[DON'T FORGET TO FOLLOW]
Hai udah lama banget ya gue ga up:)
ak ud kls 12 sekarang:)
ga tau kenapa jadi kepikiran mau masuk fakultas apa
kek jadi ada beban tersendiri gt jadi kepikiran.Minta maaf banget kalo mungkin bakal ngaret kalo up karena mood gue lagi gaenak banget buat ngetik wattpad😌😌😌
🦋
Sementara keadaan di sekolah.
Iqbaal sedari tadi hanya diam saat Zidny menceritakan hal kemarin kepada temannya. Devano pun kaku tidak paham dengan apa yang terjadi.
"Stef? Kok lo?" Salsha menatap kecewa Steffi, gadis itu menggeleng.
Iqbaal memandang lurus dengan tatapan kosong. "Bukan salah Steffi, gue, gue satu-satunya orang yang bersalah." Devano menatap Iqbaal.
Steffi sedari tadi sudah menangis, merasa dirinya bersalah. Gadis itu pun kini berada di dekapan Devano yang hanya kaku mendengar cerita Zidny.
"Kenapa sih lo berdua tega banget sama (Namakamu), emang dia pernah jahatin kalian?" Aldi menggeleng tidak mengerti dengan kelakuan kedua sahabatnya.
"Gue gak bermaksud kaya gitu." Steffi menegakkan tubuhnya, tak sanggup melihat teman-temannya yang menatap kecewa pada dirinya.
"Biar gue jelasin." Iqbaal angkat suara. Steffi menggeleng. "Gue aja Baal."
Steffi menghela nafasnya. "Waktu itu, Iqbaal yang masih sering sakitin (Namakamu) tiba-tiba aja ngechat gue. Dia bilang, dia tertarik sama gue. Jujur, disitu gue shock banget. Apalagi disitu posisinya gue lagi deket sama Devano juga. Dia ngajak gue makan siang bareng pas pulang sekolah buat pertama kali nya. Mungkin kalian curiga kenapa setiap pulang sekolah gue suka izin ke toilet, ya karena Iqbaal selalu ngajak gue jalan setelah pulang sekolah."
Menghela nafas sebentar, menatap teman-temannya yang menatap dirinya dengan raut wajah serius. "Jujur, gue gak suka sama sekali sama Iqbaal. Dia yang tiba-tiba aja pengen lebih deket sama gue, buat gue berfikir kalo dengan cara gue menerima Iqbaal mungkin aja bisa gue manfaatin biar Iqbaal ga terus-terusan nyakitin (Namakamu). Gue ngelakuin ini karena gue yakin lambat laun Iqbaal akan menerima (Namakamu). Mulai gue yang maksa nerima bekel dia. Dan soal Iqbaal dan (Namakamu) pacaran, gue bener-bener kaget dan gue gak tau apa-apa tentang itu. Gue seneng akhirnya Iqbaal mau mencoba walauapun gue gak tahu tujuan apa yang sebenarnya Iqbaal rencanain."
Iqbaal menyela ucapan steffi. "Iya, awalnya gue emang manfaatin (Namakamu). Gue pacaran sama (Namakamu) karena gue mau ngerjain dia aja. Tapi lama kelamaan gue malah nyaman sama dia. Gue cinta sama (Namakamu)."
"Perihal gue sama Iqbaal kemaren, itu gue mau selesaiin semuanya. Iqbaal juga udah jujur kalo dia cinta sama (Namakamu), gue seneng banget dengernya. Dan kalo masalah pelukan itu karena Iqbaal berterima kasih sama gue."
Steffi menunduk. "Gak ada niat sedikit pun gue rebut Iqbaal dari (Namakamu). Kalian pun tau, dari awal
gue udah deket sama Devano dan gue pun udah suka sama dia. Iya, gue tau gue salah terima ini. Tapi gue ngelakuin ini supaya Iqbaal sadar kalau ada (Namakamu) yang tulus sama dia. Gue mau Iqbaal melihat (Namakamu) walaupun gue korbanin diri gue sebentar." Steffi merintihkan air matanya.Salsha dan Zidny dengan cepat memeluk Steffi. "Maafin gue nuduh lo yang enggak-enggak." Zidny semakin memeluk erat Steffi, Steffi menggeleng. "Gak apa-apa Zee, gue ngerti."
"Gue tau lo orang baik Puy, makannya gue shock denger ceritanya Zee." Salsha menghapus air mata yang jatuh ke pipi Steffi.
"Sorry Steff." Iqbaal menatap Steffi.
![](https://img.wattpad.com/cover/167732577-288-k936723.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
FanfictionJangan pernah lupa kalau manusia punya batas lelah dan sabar