Cold boy :: empat tiga

3.3K 486 170
                                    

[DON'T FORGET TO FOLLOW]

Yeay double up hehe akhirnyaa

Jangan lupaa vote & komen ges🙏🏻

🦋

"Apa sih yang kamu liat dari (Namakamu)?" Katya berucap saat dirinya berada di belakang Iqbaal.

Iqbaal menoleh lalu kembali meluruskan pandangannya, malas mengurusi perempuan yang kini duduk disebelahnya.

"Kenapa sih Baal kamu gak pernah ngelirik aku?" Iqbaal tersenyum sinis. "Bahkan kita kenal baru hitungan hari, ck ck."

Katya terdiam lalu satu detik kemudian kembali berbicara. "Ya seenggaknya sekarang ada aku Baal, aku lebih segalanya dari pada (Namakamu)!"

Iqbaal sedari tadi menampilkan smirk smilenya. "Lo terlalu percaya diri! Bahkan lo gak tau siapa (Namakamu)."

"A-aku tau (Namakamu)! Dia cuma gadis biasa yang beruntung bisa pacaran sama kamu." Katya menyela.

Iqbaal menatap Katya dalam membuat Katya tersipu. "Lo keren." Katya mengangkat satu alisnya lalu tersenyum. "Keren?"

Iqbaal mengangguk. "Lo keren...bisa buat gue benci sama lo hanya dalam hitungan hari kenal." Katya mengubah mimik wajahnya. Kesal, ia semakin bertekad membuat (Namakamu) menderita!

Katya tersenyum miring dengan tipis, Iqbaal tidak menyadari senyuman itu. "Terserah! Aku gak akan nyerah buat kamu bertekuk lutut sama aku!" Katya berlalu begitu saja sedangkan Iqbaal hanya diam lalu menangkat kedua bahunya. Katya pun sergi menusu kelas.

Katya saat ini berada didepan kelas, ia melihat (Namakamu) yang sepertinya ingin membuang sampah. Katya pun tersenyum penuh arti.

"(Nam)!" panggil Katya. (Namakamu) yang telah membuang sampah pun tersenyum. "Hai Katya! Lagi ngapain disini?"

Katya menundukkan kepalanya lalu berdeham pelan. "Gue... boleh gak gue curhat sama lo?" (Namakamu) tersenyum mendengar pertanyaan Katya.

"Boleh kok! Mau curhat kapan?" tanya (Namakamu). "Nanti pulang sekolah bisa?" (Namakamu) mengangguk.

🦋

Pulang sekolah tiba. (Namakamu) menepati janjinya dengan Katya bahwa ia dengan senang hati mendengar curhatan gadis itu.

"Jadi... kamu mau curhat tentang apa?" tanya (Namakamu) saat Katya dengan nyaman duduk di sebelah (Namakamu).

"Gue suka sama Iqbaal," frontal Katya. (Namakamu) monolehkan wajahnya ke samping, terkejut mendengar perkataan Katya. "Te-terus kenapa kamu bilang aku?"

"Jujur aja, gue cemburu lo liat sama Iqbaal. Gue... sedih liat kalian berdua." Katya meneteskan air matanya membuat (Namakamu) tidak tega. (Namakamu) kemudian merangkul Katya lembut. "Maafin aku ya."

Katya menggeleng. "Bukan salah lo, emang gue nya aja harus sadar diri kalo Iqbaal gak mungkin mau sama gue." (Namakamu) menggeleng. "Enggak Kat, kamu cantik. Gak mungkin 'kan Iqbaal gak suka sama kamu?"

Katya menunduk lalu menggeleng. "Iqbaal benci banget sama gue." (Namakamu) terdiam beberapa detik. "Mau bantu gue gak?"

Katya mendongakkan wajahnya. "Mau gak?" (Namakamu) mengangguk perlahan, tidak dapat dipungkiri dadanya sesak sedari tadi.

Katya menghapus air matanya. "Boleh gak gue tau kenapa lo sama Iqbaal bisa pacaran dan kenapa kalian bisa putus?" (Namakamu) menunduk, ia ingin menolak. Tetapi rasa tak enak di hatinya membuatnya mau tidak mau menganggukkan kepalanya.

(Namakamu) pun menceritakan awal ia mendekati Iqbaal. Tetapi (Namakamu) tak menceritakan perlakuan  Iqbaal serta perlakuan laki-laki itu yang membuat ia masuk rumah sakit. "Wah, jadi... lo dulu ngejar-ngejar Iqbaal?" tanya Katya.

"Iya Kat," ucapnya pelan. "Kok gak malu sih?" (Namakamu) mengernyitkan alisnya. "Hah?" Katya menggeleng. "Lupain aja."

Katya kembali berucap. "Jadi...gue masih punya kesempatan 'kan buat jadi pacarnya Iqbaal?" (Namakamu) mengangguk pelan.

"Gue mohon banget buat bantuin gue ya!?" Katya berseru semangat. "Terus teruss kok kalian bisa putus? Siapa yang putusin?" (Namakamu) menggeleng. "Maaf ya aku gak bisa cerita soal yang itu." Katya memasang wajah sebal. "Iya deh."

(Namakamu) bangkit. "Kalo gitu aku pulang ya?" Katya pun bangkita lalu mengenggam pergelangan tangan (Namakamu). "Jangan deket-deket sama Iqbaal ya, gue gak suka liatnya." (Namakamu) mengangguk lalu menunduk. "Ya udah aku duluan Kat."

(Namakamu) pun pergi dari depan kelas menuju tempat penjemputan.

🦋

Keesokan hari nya, (Namakamu) benar-benar di pantau Katya. Ia merasakan itu karena sedari tadi Katya menatapnya terus menerus, seperti memastikan sesuatu.

"Hai," sapa Iqbaal. Kini (Namakamu) dan Iqbaal kembali berisitirahat di kelas. Ia lupa kalau Iqbaal sudah jarang ke kantin dan lebih memilih istirahat di kelas.

(Namakamu) mendongak saat mendengar sapaan Iqbaal. (Namakamu) pun tersenyum tipis membalas sapaan Iqbaal. Ia melihat kearah Katya yang memasang wajah sedihnya. "Gak ke kantin lagi? Kenapa?"

(Namakamu) tergagap. "A-aku mau ke perpustakaan, ah iya perpustakaan. Duluan ya Baal." (Namakamu) berdiri lalu sesaat baru saja bangkit lengannya di genggam Iqbaal bersamaan dengan Katya yang menghampiri keduanya. "(Namakamu) anterin aku ke kantin yuk," ucap Katya sembari mengode-ngode (Namakamu).

(Namakamu) melepas genggaman Iqbaal. "Nih sama Iqbaal aja, aku mau ke perpustakaan soalnya hehe, maaf ya Katya." Katya berpura-pura sedih dihadapan (Namakamu).

Iqbaal terdiam, Katya menoleh menatap Iqbaal. "Iqbaal mau antar aku ke kantin?" tanya nya polos, sok polos lebih tepatnya.

"Sorry gue lagi gak mau ke kantin." Iqbaal berbicara tanpa menatap Katya, pandangannya masih tertuju (Namakamu) dan memalingkannya sedikit pun.

(Namamamu) mengehela nafasnya dan menguatkan hatinya lalu memohon lembut. "Baal, anterin ya."

Iqbaa menggeleng. "Aku gak mau, sayang." (Namakamu) menggeleng. "Anter ya."

Iqbaal mendengus sebal. "Ya udah ayo! Cepet gak pake lama. Lo lama gue tinggal," ucap Iqbaal dingin lalu berjalan lurus kedepan. Katya mendengus sinis melihat perbedaan yang kentara dari sifat Iqbaal kedirinya dan (Namakamu).

"Gue makin sedih liat lo berdua," ucap kecewa Katya sebelum pergi menyusul Iqbaal. (Namakamu) menunduk, merasa bersalah karena ulahnya, Katya menjadi kecewa seperti ini.

"Aku juga sedih liat kalian, Kat." (Namakamu) bergumam yang tanpa sadar membuatnya berhasil meloloskan cairan dari kedua mata indahnya.

🦋

Beneran sedih banget vote dan komennya menipis parah huhu😭

Cold BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang