[DON'T FORGET TO FOLLOW]
gercep bgt oi dah 100+ komentar aje:)
jangan lupaa di vote + komen yaaw!!❤️🦋
Hari ini tidak tau kenapa Iqbaal menjadi lebih diam, ia seperti tidak mood untuk menjalankan aktivitasnya. Hal ini dijadikan Katya peluang untuk mendekati Iqbaal. "Hai Baal." Kebetulan Ini jam istirahat, kini keadaan kelas kosong hanya terdapat Katya dan Iqbaal.
"Pergi lo!" ketus Iqbaal. Katya menatap kesal Iqbaal. "Kenapa sih kamu ketus banget sama aku."
Iqbaal tersenyum miring. "Karena gue gak suka cewek caper."
"Aku gak caper Iqbaal," ucap Katya. Iqbaal tertawa sini. "Lo adalah cewek tercaper yang pernah gue tau."
"Kamu kenapa sih? Bahkan kita baru kenal kemarin." Iqbaal memasang wajah dinginnya. "Itu lo tau, baru kenal kemaren tapi kelakuannya udah kaya gini ke gue."
Katya terdiam, dirinya sedang di landa malu saat ini.
"Wesss, udah ada yang baru Baal?" teriakan Aldi membuat Iqbaal dan Katya menatap kearah pintu yang sudah lengkap dengan (Namakamu) dan Abidzar dkk.
Iqbaal hanya diam, ia tahu (Namakamu) tidak suka dirinya kasar kepada Katya. Sedangkan Katya hanya menunduk memasang wajah malu-malu.
"Malu-malu gitu Kat." Katya terkekeh. "Apaansih, aku sama Iqbaal cuma ngobrol biasa." Iqbaal diam-diam memutar bola matanya saat mendengar ucapan Katya.
(Namakamu) yang melihat kejadian itu hanya mencoba tersenyum, mencoba ikhlas. Mereka pun duduk di tempatnya masing-masing begitupula Katya.
Iqbaal sedari tadi hanya diam, dirinya menjadi lebih dingin dan lebih irit bicara kepada teman-temannya. Tetapi hal itu tidak membuat pandangan Iqbaal terhadap (Namakamu) lepas, tidak tau kenapa mata Iqbaal selalu ingin menatap wajah menenangkan (Namakamu).
"Diliatin aja," ucap Abidzar yang menangkap pandangan Iqbaal untuk (Namakamu). Iqbaal mengangguk.
"Nyerah Baal?" tanya Abidzar.
Ucapan Abidzar membuatnya tertawa sinis. "(Namakamu) milik gue, dia cuma buat gue. Dan gue... gak akan nyerah buat bikin dia balik sama gue." Abidzar hanya mengangguk-angguk saja.
Abidzar sekarang mengerti seberapa besar rasa yang Iqbaal miliki untuk (Namakamu).
🦋
Hari ini (Namakamu) kembali di jemput Arkan. Dan hari ini keduanya akan mengunjungi bakery (Namakamu).
"Hai, pulang sama siapa?" tanya Iqbaal yang sepertinya memang menunggu (Namakamu) pulang terlebih dahulu. Dikarenakan memang (Namakamu) menunggu kelas kosong baru dirinya pulang.
(Namakamu) menoleh sebentar pada Iqbaal. "Sama Bang Arkan," ucapnya dengan pandangan yang lurus menghadap depan.
"Udah dateng?" tanya lembut Iqbaal dibalas anggukan (Namakamu). "Duluan." (Namakamu) berlari dengan cepat tidak mau Arkan melihat ia berdekatan dengan Iqbaal. Iqbaal terdiam kemudian menghela nafasnya.
Iqbaal menghampiri mobilnya saat mobil Arkan melaju keluar dari gerbang, dilihatnya Katya yang masih berdiri di tempat tunggu jemputan. Katya pun melihat Iqbaal yang berjalan kearah mobilnya. Saat mobil Iqbaal ingin melaju didepannya, Katya yakin Iqbaal akan menawarinya tumpangan.
Tetapi dugaannya salah, mobil itu melaju cepat melewati Katya begitu saja. "Sialan! Padahal gue udah nyuruh supir gue biar gak jemput. Liat aja Iqbaal! Lo akan bertekuk lutut sama gue. Dan buat cewek sok polos itu, gue akan buat dia menderita," gumam Katya pelan dengan nada sinis dan senyum licik yang tercetak di wajahnya.
🦋
Arkan dan (Namakamu) kini berada di bakery milik (Namakamu), keduanya bersantai di ruangan milik (Namakamu) dengan Arkan yang sibuk mengerjakan tugas melalui Macbook Pro nya sedangkan (Namakamu) seperti biasa, merekap data tokonya serta membaca komentar-komentar bakery nya.
"Gak ada rencana ngelaunching cake baru?" tanya Arkan yang sesekali ikut membaca komentar-komentar bakery (Namakamu).
"Ada sih, tapi lagi nyari tema sama konsep yang fresh gitu bang." Arkan mengangguk lalu lanjut mengerjakan tugasnya.
"Ka Vita mana?" (Namakamu) menoleh menatap Arkan sekilas. "Lagi ke Bandung, liat cabang yang di sana."
"Pantes gak kesini, btw kapan mau buka identitas pemilik cafe ini?" (Namakamu) berhenti mengetik, teridam sebentar lalu menggeleng. "Mungkin abis lulus, tapi masih belum tau juga."
"Kenapasih gak mau diumbar, hm?" (Namakamu) menggeleng. "Gak apa-apa, emang gak mau aja."
"Dasar manusia tertutup!" Arkan mencubit gemas pipi (Namakamu) membuat sang pemilik pipi mengerucutkan bibirnya sebal. "Pipi aku merah bang!"
"Biasanya juga pink pink gitu yaa!" (Namakamu) semakin mengerucutkan bibirnya lalu berdiri. "Aku mau ke depan, mau ngeliat menu. Mau ikut gak?"
"Duluan aja, gue dikit lagi selesai nih." (Namakamu) mengangguk. "Oke bang." (Namakamu) pun keluar dari ruangannya.
Gadis itu memasuki tempat kasir dan pelayan untuk melihat daftar menu yang ada.
"Lho (Namakamu)?" suara seseorang yang sangat (Namakamu) kenal menyapa dirinya yang sedang melihat menu bakernya.
"Zee?" ucapnya pelan.
Zidny mengernyitkan dahinya. "Ini kan temen kamu ya Zee?" tanya Bunda Rike. Memang disini ada Zidny, Teh Ody dan Bunda Rike.
"Iya Nda, Ngapain lo disini?" tanya Zee menatap (Namakamu) bingung. Teh Ody menggeleng. "Ck ck, kamu gak tau zee?"
Kali ini, Zidny menatap bingung Teh Ody. "Hah? Gak tau apasih?"
(Namakamu) hanya diam. "(Namakamu) tuh pemilik bakery ini." Bunda Rike, Zidny dan salah seorang laki-laki yang baru saja menghampiri keempatnya membelalak.
Teh Ody dengan cepat menutup mulut dengan tangannya. "Oops, keceplosan."(Namakamu) tersenyum kikuk. "Kamu pemilik bakery ini?" tanya Iqbaal, laki-laki yang menghampiri keempatnya itu.
Teh Ody kini membelalak mendengar kosa kata panggilan Iqbaal untuk (Namakamu). "Kamu?" tanya nya menatap Iqbaal.
Iqbaal mengangkat kedua bahunya malas menanggapi kakak perempuannya. "Sejak kapan lo manggil orang pake kamu?" Iqbaal berdecak. "Brisik."
"Gimana jadi pes—" ucapan Arkan yang baru saja keluar dari ruangan khususnya itu terpotong saat melihat orang-orang yang ada di depannya.
"Iqbaal? Zidny?" Arkan menautkan alisnya bingung.
(Namakamu) menunduk sebentar lalu menghela nafasnya. "Kalian masuk aja yuk, duduk di dalem. Zee, nanti aku jelasin didalem ya." Arkan dengan peka pun mengajak keempatnya masuk.
"Kak tolong bawain buku menu ke dalem ya." Salah satu pelayan mengangguk. (Namakamu) pun dengan cepat memasuki ruang kerjanya.
🦋
Ramein yukk

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
FanfictionJangan pernah lupa kalau manusia punya batas lelah dan sabar