[DON'T FORGET TO FOLLOW]
Vote dan komennya mulai menurun huhu:(
yuk ramein lagi yukbtw, thank u yg udh mau nunggu cerita ini❤️
🦋
Dilihatnya kelima manusia itu sudah duduk di sofa ruangan (Namakamu) dengan pandangan yang tertuju pada (Namakamu). "Bentar ya aku beresin ini dulu." Gadis itu pun merapihkan Macbook dirinya dan Arkan lalu ia letakkan di meja kerjanya dan buku-buku Arkan ia masukkan ke tas laki-laki itu.
Gerak-gerik (Namakamu) benar-benar tak lepas dari pandangan Iqbaal. Dan itu disadari oleh orang-orang sekitarnya kecuali (Namakamu).
Setelah gadis itu selesai dengan kegiatannya, (Namakamu) duduk disofa kecil sebelah Arkan yang duduk di sofa single utamanya. "Jadi? Lo punya toko kue selama ini?" tanya Zidny membuka percakapan.
(Namakamu) mengangguk kecil. "Iya Zee, maaf ya ga bilang-bilang." Zidny mengangguk, dirinya tahu betul bagaimana sifat (Namakamu).
"Tau gak Bun, (Namakamu) buka toko kue gini dari kelas 2 Smp! Keren banget gak siiii!!!?" Teh Ody berucap antusias. "Terus sekarang cabangnya udah dimana-manaa!!"
Bunda Rike menggeleng takjub lalu menatap (Namakamu). "Keren banget kamu."
(Namakamu) tersenyum tipis. "Makasih Bunda." Arkan menoleh mendengar panggilan (Namakamu).
Bunda Rike terkekeh. "(Namakamu) 'kan temennya Zidny dan Iqbaal, mungkin temennya Ody juga sekarang. Jadi (Namakamu) biar enak panggil Bunda dengan sebutan Bunda juga." Arkan mengangguk mengerti. "Kamu pacarnya (Namakamu)?" tanya Bunda Rike.
Arkan tertawa kecil mendengar pertanyaan Bunda Rike. "Bukan tante hehe, aku sepupunya (Namakamu)." Bunda Rike ikut tertawa. "Duh maaf ya sok tau gini Bunda, kalian mirip juga sih emang."
"Permisi," ucap salah seorang pelayan yang mengetuk pintu ruangan (Namakamu). (Namakamu) berdiri dan dengan cepat membuka 'kan pintu untuk pelayan tokonya.
Keempatnya memuji perbuatan (Namakamu) karena menyuruh pelayannya masuk tidak dengan berteriak.
(Namakamu) membawa buku menunya dan diletakkan diatas meja, sedangkan pelayan toko tersebut berdiri memegang catatan pesanan. "Ayo dipesen semua."
Semuanya mengangguk lalu melihat buku menu, kecuali Iqbaal yang masih menatap (Namakamu). "Saya pesen kesukaan (Namakamu) aja," ucap Iqbaal membuat Teh Ody dan Bunda Rike mengernyit menatap Iqbaal begitupun sang pelayan yang tidak tahu ingin menulis apa.
(Namakamu) menghela nafasnya. "Croissant isi tuna extra cheese 2 Ka," ucapnya menatap pelayan tersebut. Iqbaal tersenyum tipis, hampir tidak terlihat.
Setelah yang lainnya memesan pun dengan minumannya, pelayan itu keluar dan melanjutkan tugasnya.
"Lo kenapa sih sama (Namakamu)? Suka?" Teh Ody bertanya dengan kebingungan yang sedari tadi menghampirinya. "Gue pacarnya (Namakamu)!" seru Iqbaal menatap Teh Ody sebal.
Semua membelalakan mata menatap Iqbaal, kecuali Zidny, menatap malas laki-laki itu. "Udah putus kalii," sindir Zidny.
"Berisik lo!" sunggut Iqbaal. Teh Ody dan Bunda Rike lagi-lagi bingung mendengat penuturan Zidny. "Hah?"
"(Namakamu) mantannya Iqbaal! mereka putus gara-gara Iqbaal selingkuh!"
Bunda Rike dan Teh Ody membelalak. "Sejak kapan anak Bunda menjadi laki-laki seperti itu?" Zidny tersenyum miring. "Iqbaal juga sering bully (Namakamu), sampe (Namakamu) masuk rumah sakit." Iqbaal mengangguk, menyumpah serapahi Zidny.
