{dua puluh enam}

150 6 0
                                    

Sudah hari kelima avneet dirawat dirumah sakit. Selama itu juga ia tidak mengabari teman teman dan keluarga nya. Ia sengaja mematikan ponsel nya agar tidak membuat semua orang khawatir. Cukup aashika saja yang mengetahui keadaan nya.

Ceklek!

Avneet yang sedang bermain ponsel menoleh kearah pintu ketika melihat seseorang masuk dengan seorang pria yang kira kira seumuran dengan nya.

"Kak aashika!"

Aashika tersenyum tipis lalu menghampiri avneet yang sedang diranjang. "Gimana keadaan kamu dek? Sudah membaik?" Tanya aashika.

"Alhamdulillah kak! Kapan aku bisa pulang? Aku sudah tidak betah berada dirumah sakit!" ucap avneet cemberut. Jujur ia sama sekali tidak suka dengan bau rumah sakit.

"Dokter bilang lusa kamu baru bisa pulang!" Avneet cemberut mendengar nya.

"Apa tidak bisa sekarang aja kak! Sungguh aku sudah merasa bosen dirumah sakit!" gerut avneet.

Aashika menggeleng. "Tidak bisa! Kita ikutin saja kata dokter karena itu yang terbaik!" Avneet mengangguk pasrah.

Avneet melirik kearah laki laki yang berada disebelah aashika. "Ini siapa kak?" Tanya nya bingung.

"Oh kenalin dia jaijeet tapi kakak bisa memanggil nya jai! Orang yang akan menjaga kamu selama disekolah!" Jelas aashika.

Cowok yang bernama jai pun tersenyum kearah avneet. "Hai kak nama gue jai!" ucap nya ramah seraya mengulurkan tangan nya.

Avneet membalas senyuman nya dan menerima uluran tangan nya. "Hai gue avneet! Oh iyah enggak usah panggil 'kak'kayanya kita seumuran deh!" ucap nya terkekeh pelan.

Jai mengangguk.

"Nah jai seperti yang kakak bilang ditelfon waktu itu! Kakak menyuruh kamu datang kesini untuk menjaga avneet selama disekolah! Kamu sudah kakak daftarkan disekolah yang sama seperti avneet! Hanya kelas nya yang berbeda!" Jai mengangguk patuh.

"Iyah kakak ini bawel sekali! Sudah ribuan kali kak aashika mengatakan itu dan aku mengerti akan tugas ku disini!" Ujar jai terkekeh itu membuat avneet tersenyum tipis.

.
.
.

Seorang cowok tengah berada didalam kamar nya. Sudah lima hari ia menjadi uring uringan karena tidak mendapat kabar dari seseorang yang berarti didalam hidup nya.

"ARGH!" Sidd melempar ponsel nya ketika telfon nya masih tidak nyambung. Sudah puluhan kali ia mencoba menghubungi avneet namun hasil nya tetap sama. Avneet sama sekali tidak bisa dihubungi dan seperti menghilang setelah kejadian pingsan disekolah. Ia sungguh khawatir dengan keadaan gadis itu bahkan ia sudah bertanya pada kedua abang nya namun jawaban mereka tidak tau begitu pun dengan teman teman nya.

"Lo dimana avneet!"

"Gue mohon jangan kaya gini!"

"Gue khawatir sama keadaan lo! Semenjak kejadian itu lo enggak ada kabar seperti hilang ditelan bumi!"

"Gue mohon setidak nya angkat telfon gue!"

Sidd terus saja mengumpat kesal dan menjambak rambut nya karena frustasi. Akibat memikirkan avneet kondisi kesehatan sidd menurun. Ia jadi tidak selera makan dan sekolah yang ada didalam pikiran nya saat ini adalah bagaimana kondisi avneet dan dimana ia berada.

"Gue sayang sama lo avneet!"

Ceklek!

Sangking melamun nya ia tidak menyadari jika vibha sudah masuk kedalam kamar nya. Ia terkejut melihat kamar putra nya sudah seperti kapal pecah.

Avneet Kaur ✔ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang