{tiga puluh}

131 6 0
                                    

Sebelum nya aku bakal jelasin nih kalau cerita ini aku percepat aja soal nya udah enggak bisa mikir lagi!

Dari pada amburadul mending aku cepetin aja oke!

Enjoy!

Happy reading!

•••••

Semua orang bisa bernafas lega karena hari ini adalah hari terakhir mereka melakukan ujian tengah semester.

Sidd mengajak Avneet ke sebuah warung kopi atau bisa disebut dengan warbon.

"Lo udah sering kesini?" Tanya Avneet.

Sidd mengangguk. "Hmm..bisa dibilang kalau gue mau bolos ini tempat nya!" Jawab nya seraya mengambil sebuah bungkus rokok yang berada disaku celana nya. Ia mulai memgambil nya satu batang lalu memetik nya. Asap nya menyengat dipenciuman avneet. Namun avneet tak marah dan tak menegor nya karena itu bukan hak nya.

"Lo sering ngerokok?" Tanya Avneet.

Sidd menghembuskan asap rokok nya. "Enggak juga cuma kalau gue lagi pusing aja dan gue bukan pemakai aktif!" Jawab nya. Avneet mengangguk dan lebih memilih menatap sekitar warbon tersebut.

Sidd menoleh kearah Avneet. "Lo suka sama cowok yang tipe kaya gimana?" Tanya nya tiba tiba membuat avneet menoleh menatap nya.

"Emm gue sih enggak terlalu memilih yang gimana gimana sih! Cuma paling cowok itu jangan merokok aja karena gue paling enggak suka sama cowok perokok!" Ucap Avneet dengan sengaja sedikit menyindir Sidd.

"Kenapa?" Sidd menaikkan sebelah alis nya.

"Iyah lah kalau cowok yang ngerokok itu gimana bisa menjaga pacar nya nanti kalau dia sendiri aja enggak bisa menjaga kesehatan nya dengan baik!" Jelas Avneet membuat Sidd menginjak rokok nya yang masih setengah.

Avneet mengerutkan dahi nya. "Kenapa kok diinjek? Kan masih setengah?" Tanya nya menatap Sidd.

"Kata nya lo enggak suka sama cowok perokok!" Avneet mengangguk kecil. "Yaudah gue berusaha untuk enggak ngerokok lagi soal nya gue enggak mau lo enggak suka sama gue! Gue mau nya lo suka sama gue!" Lanjut nya mampu membuat avneet menatap nya dalam.

Dengan kalimat sederhana itu aja mampu membuat hati Avneet berdenyut sangat cepat. Ia tidak bisa mengungkapkan kebahagian nya saat ini.

•••••

Tett tett

Avneet baru saja keluar dari kamar mandi ia melangkahkan kaki nya dikoridor sekolah hendak pulang namun tiba tiba ada seseorang yang membekap mulut nya dan menyeretnya ketaman belakang sekolah.

"Hmmpphh!" Avneet meronta mencoba untuk melepas nya tapi tenaga nya kalah kuat. Mau tak mau ia pasrah dibawa ke taman belakang sekolah.

•••••

Taman belakang sekolah.

Orang itu langsung mendorong avneet hingga ia jatuh ke tanah.

"Aww!"

"Gimana sakit!"

Avneet mengenal suara itu ia pun mencoba untuk bangun dan melihat kebelakang. Mata nya menatap seakan tak percaya dengan orang yang berada didepan nya saat ini.

"Maksud lo apa riyaz!" Ucap Avneet berusaha untuk tenang.

Riyaz tersenyum smirk. "Gue enggak suka liat lo deket deket sama sidd!" Ucap nya lantang.

"Tapi kenapa?"

"Lo masih tanya kenapa!" Riyaz perlahan mendekat kearah avneet lalu dengan segera menjambak rambut avneet. "Karena semenjak sidd kenal sama lo dia jadi berubah lo tau itu enggak hah! Sidd enggak lagi care dan peduli sama temen temen nya dan gue enggak suka itu!" Lanjut nya sembari menarik kencang rambut avneet.

Avneet Kaur ✔ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang