[ Peringatan! Part ini mengandung
Adegan 17++ ][ Jika takut dosa skip aja
Ke part selanjutnya ]"Avneet.."
"Hmm..."
"Apa kamu tidak lelah mengurus Arkan sendiri?" Tanya Sidd seraya meremas pelan tangan istrinya.
Avneet tersenyum lantas menggeleng pandangannya yang semula fokus pada acara ditelevisi kini beralih menatap suaminya. "Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan hal itu?"
Sidd ikut tersenyum. "Ingin saja." lalu mengedikkan bahunya.
"Aku sama sekali tidak lelah. Aku malah senang mengurus Arkan dengan tanganku sendiri"
"Oh...terus kapan kamu akan mengurusku? " Tanya Sidd, tangannya mulai meraba paha Avneet. Saat ini istrinya mengenakan piyama model dress berbahan satin, panjang diatas lutut.
Avneet menahan tangan suaminya, tapi tangan satunya menangkap pipi Avneet dan langsung melumatnya.
Sidd menghisap bibir mungil itu dengan lembut. Avneet tidak membalasnya, ia mendorong pelan dada Sidd dan mengusap saliva yang tersisa dibibir.
"Ayolah, sayang!" Pinta Sidd parau. Ia benar benar sudah merasa bergairah dengan hanya mengisap bibir istrinya.
Tanpa menunggu jawaban Avneet, ia meraih pinggang Avneet menuntun agar berada dipangkuannya. Mereka saling berhadapan.
Avneet terkesiap dengan kelakuan suaminya. "Disini?"
Sidd tersenyum dan menganggukkan kepala nya. "Ingin suasana baru, kalau dikamar ada Arkan"
"Tapi---hmmphh" Belum sempat melanjutkan ucapannya, Sidd mengulum bibir Avneet yang semula lembut namun lama-lama menjadi liar dan tidak terkendali.
Avneet membalas pagutan tersebut, udah merasa saling membelit. Ia meremas bahu Sidd saat merasakan sesuatu yang keras dan menegang diantara selangkangannya. Apalagi Sidd hanya mengenakan celana training, jadi miliknya begitu terasa dimilik Avneet yang hanya berbalut celana dalam tipis.
Bibir Sidd turun keleher Avneet, tangannya meraih kancing piyama dan membukanya satu persatu. Ia pun dengan mudah melepaskan baju kaosnya sendiri.
Avneet menyelipkan jemari lentiknya dirambut Sidd, meremasnya saat Sidd memainkan payudara Avneet. Sidd mengulum ujung salah satu benda kenyal itu dan meremasnya bersamaan.
Avneet mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, menggesekkan miliknya yang masih tertutup begitupun dengan Sidd.
"Damn...it...ahhh...." Sidd mengerang kenikmatan, ia benar benar tak tahan.
Seraya menghisap ujung payudara Avneet ia mengangkat tubuh istrinya dengan lutut Avneet sebagai tumpuannya. Segera Sidd membuka celana training beserta celana dalamnya, ia pun tak segan merobek celana dalam istrinya.
Sidd kembali mendudukkan Avneet, kini miliknya bisa merasakan milik istrinya yang sudah basah.
Sidd menangkup bokong Avneet dan kembali memaju mundurkan, ia menatap Avneet sedang mengigit bibir bawahnya. Perlahan Avneet membuka matanya lalu balik menatap suaminya.
"Masukkan" Pintanya lembut namun berhasil membuat Sidd membulatkan matanya.
"Yes, with pleasure, Honey" Sidd menyeringai dengan suara parau dan serak serta sorot mata ditutupi kabut gairah sambil mengarahkan miliknya yang sedari tadi menegang dan terasa sakit, ia mengurut pelan miliknya lalu mengangkat tubuh Avneet sedikit agar lebih mudah dalam penyatuan.
"Ahhh...." Desahan Avneet akhirnya lolos dari bibirnya, milik suaminya begitu besar dan terasa sesak didalam sana.
"This is why, I never get tired of fucking with you, Honey" Cercau Sidd saat Avneet menaik turunkan pinggulnya, ia memompanya dengan cepat bibirnya melahap payudara Avneet menghisap sambil sesekali menggigitnya gemas.
Sudah hampir setengah jam tapi belum ada dari mereka yang mencapai pelepasan. Sudah berapa kali mereka berganti posisi, hingga kini melakukannya dilantai yang hanya beralasakan karpet. Kini Sidd yang pegang kendali, ia berada diatas istrinya.
Avneet meremas bahu suaminya. "Sidd...aku mau keluarhhh..."
Sidd tahu, karena miliknya sekarang terasa sesak dan terjepit. "Aku....j-ugaa...sayanggg..ahhh.." Ucap nya mendesah kenikmatan yang hebat.
Pinggang Avneet terangkat, pelepasan akhirnya diraihnya. Sidd pun juga akhirnya menyemburkan cairan cintanya dirahim Avneet, mereka meraih pelepasan bersama.
Please, jangan hujat aku ("
Beberapa part lagi menuju End!
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avneet Kaur ✔ {End}
Fiksi RemajaAku mempunyai keluarga namun diriku tak dianggap keluarga oleh mereka. Aku memutuskan untuk membangun jati diri ku sendiri dan menghasilkan uang sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang tua ku. Akan aku tunjukkan pada mereka semua kalau aku mampu...