[ Peringatan, part ini mengandung
Adegan 17++ ][ Jika takut dosa skip aja
Ke part selanjutnya]•••••
Vaish terlihat lebih segar setelah menyelesaikan ritual mandinya. Rambut panjangnya yang setengah kering ia biarkan tergerai dengan tubuh yang masih terbalut bathrobe.
Vaish menghampiri suaminya, gurat wajahnya terlihat kacau dan lelah namun tak sedikit pun mengurangi ketampanannya. Abhi merebahkan tubuhnya dalam posisi tengkurap disofa kamar seraya memejamkan matanya.
Perlahan, Vaish duduk dipinggiran sofa ia mengelus rambut hitam legam suaminya. "Abhi, bangun sayang."
Abhi mengeluh pelan lalu mengerjap membuka mata. "Kamu sudah mandi sayang? Aku ketiduran" Ungkapnya ketika memandangi istrinya.
Vaish mengangguk. "Bangunlah, aku sudah menyiapkan air hangat untukmu." sahutnya.
Abhi menghela nafas. "Hari ini saja, aku absen mandi, Yah." Keluhnya sambil memejamkan mata kembali.
Vaish menghembuskan nafasnya dengan kasar dan beranjak dari duduknya, namun langkahnya terhenti ketika tangan Abhi terulur menarik tali bathrobe Vaish hingga ikatan itu terlepas.
"Ayolah berbalik dulu, sayang" Abhi mulai menjahili istrinya. Vaish hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Oke..aku juga tidak akan melepaskan tali ini" ujarnya tersenyum penuh kemenangan.
Vaish mendesah pelan lantas tanpa berfikir panjang dengan entengnya ia melepaskan bathrobenya menyisakan bra dan celana dalam model brukat berwarna hitam.
Sontak Abhi membelalakkan matanya. Vaish dengan santainya langsung merebahkan tubuhnya diranjang menarik selimut dan menutupi tubuhnya hingga batas leher, ia memunggungi suaminya.
Abhi terpaku beberapa detik, kemudian beranjak dari sofa, ia pun membuka kaos putih dan celananya hingga tersisa boxernya saja. Ia menghampiri Vaish dan menyusup masuk kedalam selimut.
Abhi memeluk tubuh ramping Vaish dari belakang dan langsung mengecup lehernya. "Kamu mencoba menggodaku, hm?" bisiknya parau disela-sela kecupannya. Vaish hanya berpura-pura tidur.
"Sayang..ayolah..setelah ini aku akan mandi" pinta Abhi, tangannya mulai nakal meremas salah satu bukit kembar Vaish. Masih sama, Vaish mengabaikan ucapan Abhi, namun jemari dan bibir Abhi bermain-main dibagian sensitifnya.
"Abhi, aku lelah dan aku ingin tidur."
Abhi semakin bernafsu, ia meraba kulit mulus Vaish. Entah itu perut, paha, ataupun bokongnya. "Kamu tidak bisa membohongiku, sayang" Suaranya serak.
Vaish pun geram, ia membalikkan badan dan Abhi menyunggingkan senyum senang.
Tanpa diduga, Vaish langsung melumat bibir Abhi. Abhi dibuat kaget olehnya, Vaish meremas rambut Abhi, menekan kepalanya untuk memperdalam ciuman.
Namun, ketika Abhi akan menindih, Vaish buru-buru mendorongnya hingga lumatan mereka terlepas.
"Why, sayang?" Abhi melongo.
"Enought" Balas Vaish singkat.
"Enought?. Abhi membeo "Are you kidding?" lalu menautkkan alisnya.
"Abhi apa kamu tidak lelah?"
"Aku memang lelah, tapi dia tidak sayang"
"Tapi aku ngantuk dan sangat lelah, Abhi" Keluh Vaish.
Abhi menghela nafas. "Begini saja, kamu diam, kamu tidur saja. Hanya aku yang bergerak. Bagaimana?"
"Tidak! Aku tetap tidak mau" Vaish membalikkan badan tetapi Abhi dengan cepat membalikkan tubuh Vaish dan langsung menindih.
"Aku akan memaksa" Seringaian Abhi membuat Vaish terkejut sekaligus ngeri. Ia membungkam bibir Vaish dengan mengulumnya sama sekali tak memberi kesempatan untuk bicara.
Abhi mencekal kedua pergelangan tangan Vaish dan mengangkatnya keatas, tangan satunya membuka celana dalam Vaish dan boxer dirinya.
"Hmpphh...ah" Vaish mendesah disela-sela ciumannya, ketika jari Abhi menyentuh titik paling sensitif kewanitaannya.
Bibir mungil Vaish tampak bengkak dan memerah, Abhi menyudahi lumatannya. Beralih ke leher Vaish, ia memberi beberapa Kissmark.
Abhi menatap istrinya seraya tersenyum, ia mempercepat gerakan jarinya, tangan satunya menuntun juniornya yang telah mengeras untuk segera masuk ke milik istrinya.
Sekali hentakkan, seluruh miliknya itu masuk sepenuhnya. Cepat-cepat Abhi melumat kembali bibir istrinya agar desahan tertahan.
Vaish mengcengkeram kedua bahu Abhi sangat erat. Kenikmatan itu akan segera sampai. Abhi mengetahui jika istrinya akan klimaks, juniornya terasa sesak.
Vaish menangkap pipi Abhi, ia mengangkat perlahan. "Abhi...aku akan keluar" bisiknya lembut.
"Keluarlah, sayang. Aku masih belum" Balas Abhi dengan suara parau.
Tubuh Vaish bergetar hebat, ia menggigit bibir bawanya, menahan desahan. Abhi semakin gencar memompanya lebih cepat. Ia membenamkan wajahnya diceruk leher jenjang Vaish.
Vaish memejamkan mata, tubuhnya benar-benar lemas, ia hanya pasrah menerima tusukan bertubi-tubi. Hentakkan terakhir, samburan hangat itu akhirnya keluar juga. Desahannya tertahan dileher Vaish, ia mengecupnya berkali-kali.
Menunggu beberapa detik, Abhi mencabut miliknya ia bangun dan memungut boxer-nya lalu dikenakannya. Abhi menatap istrinya yang telah tidur dengan pulas.
Abhi yang sudah lelah juga, ia pun membatalkan niat mandinya. Abhi lebih memilih untuk tidur, saling berhadapan.
Abhi memeluknya. "Maaf sayang...dan terima kasih untuk malam ini.." Gumamnya hanya mengelus rambut Vaish. "Good night, sayang. i love you so much." Mengecup kening Vaish dan Abhi pun memejamkan matanya.
Jangan hujat aku please.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Avneet Kaur ✔ {End}
Teen FictionAku mempunyai keluarga namun diriku tak dianggap keluarga oleh mereka. Aku memutuskan untuk membangun jati diri ku sendiri dan menghasilkan uang sendiri tanpa meminta bantuan kepada orang tua ku. Akan aku tunjukkan pada mereka semua kalau aku mampu...