1907
Rasanya senyum ini sama sekali tidak bisa surut. Melihatnya saja adalah hal yang terindah di dunia ini.
Dan kedua bola mata itu, yang lensanya berwarna cokelat terang memantulkan sosok tinggi yang berjalan di sebelahnya, menggenggam erat tangan mungilnya dengan jari-jari yang hangat itu, yang kapalan karena terlalu sering bekerja kasar, karena ia seorang pria.
Meskipun tersilaukan oleh sinar matahari yang bersinar di samping pemuda itu berjalan, membuat sulit sekali melihat dengan jelas wajah si pemuda, tapi mata cokelat itu masih tidak lepas menangkap sosok yang mempesona itu dan senyumnya masih tak pudar.
Akhirnya si pemuda berhenti, seolah menangkap pandangan itu. Si pemuda duduk berjongkok, dan kini wajahnya jelas sekali untuk dilihat.
"Ada apa, Nagyung?" tanya pemuda itu, tersenyum lebar, seolah geli.
Si pemilik mata cokelat hanya menggelengkan kepala, tapi masih terus tak luput menatap si pemuda.
"Nagyung... kau dari tadi terus mengawasiku..." si pemuda pura-pura protes.
Akhirnya, gadis kecil si pemilik mata cokelat, yang dipanggil Nagyung, tertawa.
"Aku melihatmu bersama Shin Eunchae hari ini, Dokyeom oppa..." kata Nagyung setelah tawanya hilang. "Oppa... kau naksir Eunchae?"
Dan tawa pemuda itu berderai. "Kau tidak suka Eunchae?" si pemuda malah balik bertanya.
"Hmm," Nagyung mengekspresikan wajahnya seolah sedang mempertimbangkan. "Eunchae baik." ia tersenyum riang. "Aku suka dia. Aku suka dia bersamamu!"
Pemuda itu masih tersenyum mengawasi Nagyung. "Apakah Eunchae menyukaiku?" dia bertanya jahil dan adiknya mengerjap. "Oppa! Kau bercanda! Eunchae tergila-gila padamu!"
Dan si pemuda kembali tertawa lepas, geli.
"Dokyeom oppa..." panggil Nagyung. "Kau sudah bilang pada ayah dan ibu?"
"Hm?" Pemuda itu tampak kaget. "Haruskah kukatakan kepada mereka?"
Nagyung mengangguk bersemangat. "Sorry, tapi kudengar kau akan ikut dalam wajib militer. Dokyeom oppa... aku tidak mau kau pergi..."
Pemuda itu, Lee Dokyeom, hanya tersenyum memandangi Lee Nagyung. Matanya hijau, berbeda dengan warna mata Nagyung yang berwarna cokelat terang.
"Aku harus pergi, Nagyung..." kata Dokyeom. "Perang semakin ramai..." ia menghela napas, entahlah apakah ia bisa membuat Nagyung yang hampir berusia 7 tahun itu mengerti.
Tapi Nagyung cukup cerdas, ia diam saja dengan wajah kecewa. "Aku ingin kau tetap bersama aku, ayah dan ibu. Dan bagaimana dengan Eunchae? Kau akan menikahinya kan?"
Dokyeom semakin geli dengan pertanyaan-pertanyaan lugu dari Nagyung. "Kau ingin aku menikahinya?"
Nagyung mengangguk antusias. Entahlah apakah ia mengerti tentang masalah pernikahan.
"Aku akan menikahinya." Dokyeom berjanji. "Dan kau akan menjadi pengiring pengantin wanitanya, mau?"
Nagyung langsung mengangguk antusias dengan tawaran itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vigorous [✔]
FantasyI might look like I'm dying, but I won't die! I won't hide from other peoples' stares! They insist for us to fall, but I'M ALIVE and VIGOROUS! I have nothing more to lose so the past is behind us and we jump out! The way I'm falling deeply is gracef...