{dua puluh tujuh}

115 8 0
                                    

Gautam dan abhi langsung memutuskan untuk pulang dari rumah sidd. Mereka berdua juga cukup lelah mencari keberadaannya adik sulung nya saat ini.

Ketika memasuki ruang tamu nya mereka menghentikan langkah nya ketika melihat semua keluarga sudah berkumpul. Tunggu bahkan disitu sudah ada bhavin dan nenek nya dan semua orang terlihat tegang.

"Mah pah!"

Gautam dan abhi duduk bersampingan dan menghadap sang nenek yang sedang menatap nya tajam.

"Saya tanya sekali lagi dimana cucu saya!" bentak nenek membuat semua nya terdiam.

"Cucu siapa yang mama maksud? Semua cucu mama sudah disini. Liatlah ada gautam, abhi dan jannat!" ujar sonia tanpa dosa.

"Kau tentu tau apa maksud ku sonia! Cucu yang ku maksud adalah avneet! Dimana dia sekarang katakan!" bentak nenek.

"Jika mama mencari anak itu maka mama salah tempat!"

"Apa maksud mu amandeep?" tanya sang nenek tidak mengerti.

"Karena avneet sudah tidak tinggal dirumah ini lagi sejak tiga bulan belakangan!" ujar amandeep.

"Apa! Tapi kenapa bisa? Ini kan rumah nya! Apa yang kalian lakukan terhadap nya sampai sampai ia meninggalkan rumah!" nenek tak habis pikir dengan putra dan menantu nya itu. Mereka masih saja menyalahkan avneet untuk kematian suami nya dua tahun yang lalu.

"Dia meninggalkan rumah karena keinginan sendiri mah! Dan aku sama sekali tidak peduli lagi dengan nya! Bagi ku dia bukan putri ku dan juga bukan bagian dari keluarga almortaza!" ujar amandeep membuat gautam dan abhi mengepalkan tangan nya marah.

"Apa kau gila hah! Avneet adalah putri mu amandeep keluarga almortaza! Bisa bisa nya kau mengatakan itu semua!" nenek memijat kening kepala nya.

"Nek sabar lah jangan marah marah tidak baik untuk kesehatan nenek!" bhavin mencoba menenangkan nenek nya. Karena nenek nya mempunyai penyakit jantung ia tidak boleh marah marah karena itu akan membuat penyakit nya kambuh.

"Bhavin bilang sama mereka kalau apa yang mereka lakukan selama ini terhadap avneet itu salah! Kematian kakek mu bukan karena avneet melainkan takdir!" ujar nenek dan bhavin hanya mengangguk.

"Sudahlah mah kita sudah membahas ini ribuan kali dan keputusan ku tetap sama bahwa avneet adalah penyebab kematian papa!" tegas amandeep.

"Mama tidak habis pikir dengan mu amandeep! Kenapa kau memperlakukan putri mu seperti itu! Apa kau tau akibat sikap mu terhadap avneet membuat nya merasakan sakit! Dia seperti tidak dianggap keluarga oleh mu dan tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua nya!" omel sang nenek.

Nenek menatap gautam dan abhi secara bergantian yang hanya menunduk saja.

"Dan untuk kalian berdua kenapa tidak mencari keberadaan adek kalian hah! Apa kalian berdua tidak peduli juga dengan avneet! Aturan kalian mencari nya dan membawa nya pulang! Avneet sangat terluka saat ini? Ia tidak mempunyai keluarga lagi selain kita!" bentak nenek terdapat kedua cucu nya itu.

"Nenek tenang lah dulu aku dan abhi sudah berusaha untuk mencari avneet tapi kami tetap tidak bisa menemukan nya. Bahkan aku sudah mencari nya ke apartemen tapi hasil nya tetap sama. Avneet tidak ada disana!" jelas gautam yang membuka suara nya.

"Saya enggak mau tau kalian harus mencari avneet dan membawa nya pulang kerumah ini. Selama itu juga saya akan tinggal dirumah ini!" tegas sang nenek kemudian beranjak pergi dibantu oleh bhavin.

"Ini semua gara gara anak tidak tahu diri itu!" geram amandeep.

"Pah cukup jangan salahkan avneet terus disetiap masalah!" tegas gautam menatap amandeep tajam.

"Kamu berani membantah papa hah!" geram amandeep terhadap putra pertama nya itu.

"Bang sudah lah tidak ada gunanya juga berdebat dengan papa! Sebaiknya kita pikirkan cara agar bisa menemukan avneet saat ini! Jujur gue sangat khawatir dengan keadaan nya!" ujar abhi sendu.

.
.
.
.

Sudah seminggu terhitung lama nya avneet dirawat dirumah sakit. Hari ini ia sudah diperbolehkan untuk pulang.

"Makasih yah kak sudah mengatar ku!" Avneet tersenyum tipis.

Aashika mengangguk. "Jangan lupa obat nya diminum kalau ada apa apa beritahu kakak!" Avneet mengangguk patuh.

"Yaudah kamu masuk gih kakak mau kembali ke kantor lagi!" Ujar aashika yang dianggukin oleh avneet.

Avneet memasuki apartemen yang sudah seminggu tidak ia datangi. Ketika membuka pintu nya ia melihat krupa sedang asyik menonton tv sembari memakan kripik yang dipegang nya. Krupa menoleh kearah pintu.

"Avneet!"

Avneet jalan menghampiri krupa dan menduduki tubuh nya disofa sebelah krupa.

"Astaga avneet! Lo dari mana aja hah! Kenapa enggak bisa dihubungin? Gue itu khawatir banget sama lo!" Krupa langsung bertubi tubi memberikan pertanyaan seraya memeluk nya.

"Gue enggak kemana mana kok! Masih dibumi jadi lo enggak usah khawatir sama gue!" Avneet terkekeh.

"Gue serius avneet! Lo tau bukan hanya gue yang khawatir sama keadaan lo tapi juga yang lain nya. Terutama sidd, dia sampai sakit karena memikirkan lo!" Avneet membuka kedua mata nya ketika mendengar nya.

"Terus bagaimana keadaan sidd sekarang?" ujar avneet sedikit cemas. Ia sama sekali tidak bermaksud membuat semua orang khawatir dengan keadaan nya apalagi sampai membuat sidd jatuh sakit. Ia hanya tidak mau merepotkan semua orang saja.

"Sekarang dia masih dalam keadaan sakit dirumah nya. Dia selalu saja nyebut nama lo!" Ucap krupa sendu.

"Antar gue kerumah sidd!" pinta avneet yang mendapati gelengan kecil dari krupa. "Kenapa?" tanya nya.

"Lo baru aja pulang sebaiknya lo istirahat dulu pasti keadaan lo belum sembuh total kan! Besok saja kita bertemu dengan sidd nya!" ucap krupa.

Avneet menghembuskan nafas nya kasar. "Yaudah kalau gitu gue ke kamar dulu yah!" ia beranjak memasuki kamar nya.

.
.
.

Avneet membuka ponsel nya yang selama seminggu ia matikan. Dan ternyata banyak sekali notif pesan dari teman teman nya dan juga sidd.

Siddharth.
P
P
P
P
Lo dimana?
Gimana keadaan lo saat ini?
Ehh jawab gue mohon!
Lo dimana? Tadi gue datang ke apart lu kata krupa lo kaga pulang?
Bales pesan gue!
Gue mohon! Gue cuma mau tau gimana keadaan lo sekarang!
Kenapa lo enggak masuk sekolah?
Avneet?
Avneet?
Lo dimana?
Please kasih tau gue?
Gue udah cari lo kemana mana tapi enggak ketemu!

Avneet merasa bodoh terhadap dirinya. Bisa bisa nya ia mematikan ponsel nya yang ternyata malah membuat semua orang semakin tambah khawatir.

Avneet.
Gw baik baik aja oke jangan
khawatir sama keadaan gue!

Ia memutuskan untuk tidur karena kepala nya sedikit sakit kembali. Besok ia akan menemui sidd dan meminta maaf karena sudah membuat nya khawatir dengan dirinya.

.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa vote dan komen nya!


Satu kata buat siddharth!

Satu kata buat abhi!

Satu kata buat gautam!

Satu kata buat lucky!

Satu kata buat riyaz!

Satu kata buat bhavin!

Avneet Kaur ✔ {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang