Cold boy :: empat dua

3.2K 483 206
                                    

[DON'T FORGET TO FOLLOW]

Special for my birthday today,
Hari ini double up HEHEHE

Seneng gak seneng gak!?

🦋

Pagi ini di sekolah, dihebohkan dengan berita Iqbaal dan Katya yang berangkat bersama. Berita itu heboh mengingat keduanya sampai di sekolah saat siswa sedang ramai-ramainya berkumpul di koridor untuk melihat para guru yang sedang mengikuti senam jumat.

"Wah gila tuh anak baru, baru masuk langsung dapet iqbaal, ck ck."

"Cantik sih, tapi ga suka gue sama gaya nya."

"Iqbaal mana mungkin ngajak tuh cewek bareng, paling juga ceweknya yang kegatelan."

cibiran-cibiran manusia yang didominasi bergenre perempuan itu memasuki indra pengengaran Katya. Gadis itu tidak tersinggung sedikit pun, malah kepalanya semakin terangkat angkuh.

Keduanya kini memasuki kelas yang dapat di katakan sepi. Hanya ada kumpulan Abidzar dan (Namakamu). "Widih doi baru nih Baal?" teriak Aldi meledek.

(Namakamu) melihat keduanya, memasang wajah seperti biasa tetapi dengan keadaan hati yang remuk.

Katya yang diledek seperti itu hanya tersenyum malu. "Ah Iqbaal temen aku doang kok," ucapnya manis. Iqbaal diam, ada (Namakamu) yang melihatnya. Tidak mau (Namakamu) semakin membenci dirinya karena mengasari Katya.

Kedua manusia itu menaruh tasnya di tempat masing-masing. Iqbaal berjalan kearah Devano dan Aldi. Sedangkan Abidzar duduk dihadapan (Namakamu).

Saat ini Iqbaal hanya menatap lurus (Namakamu) yang sedang tertawa bersama Abidzar. Keduanya sedang memainkan game Ludo dari ponsel Abidzar. "Abii!!!!" pekiknya gemas.

"Hahaha." Abidzar tertawa keras. Aldi dan Devano menatap Abidzar horror begitu pula Zidny, Salsha dan Steffi. "Berisik ketawa lo." Abidzar memutar kedua bola matanya tidak peduli.

Iqbaal nyaman. Hanya dengan melihat senyum gadis yang masih dan berencana akan selalu ia cintai tertawa. Sering kali Iqbaal bertanya pada dirinya, mengapa gadis itu menenangkan?

"Jangan dilihatin terus kali! Gabakal ilang!" Devano mengusap kasar wajah Iqbaal, nada bicaranya pun sedikit berteriak membuat semuanya menoleh termasuk Katya.

Katya, tentu gadis itu melihat jelas apa yang Iqbaal lakukan. Matanya menatap nyalang (Namakamu), ia benar-benar ingin menyingkirkan (Namakamu) dari Iqbaal. Bahkan dari sekolah ini.

"(Namakamu)... gak cantik-cantik amat, manis kaga, sok polos, tajir? Keliatannya anak biasa aja. Kok bisa ya Iqbaal mau sama dia? Gue bakal cari tau sendiri kisah mereka dulu, bahkan dari orangnya langsung!" Katya bergumam dalam hati dengan senyum miring yang tidak terlalu kentara di wajah cantiknya.

🦋

Bel istirahat telah berbunyi, (Namakamu) saat ini tidak ikut teman-temannya ke kantin. Gadis itu memilih menyelesaikan catatannya dan memakan bekalnya di kelas.

Iqbaal yang juga tidak ke kantin berencana menghampiri gadisnya itu. "Gak ke kantin?" tanya Iqbaal saat dirinya baru saja duduk di sebelah Iqbaal.

(Namakamu) menoleh ke samping dengan senyum tipis yang dapat Iqbaal lihat walau hanya sebentar. "Enggak, hehe."

Iqbaal mengangguk, jarinya mengetuk-ngetuk pelan meja guna menghindari ke heningan diantaranya. Jangan lupa, ada Katya yang masih berada di kursinya.

"Mau?" (Namakamu) mengangkat bekalnya mengarah kehadapan Iqbaal. Senyuman Iqbaal mengembang, dengan senang hati dirinya mengambil sandwich telur buatan (Namakamu).

Mengigit ujung sandwich, lalu senyum itu kembali mengembang. "Rasa sandwichnya masih sama, kalo rasa kamu masih sama gak buat aku?" Iqbaal menatap intens (Namakamu) yang kini terdiam menatap tempat pensilnya. Kebetulan gadis itu sudah selesai dengan catatannya dan sedang merapihkan buku-buku serta pulpennya.

Iqbaal menghela nafas, tidak mau terlalu mengharapkan sebuah jawaban akan keluar dari bibir manis mantan kekasihnya itu. "Ikut ke apartement aku lagi yuk," ucap Iqbaal asal.

(Namakamu) lagi-lagi terdiam. Katya yang memang sedari tadi sedang menguping keduanya lantas membelalakan matanya mendengar kalimat yang keluar dari mulut Iqbaal. Apartemen? Berdua?

(Namakamu) menggeleng. "Udah ya, Baal." Iqbaal tertawa lirih. "Selalu, kamu gak pernah mikir perasaan aku ya?"

(Namakamu) memalingkan pandangannya. "If i say stop, stop!" Iqbaal menggeleng lalu tanpa permisi sebulir cairan dari dalam matanya menetes. "I miss you," ucapnya dalam.

Abidzar dan yang lainnya memasuki kelas. "(Nam)!" Abidzar menarik (Namakamu) kebelakang tubuhnya dan detik itu juga air matanya menetes.

"Gak usah deket-deket sama (Namakamu) lagi! Udah berapa kali Baal gue bilang kata itu ke lo!?" Abidzar berbicara kesal dihadapan Iqbaal.

Iqbaal menatap tajam Abidzar. "Lo!" menunjuk Abidzar, "bukan siapa-siapa (Namakamu)! Gak usah ikut campur!"

"Gue sayang (Namakamu) sebagai adik gue. Gue ngelakuin ini buat kebaikan lo, buat kebabaikan (Namakamu) juga."

Iqbaal tertawa sinis. "Alah gak usah munafik! Dari awal, lo emang gak mau (Namakamu) pacaran sama gue. Iya kan!?" air matanya menetes lagi. "Dan gue," Iqbaal menunjuk dirinya sendiri. "Gak akan pernah ngelepasin (Namakamu)!"

(Namakamu) menghapus air matanya yang jatuh. "Abidzar bener Baal," ucap (Namakamu) tak sanggup melanjutkan katanya.

Iqbaal menatap sendu (Namakamu), mendekati (Namakamu) dan menggenggam jemari (Namakamu) dengan paksa dan kepala yang menunduk. "Kita backstreet di depan Arkan."

(Namakamu) menggeleng cepat. "Aku gak mau, please jangan paksa aku." Iqbaal yang mendengar ucapan (Namakamu) kini menggelengkan kepalanya, air matanya kian deras.

"Kalo lo masih mau ngeliat (Namakamu), ikutin apa kata gue Baal." Iqbaal yang mendengar suara Abidzar tersulut emosi. Berdiri dengan wajah merah padam lalu menendang salah satu meja yang ada dikelas.

Jangan lupakan murid-murid yang menonton dari dalam ataupun luar kelasnya. "ARRRRGGGHH!!" Iqbaal keluar kelas dengan emosi yang memuncak.

Katya yang melihat kesempatan itu pun menyusul laki-laki pujaannya tanpa disadari semua orang. Kecuali gadis dengan rambut lurus sebahu.

🦋

Vote komennya jangan ketinggalan ya guys!

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang