Please....?

265 10 0
                                    

[ Peringatan! Part ini mengandung
Adegan 17++ ]

[ Jika takut dosa maka skip
Ke part selanjutnya ]









Sudah terhitung sejak dua minggu Avneet berada dirumah sakit paska melahirkan, sekarang dirinya sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah.

"Arkan sudah tidur, sayang?" Tanya Sidd yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya.

"Sudah baru saja, sayang" Balas Avneet menidurkan Arkan diranjang bayi.

Sidd berjalan mendekati Avneet dan langsung memeluknya dari belakang. Menghirup dalam dalam aroma rambut Avneet. Avneet pun tersentak dengan kelakuan suaminya.

"Kamu pasti merasakanya, sayang?" Suara Sidd tiba-tiba menjadi parau.

Avneet mengerutkan keningnya. "Merasakan apa, Sidd?" Iya, Avneet merasakan sesuatu yang keras, bokongnya seperti ditusuk-tusuk benda tumpul. Tapi ia hanya pura pura tidak mengetahuinya.

Sidd semakin erat memeluk Avneet. "Benarkah? Apa aku harus melepaskan handuk ini agar kamu dapat merasakannya, sayang?" Bisiknya.

"Hmmhh..." Avneet akan menghindar, tapi buru buru Sidd mengecup leher jenjangnya.

Avneet berbalik dan menutup bibir Sidd dengan tangannya. "Sstt...Don't be noisy...Arkan..will wake up."

"Arkan, want wake up look his sleep is very sleepy." Ucap Sidd.

"But....hmpphh" Sidd memagut bibir Avneet tanpa ingin mengetahui apa yang dikatakan selanjutnya oleh istrinya. Namun Avneet mendorong dada Sidd, hingga lumatan itu terlepas.

"Come on. Dear, please. Apa kamu tega melihat junior suami kamu ini tersiksa selama dua bulan? Even more that, Avneet" Rengek Sidd sambil memohon pada istrinya.

Avneet menghela nafas panjang, ia juga marasa kasihan pada suaminya. "oke, tapi hanya...akhh" Sidd langsung menggendong Avneet ala bridal style sehingga membuat Avneet berteriak.

Namun cepat-cepat ia membungkam mulutnya takut jika Arkan bangun.

Perlahan Sidd menidurkan Avneet dan menindihnya. Tanpa basa basi Sidd merobek dress Avneet dengan mudahnya, Avneet membelalakkan kedua matanya, terkejut melihat suaminya.

"Sidd...ahh..." Avneet menggeliat ketika mulut Sidd mengulum ujung payudara Avneet. Sidd menghisapnya hingga ujung payudara Avneet mengeluarkan air susu. Tangannya pun meraba payudara kanan Avneet.

"Sangat manis" Gumam Sidd parau.

Sambil menikmati perlakuan suaminya,Avneet melirik ke ranjang bayi dan Arkan pun tetap terlelap.

Sidd menangkap kedua pipi Avneet lalu melumat bibir mungil tersebut, Avneet pun membalas lumatan itu seraya meremas belakang rambut Sidd.

Sidd sangat bergairah mencumbui istrinya, begitupun dengan Avneet.

"Sayang, bisa kita mulai sekarang?" Tanya Avneet meraba dada bidang Sidd.

Sidd tersenyum. "Kamu pasti tidak sabar, hmm?."

Avneet menggeleng. "Bukan, nanti Arkan bangun." balasnya.

Sidd menghela nafas panjang. "Tenang, sayang Arkan pasti mengerti jika kita saling menginginkan" Ucapnya sembari mencubi klinaris Avneet.

"Ahh...." Avneet mendesah ketika ia merasakan miliknya tertusuk oleh jari Sidd. Sidd memaju mundurkan jarinya berulang kali lalu segera mencabutnya.

Sidd mengarahkan miliknya yang telah berdiri tegak tepat pada milik Avneet. Perlahan Sidd memasukkan miliknya dan sekali hentakkan miliknya terbenam sempurna didalam miss v istrinya.

Avneet menggigit bibir bawahnya, ia menahan desahan. Milik Sidd yang panjang dan besar itu terasa sesak berada didalamnya.

Barkali-kali Sidd mendesah karena kenikmatan yang lumayan lama baru ia dapatkan kembali. Ia memompa miliknya dengan ritme cepat sambil meremas bukit kembar istrinya.

Tangan Avneet meremas sprei, ia merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya.

"Sidd...aku mau keluarh" Ucap Avneet memejamkan matanya.

"Keluarlah sayang, juniorku ingin merasakan remasanmu" ucapnya serak.

Junior Sidd terasa sesak, dinding miss v Avneet meremasnya kuat. Avneet mendesah panjang setelah pelepasannya, Sidd masih menggerakkan pinggulnya.

"Engh....hiks..hiks..huwaaa"

Seketika Avneet membulatkan kedua matanya mendengar suara isakan tersebut, ia mengarahkan pandangan nya pada ranjang bayi.

Namun Sidd tidak menghiraukan, ia tetap menikmati milik istrinya. Arkan terbangun dengan diiringi tangisan kecil.

"Sidd! Arkan bangun, dia pasti haus.." Avneet mendorong dada Sidd. Tapi Sidd tetap melanjutkan gerakan maju mundurnya.

"Sidd...henti---hmphh" Sidd langsung mengulum bibir Avneet dan mencekal kedua pergelangan tangannya, sehingga Avneet berhenti meronta.

Sidd mempercepat gerakannya, pertanda akan mencapai pelepasannya. Ia menyudahi lumatannya. "Sabar, Arkan papa sebentar lagi akan keluar...papa sangat menginginkan mama kamu.." ucap nya dengan suara serak.

"Akhhh" Sekali hentakkan, cairan hangat itu mengalir kedalam miss v Avneet. Sidd memejamkan matanya meresakan pelepasan itu. Ia melepaskan cekalannya pada pergelangan Avneet. Itu kesempatan untuk Avneet melepas diri dan kembali mendorong Sidd hingga miliknya tercabut dari miliknya.

Avneet bergegas bangun dan meraih handuk yang dipakai Sidd saat usai mandi, ia membalut tubuh telanjangnya dan segera menghampiri Arkan.

"Maaf sayang kamu pasti sangat haus, hm?" Ucap Avneet dalam gendongannya.

Avneet duduk ditepi ranjang lalu membuka sedikit handuknya agar Arkan dapat dengan mudah menyusunya.

Sidd mendekati Avneet dan dagunya bertumpu pada bahu Avneet sambil mengelus pipi Arkan.

"Jika saya Arkan tidak terbangun karena haus, mungkin aku akan melanjutkan ronde kedua, sayang" Ucap Sidd terkekeh.

Avneet menghela nafasnya. "Kamu ini memang tidak pernah merasa puas Sidd.."

"Iya begitulah, sayang. Buktinya sekarang juniorku kembali ingin kesarangnya" Balas Sidd menunjuk miliknya yang berdiri tegak. Avneet menggeleng-gelengkan kepalanya menatap suaminya.

"Come on, Baby. Lihat, Arkan kembali tidur" Avneet melihat anaknya dan ternyata benar Arkan tertidur dan menyudahi menyusunya.

Sidd tak sabar kemudian ia mengambil Arkan lalu diletakkan kembali ke ranjang bayi.

Sidd membalikkan badannya sambil menyeringai, ia melayangkan tatapan nafsunya pada Avneet. "Let's continue our game, Baby!"

















Jangan hujat aku please!

TBC.

Avneet Kaur ✔ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang