bab 3 | sakit sekali

217 16 2
                                    

Malam hari nya avneet sudah bersiap untuk datang keacara anniversy pernikahan orang tua nya yang diadakan dihotel berbintang.

"Kamu datang juga saya kita kamu tidak akan sudi untuk datang kemari" Ketus sonia.

Namun avneet tak mengiraukan nya sama sekali.

"Princess" Avneet mengenal suara itu ia pun membalikkan badan nya dan menemukan kedua abang nya serta satu abang sepupuh nya. Hanya abang nya lah yang memanggil nya dengan sebutan princess.

Gautam dan abhi langsung memeluk avneet dengan erat.

"Kamu datang? Kamu seminggu ini kemana? Kenapa tidak memberi kabar sama abang? Abang khawatir sama kamu" ujar gautam.

"Iyah kamu kemana sih? Jangan suka kabur-kaburan gitu lah dari rumah! Kalau ada masalah cerita sama abang" saut abhi.

"Aku gpp bang hanya saja seminggu ini aku banyak urusan yang harus aku selesaikan sendiri" jawab avneet yang merasa nyaman dipelukan kedua abang nya.

"Dek" Avneet melepas pelukan nya dan menatap abang sepupuh nya.

Bhavin yang tak lain abang sepupuh nya langsung saja memeluk avneet. Ia sudah lama tidak bertemu dengan avneet.

"Hei apa kabar?" Tanya bhavin.

"Aku baik bang" Jawab avneet.

"Kamu tidak kangen dengan abang?" Tanya bhavin.

"Tentu saja aku kangen"

"Kalau begitu kita bisa mengosongkan hari untuk berlibur bersama bagaimana?" tanya bhavin.

"Atur saja bang" jawab avneet.

"Sudah cukup acara peluk pelukan nya! Dan lagi jangan terlalu dramatis. Untuk mu gautam dan abhi biarkan saja adik mu mau pergi kemana toh dia juga tidak memikirkan keluarga nya kan" ujar sonia.

"Mah jangan bicara seperti itu biar bagaimana pun avneet adalah adik kita keluarga almortaza juga" ujar gautam.

"Sejak dia penyebab kematian kakek mu mama tidak lagi menganggap bahwa dia adalah keluarga almortaza lagi!" ujar sonia.

Deg!

Ucapan itu sudah biasa avneet terima entah mengapa kali ini berbeda. Ia seperti ditusuk oleh ribuan duri ketika mama nya sendiri tidak mengakui dirinya dan menganggap nya keluarga.

"Mah Avneet bukan lah penyebab kematian kakek itu semua adalah takdir dari tuhan jangan salahkan avneet! Buka lah mata mama dan papa" ujar abhi.

"Iyah tante biar bagaimana pun juga avneet adalah putri tante! Jangan salahkan dia atas kematian kakek" saut bhavin.

"Tidak! Saya hanya memiliki satu putri yaitu jannat! Dan yah kalian bertiga yang harusnya membuka mata jangan karena dibutakan oleh kasih sayang kalian terhadap dia kalian jadi lupa bahwa penyebab kakek meninggal adalah karena dia! Dia adalah anak pembawa sial dalam keluarga kita! Mama menyesal telah melahirkan dia!" ujar sonia membuat avneet merasakan sakit yang begitu dalam.

"Mah!" Geram gautam. Baru saja ia hendak menjawab nya tapi tangan nya dipegang oleh avneet seakan tidak perlu menjawab nya.

"Mah sudah ditunggu papa!"

Semua menoleh kearah jannat.

"Eh ada avneet juga! Lo darimana aja kok engga kelihatan sih? Suka banget kaya nya menghilang" Ujar jannat.

Avneet hanya menatap nya sekilas engga untuk menjawab pertanyaan nya.

"Kalian bertiga masuk lah acara akan segera dimulai" ujar sonia lalu ia melirik avneet yang sedang melirik nya juga "Dan kamu silakan pulang karena kamu bukan bagian dari keluarga almortaza!" lanjutnya membuat gautam dan abhi menahan emosi nya.

Avneet Kaur ✔ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang