[DON'T FORGET TO FOLLOW]
SOOOOW, GUE IZIN MAU NETFLIXAN DULU
HEHE BUBAY🦋
Sudah terhitung 2 bulan Katya mendekati Iqbaal tentu dengan bantuan (Namakamu). Hebatnya, hal ini tidak diketahui oleh teman-temannya. Sedangkan Iqbaal sendiri sudah tau apa yang gadis licik itu rencanakan.
Pagi ini lagi-lagi sekolah heboh perihal Iqbaal yang kembali berangkat bersama Katya.
"Kayaknya mereka berdua pacaran deh."
"Iya ya, sering ngeliat Iqbaal bareng cewek itu mulu."
"Sering ke kantin bareng gak sih?"
"Lah iya, tapi gak pernah berduaan di kantin gue liat."
"Ah itu mah ceweknya aja gatel."
Seperti biasa, Katya berjalan angkuh di belakang Iqbaal. Demi apapun, Iqbaal tersiksa dengan semua ini. Kalau bukan atas dasar kemauan (Namakamu). Tidak akan ia mau bersikap biasa saja didepan Katya, karena nyatanya ia benci gadis itu. Apalagi setelah mengetahui bahwa (Namakamu) dimantaafkan oleh Katya.
"Asik benerrrr berduaan teruss," ledek Devano. Katya tersenyum malu. "Apasi Dev, aku sama Iqbaal cuma temenan."
"Emang ada yang bilang lo berdua pacaran? Geer gitu," celetuk Salsha dengan pandangan yang menuju ponselnya.
Katya menahan kesal atas omongan Salsha. Ia melihat (Namakamu) yang hanya menunduk dan menumpukan kepalanya pada kedua tangannya.
🦋
Istirahat kali ini, untuk pertama kalinya lagi setelah 2 bulan (Namakamu) menghabiskan jam istirahat di kantin atas paksaan Katya. Kini dirinya sudah benar-benar tidak tahan istirahat di kantin, ia ingin mencari kenyamanan di tempatnya duduk saat ini.
"Gak ke kantin?" tanya Katya memasang wajah tidak sukanya. "Maaf ya Kat, aku gak nyaman kalau istirahat di Kantin."
Katya melipat kedua tangannya di dada. "Lo udah gak mau bantuin gue ya?" tanya nya dengan nada yang terselip emosi.
"Maaf ya Katya, untuk hari ini aja aku mohon biarin aku istirahat di kelas." Jujur saja, (Namakamu) tertekan dengan aturan-aturan Katya. Untungnya, Arkan sudah jarang menyinggung masalah Iqbaal selama satu bulan terakhir. Arkan ini orangnya pemaaf sama seperti (Namakamu). Ya hanya karena sedikit traumanya itu membuat ia kecewa dan juga takut jika Iqbaal berada didekat (Namakamu). Namun memang sepertinya trauma Arkan semakin membaik.
Iqbaal memasuki kelasnya lalu bertepuk tangan. "Ternyata bener dugaan gue, cewek kaya lo bisa-bisanya memanfaatkan (Namakamu). Kenapa? Karena (Namakamu) polos dan gampang di kibulin? Lo gak inget ada gue yang bahkan udah tau rencana lo ini dari 2 bulan yang lalu."
Katya tergagap. "A-aku gak ngapa-ngapain Baal. Iya kan (Namakamu)?" (Namakamu) terdiam tidak mau terlihat membela salah satunya.
Iqbaal menarik (Namakamu) kebelakang tubuhnya. "Dia bilang gak nyaman ke Kantin, ya udah! Gak usah di paksa. Dan maksud lo apa ngelakuin hal kaya gini ke gue?" tanya Iqbaal dengan nada emosinya.
"Baal, a-aku—" Iqbaal memotong ucapan Katya. "Udah gak usah banyak alesan! Jujur!"
(Namakamu) mengelus lengan Iqbaal. "Udah Baal, jangan marah-marahin Katya lagi."
Iqbaal menggeleng. "Aku selama ini turutin apa mau kamu, apapun yang Katya minta aku turutin atas suruhan kamu. Aku ngelakuin hal kaya gini buat kamu bukan Katya." (Namakamu) mengangguk mengerti. "Iya, tapi udah jangan di marah-marahin lagi Katya 'nya ya."
Katya menatap benci perempuan yang menurutnya sok baik ini. "Udah gak usah lo bela gue, gue udah muak sama perempuan sok baik kaya lo," ucapnya penuh kekesalan.
(Namakamu) menatap Katya, merasa bersalah. Lagi-lagi (Namakamu) merasa tidak enak hati. "Kamu gak salah, ga perlu minta maaf." Iqbaal menatap (Namakamu) yang kini menunduk, membawanya kepelukan hangatnya.
"Kenapa sih sama kamu Baal!? Aku udah bela-belain seperti ini buat kamu! Aku cinta sama kamu Baal," ucap Katya.
"Gue enggak dan gue ilfeel sama cewek kaya lo gini." Iqbaal menggeleng dengan wajah jijiknya. "Baal." Katya menggenggam lengan Iqbaal, Iqbaal pun menepisnya.
Tettt....Tett...
Bel berbunyi membuat Katya tersenyum licik saat banyak siswa yang berjalan di koridor menuju kelasnya masing-masing. Iqbaal dan (Namakamu) kini berdiri berdampingan.
Katya memasang raut sedihnya. "Hiks... ak-aku gak nyangka ya perempuan sebaik kamu sukanya ngerebut doi temennya sendiri," tangisan palsu Katya kini mengundang siswa/i yang sedang berjalan ke kelas.
Iqbaal mengepalkan tangannya. "Ak-aku beneran gak tau salah aku apa sama kamu (Nam), tapi aku gak pernah gangguin kamu apalagi rebut cowok kamu. Tapi kenapa kamu kaya gini sama aku? Apa karena aku anak baru?" tangisan Katya semakin pecah seiring bertambahnya siswa/i yang menonton.
"Hiks..."
"Kat... aku—" Katya memotong ucapan (Namakamu) lalu tersenyum paksa. "Iya aku ngerti kalo kalian pernah pacaran, aku paham kalo aku cuma anak baru."
"Ih gak nyangka cewek se polos (Namakamu) ngelakuin hal yang kaya gitu."
"Gila gue pikir dia anak baik-baik."
"Ih geli gue sama cewek kaya gitu."
"Lindungi pacar kalian guys, ada yang suka tiba-tiba cari mangsa."
(Namamamu) menatap sedih sepatunya, ia menunduk menyembunyikan air mata sakit hatinya.
Iqbaal menggeram kesal, ia mengepalkan kedua tangannya. "PERGI!" Katya menatap Iqbaal. "Udah bel Baal, mana mungkin aku pergi?"
"Eh eh ada apa nih??" Zidny memasuki kerumunan sementara Devano dan Abidzar membubarkan para siswa.
"(NAMAKAMAU)!" pekik Zidny yang langsung berlari kearah (Namakamu) diikuti Salsha dan Steffi.
"Gak apa-apa?" tanya Zidny yang kini benar-benar dihadapan (Namakamu). (Namakamu) mengangguk pelan lalu menghapus kedua air matanya. "Aku gak apa-apa."
Katya dengan masih memasang muka sok sedihnya berjalan kearah tempat duduknya.
Devano, Aldi dan Abidzar menghampiri (Namakamu). Abidzar memengang lembut kedua bahu (Namakamu). "Kamu diapain sama perempuan itu?" tanya Abidzar sambil melirik Katya.
(Namakamu) menggeleng, menepis pelan kedua lengan Abidzar. "Aku gak apa-apa kok, makasih ya kalian udah perhatian sama aku."
(Namakamu) lalu berjalan menuju bangkunya, mereka pun ikut duduk di bangkunya masing-masing. Setelah Abidzar memberikan perhatian kecilnya, laki-laki itu pun bergegas kembali ke tempatnya.
Kini Iqbaal menghampiri (Namakamu), mengelus rambut gadis itu pelan. "Gak usah dengar apa kata orang, mereka gak yau yang sebenarnya."
(Namakamu) mengangguk pelan. "Makasih." Iqbaal pun tersenyum lalu kembali ke bangkunya juga.
🦋
VOTE DAN KOMEN JAN LUPA!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Boy
FanfictionJangan pernah lupa kalau manusia punya batas lelah dan sabar