Siapin tissue! Karena part ini akan membuat kalian sedih jika membaca nya dengan memakai hati kalian!
Happy reading!
•••
Sudah tiga hari Avneet tidak berangkat kesekolah. Seperti biasa gadis itu tidak ada kabar nya semenjak kejadian ditaman belakang sekolah tiga hari yang lalu.
Bicara soal kondisi riyaz, cowok itu selamat hanya saja sekarang dalam keadaan kritis dan mesti dirawat intens dirumah sakit terlebih dahulu sampai jahitan yang berada diperut nya tertutup dengan baik.
Saat ini cewek cewek sedang berkumpul di apartemen krupa untuk menenangkan gadis itu. Meski keadaan riyaz baik baik saja namun krupa masih saja menangis. Ia juga masih kecewa dengan avneet.
"Udah dong lo jangan nangis terus!" Ucap Nirisha.
"Iyah kan riyaz juga udah baik baik aja!" Saut arishfa.
"T-tapi gue masih enggak habis pikir kenapa avneet nusuk riyaz seperti itu! Apa dia enggak suka sama hubungan gue dan riyaz!" Krupa sesekali segukan karena menangis.
"Kaya nya lo salah paham deh sama Avneet!" Ucap Vaish membuat semua orang menoleh kearah nya.
Krupa mengerutkan dahi nya bingung. "Maksud lo?" Tanya nya.
"Yah gini secara kita eemua kan hanya melihat kejadian itu setengah nya saja! Kita tidak melihat nya dari awal! Gue kenal avneet dari dulu dan gue yakin kalau dia sama sekali enggak mungkin ngelakuin itu! Apalagi sampai nusuk orang yang notaben nya pacar adek nya sendiri!" Jelas Vaish.
"Iya gue juga setuju sama vaish, mungkin saja apa yang kita lihat itu salah paham dan kita juga belum mendengarkan penjelasan avneet kan!" Timpal Arishfa.
Krupa mengepalkan tangan nya kuat. "Maksud kalian berdua kalau riyaz yang bohong hah! Kalian dengar sendiri kan waktu dirumah sakit kalau avneet yang udah menusuk riyaz!" Geram nya. Memang benar jika setelah riyaz sadar ia langsung mendapati pertanyaan tentang siapa orang yang menusuk nya. Dan diluar dugaan cowok itu mengatakan jika avneet lah yang melakukan nya.
"Bukan gue! Gue enggak menyalahkan riyaz hanya saja sikap kita keterlaluan sama avneet! Kita sudah meninggalkan avneet sebelum mendengar penjelasan nya dan setelah kejadian itu avneet tidak masuk sekolah!" Ucap Vaish mencoba untuk menjelaskan nya pada krupa.
"Lo bilang sikap kita keterlaluan hah! Lalu gimana sama avneet! Dia lebih keterlaluan udah menusuk pacar dari sahabat nya sendiri tanpa sebab!" Krupa tak bisa menahan emosi nya.
Vaish menghembuskan nafas nya dengan kasar. Percuma ia mencoba menjelaskan semuanya kepada krupa yang pada dasar nya sudah keras kepala.
"Krupa maaf gue harus bilang ini!" Ucap Nirisha yang sedari tadi hanya diam saja. Ucapan nya membuat semua orang menatap nya. "Lo aturan enggak kasar sama avneet waktu itu apalagi sampai tampar avneet! Sikap lo keterlaluan! Biar bagaimana pun avneet lah yang sudah membuat hidup lo berubah menjadi lebih baik seperti sekarang! Dia yang udah menyekolahkan lo dan sudah mengangkat lo sebagai adek angkat nya! Aturan lo mengingat semua kebaikan avneet sama lo bukan malah memarahi nya dan menjauhi nya! Avneet itu baik dan sayang sama lo!" Jelas nya panjang lebar.
Krupa tentu saja semakin geram, sekarang dirinya dipenuhi dengan amarah yang membesar. "Oke gue akuin kalau selama ini avneet udah baik sama gue dan udah mau mengangkat gue sebagai adek angkat nya! Untuk itu gue sangat berterima kasih! Tapi sikap gue waktu itu ke avneet sama sekali tidak salah! Avneet pantas mendapatkan itu semua! Dan yah..." Ia langsung meninggalkan ruang tamu dan memasuki kamar nya.
"Lo mau kemana?" Tanya Arishfa ketika melihat Krupa menyeret koper nya.
"Mulai sekarang gue keluar dari apartemen ini! Gue enggak butuh semua kebaikan ini kalau ujung ujung nya menusuk dari belakang!" Krupa menyeret koper nya dan meninggalkan apartemen. Ia sudah memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengan yang nama nya avneet.
"KRUPA!"
Ketiga teman nya sama sama meneriaki nama nya. Namun krupa seakan tuli dan terus melangkahkan kaki nya. Hingga sudah tak terlihat lagi dipandangan ketiga teman nya.
"Akh! Enggak habis pikir gue sama krupa! Kenapa dia bisa keras kepala sampai begitu!" Kesal Nirisha.
"Ia lo bener! Gue juga enggak habis pikir kenapa krupa dengan gampang nya membenci Avneet yang jelas jelas sudah baik terhadap nya!" Timpal Arishfa.
"Sekarang kita harus apa? Krupa udah pergi dari apartemen ini dan avneet sama sekali enggak ada kabar!" Ujar Nirisha lesu.
Vaish mengambil ponsel nya dan menghubungi seseorang.
"Lo telfon siapa?" Tanya Arishfa berkerut bingung.
"Avneet!"
"Enggak ada gunanya karena nomor nya enggak aktif dari tiga hari yang lalu!" Ucap nirisha dan dianggukin oleh arishfa. Namun vaish tetap akan mencoba nya ia tidak gampang menyerah.
Setelah lima kali panggilan akhir nya.
"Gimana?" Tanya Nirisha. Vaish tersenyum tipis.
"Diangkat!" Nirisha dan Arishfa sontak bersorak senang.
"Hallo avneet!" Ucap vaish.
••••••
Avneet yang masih dengan pandangan kosong nya memikirkan ucapan dokter karan. Ia tidak bisa menahan dirinya lagi untuk menangis. Kenapa tuhan harus memberikan ujian sebesar ini untuk dirinya? Sebenarnya dosa apa yang ia perbuat? Apa satu minggu lagi akan menjadi akhir dari hidup nya?. Jujur jika memang dari awal avneet lebih memilih untuk pasrah saja jika ia dipanggil oleh tuhan, namun tidak dengan sekarang. Rasanya ia ingin hidup lebih lama lagi didunia bersama dengan orang orang yang dia sayangi. Terutama Cowok bernama Siddharth. Ia ingin hidup lebih lama agar bisa selalu ada disamping sidd dan melihat senyum nya.
Lamunan nya tersadar ketika dering nada ponsel nya berbunyi. Ia mengabaikan nya akan tetapi panggilan kelima ia menerima nya karena sangat menganggu dirinya.
"Hallo avneet?"
"..."
Avneet terdiam ia tau betul itu suara siapa! Itu adalah suara sahabat nya yang ia rindukan tiga hari ini. Andai saja ia bisa memberitahu sahabat sahabat nya kalau sekarang ia sedang berada dirumah sakit dan sangat membutuhkan dukungan dari mereka.
"Avneet? Lo denger gue kan?"
Avneet tergelak ketika mendengar nya. "Iyah ada apa?" Tanya nya berusaha untuk tidak menangis.
"Lo lagi dimana? Kita semua khawatir sama lo?"
"Apa yang cowok cowok juga khawatir sama gue?" Avneet justru balik bertanya. Ia berharap jika kedua abang nya dan cowok yang ia cintai khawatir dengan dirinya. Namun itu hanyalah angan angan ketika vaish menjawab nya.
"Hmm..enggak-maaf! Tapi lo jangan sedih karena masih ada gue, nirisha dan arishfa yang khawatir sama keadaan lo!"
"Dan krupa?" Entah lah semenjak kejadian itu ia mengira bahwa krupa akan membenci nya.
"Itu dia yang mau gue kasih tau sama lo"
"Kenapa?"
"Krupa pergi dari apartemen! Dia marah sama kita kita gara gara mencoba untuk menyakinkan dirinya bahwa lo enggak salah tapi dia malah salah tanggap! Kita udah berusaha untuk mengejar nya tapi kalah cepat dia sudah pergi!"
Tes!
Satu air mata avneet keluar dari kedua mata cantik nya. Satu urusan nya belum selesai dan sekarang tambah lagi dengan kepergian krupa.
"Gue enggak papa kok! Kalian jangan khawatirin keadaan gue! Dimana pun gue berada gue baik baik aja! Dan gue minta sama lo tetap berada disamping krupa gimana pun keadaan nya nanti jangan pernah tinggalin dia! Jangan terlalu memikirkan gue!" Ucap Avneet tegas.
Ia langsung mematikan telfon nya karena air mata nya sudah mau keluar dengan deras.
"Hanya satu minggu. Hanya waktu itu lah aku bisa melihat orang orang yang aku sayangin bahagia!" Batin Avneet lirih.
••••••
Jangan patah semangat avneet!
Kamu pasti bisa melawan sakit kamu itu!
Love u avneet😘
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avneet Kaur ✔ {End}
Teen FictionAku mempunyai keluarga namun diriku tak dianggap keluarga oleh mereka. Aku memutuskan untuk membangun jati diri ku sendiri dan menghasilkan uang sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang tua ku. Akan aku tunjukkan pada mereka semua kalau aku mampu...