoknya. Gadis itu baru ingin memulai percakapan dengan laki-laki disebelahnya, sebelum mulutnya terbuka, Iqbaal terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang membuat (Namakamu) sedikit sakit hati.

"Jangan karena kemaren gue terima bekel lo, jadi buat lo ke pedean. Gue gak sudi deket-deket sama lo, dan tugas ini. Gak usah diskusi, terserah lo mau kaya gimana ngerjainnya gue cuma bantuin pas presentasi didepan. Dan asal lo tau, dibalik kebaikkan gue yang akan datang. Ada orang yang berjuang buat bikin gue baik ke lo. Inget," ucap Iqbaal dengan nada sinis dan tidak suka.

(Namakamu) menunduk dan sesekali mengangguk, ia hanya menuruti apa yang Iqbaal katakan. Tidak mau membuat pria itu marah apalagi membuat pria itu semakin membencinya, walaupun sebenarnya ia sedikit tidak paham dengan akhir perkataan yang pria itu lontarkan.

"Bagus."

Jujur, perkataan Iqbaal membuat hatinya sakit dan hancur. Tapi rasa semangat mengejar dan memperjuangkan cinta pria itu tidak sedikit pun berkurang dari hati (Namakamu).

"Dan lo harus inget, gak usah sok kaya di depan gue. Barang mewah dan lain semacamnya ternyata itu hasil dari kerja keras nyokap lo yang waktu itu gue liat di supermarket. Dari tampangnya aja dia wanita pekerja keras, coba liat diri lo. Malah kaya gini lo pake duit orang tua lo, buat barang-barang mahal yang ga penting-penting banget."

(Namakamu) menunduk, semakin sakit saja hatinya mendengar ucapan Iqbaal. Ia lebih suka melihat Iqbaal yang dingin ke orang-orang daripada Iqbaal yang kasar seperti ini ke dirinya.

"Itu bukan Mama aku baal," ucapnya lirih.

"Terserah gue gak mau denger," ucap Iqbaal ketus lalu mulai memainkan ponselnya.

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang