{dua puluh delapan}

128 7 0
                                    

Mana nih vote kalian semua?
Aku menunggu nya  ):
.
.
.
.

-Avneetkaur-
.
.
.
.
🌸🌸🌸
🌸🌸

Avneet dan krupa melangkahkan kaki nya melewati koridor sekolah nya. Tepat saat akan masuk kedalam kelas nya mereka berpapasan dengan abhi dkk.


Gautam dan abhi yang melihat kedatangan avneet langsung berhambur kedalam pelukan nya.

"Dek kamu gpp kan? Kenapa seminggu hilang tanpa kabar? Abang khawatir sama kamu tau!" omel gautam.

"Iyah dek kamu kemana sih? Gimana keadaan kamu? Kamu sakit apa?" tanya abhi yang juga cemas.

Avneet menanggapi nya dengan senyum tipis. "Aku gpp bang jangan khawatirin keadaan aku!" jelas nya membuat kedua abang nya bernafas lega.

"Lo tuh nyusahin semua orang tau!" Cibir riyaz membuat semua orang menatap nya tak terkecuali avneet yang mengerutkan dahi nya bingung. "Gara gara lo hilang itu semua orang jadi panik nyari keberadaan lo! Kita semua itu udah kaya orang gila karena enggak berhasil nemuin lo! Sampai sampai temen gue sidd jatuh sakit dan itu semua karena lo! Kalau lo mau pergi setidak nya kabarin kita dulu jadi nya kita semua enggak usah cape cape untuk cari lo!" sarkas nya tajam. Membuat semua orang menahan amarah nya.

Jujur hati avneet sedikit sakit mendengar ucapan riyaz. Kenapa riyaz bisa berkata seperti itu apa ia mempunyai salah terhadap nya. Tapi ia berusaha untuk menutupi itu semua. Ia tak mau membuat keadaan semakin rumit.

"Riyaz lo apa-apaan sih hah!" Bentak arishfa tak habis pikir. "Cukup jangan salahin avneet lagi! Karena ini bukan salah nya!" lanjut nya tak suka.

"Apa! Yang gue omongin itu benar kok! Kenapa sih kalian selalu saja membela avneet hah! Gara gara dia seminggu ini kita cape cape untuk mencari keberadaan nya yang tidak penting itu!" Riyaz mulai meninggikan nada bicara nya.

Brugh!

Gautam akhirnya geram sendiri dengan ucapan riyaz. Ia masih bisa menahan amarah nya kemarin tapi tidak dengan hari ini. Kali ini kata kata riyaz sungguh keterlaluan.

"Cukup! Jangan salahin adek gue terus bangsat!" Gautam mengumpat kesal. Ketika abhi ingin memukul riyaz juga pengelangan tangan nya sudah terlebih dahulu dicekal olsh avneet.

Avneet menggeleng pelan maka abhi memundurkan kembali langkah nya tidak jadi menghajar riyaz.

"Gue tau ini semua emang salah gue! Untuk itu gue minta maaf!" Setelah mengatakan itu avneet pergi entah kemana.

"DEK!!" teriak gautam dan abhi bersamaan.
"Avneet!" teriak cewek cewek bersamaan.

Gautam memberikan tatapan tajam kepala riyaz. "Ini semua gara gara lo bangsat!" ia hendak memukul nya kembali tapi lebih dulu dicegat oleh nirisha.

"Enggak usah! Enggak ada gunanya juga kamu hajar orang seperti dia yang tidak mempunyai hati sama sekali!" ujar nirisha menatap tajam riyaz.

"Sebaiknya kita masuk kedalam kelas!" Usul lucky. Semua sudah masuk kedalam kelas nya tapi tidak dengan krupa dan riyaz. Mereka masih saling menatap satu sama lain jika riyaz menatap nya dengan sendu maka krupa menatap nya dengan tatapan yang tidak bisa dibaca antara kecewa dan marah.

Avneet Kaur ✔ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang