Chapter 8

249 27 14
                                    

Vernon merapikan sedikit kerah kemejanya serta posisi dasi kupu-kupu yang sewarna dengan matanya, kemudian menepuk-nepuk jasnya. Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya dari mulut. Menatap gamang ke arah pintu apartemen yang saat ini berada di hadapannya.

"Ayo, Vernon..." gumamnya pada dirinya sendiri. "Ini hanya masalah kecil."

Ia kembali menarik napas dan menghembuskannya. Kepalan tangan kanannya terangkat dan membunyikan dua ketukan di daun pintu.

Bunyi pintu di buka hampir membuat Vernon terlonjak, dan wajah vampir pucat tampan walaupun muncul di hadapannya.

Vernon terperangah. Kaget melihat penampilan Dokyeom yang berdiri dengan ekspresi kaku di depannya.

Dokyeom tersenyum sedikit dan mengangguk. "Masuklah." Ujarnya kaku.

Vernon mengangguk dan melangkah memasuki apartemen itu. Ia segera menemukan Jeonghan duduk di sofa. Dan penampilan Jeonghan tak jauh berbeda dengan penampilan Dokyeom. Hei! Mereka berdua.... keren!

Kedua vampir yang selalu mempesona itu, malam ini... entahlah, mereka seperti telah bermetamorfosa menjadi raja pesta saja!

Jeonghan. Ia mengenakan jas berwarna merah yang membuatnya lebih mencolok.

Dan Dokyeom? Vampir tampan satu ini mengenakan kemeja berwarna putih yang dibalut dengan jas berwarna biru terang. Ia menata rambut cokelatnya se-manly mungkin. Dan lebih menariknya ia mengenakan kacamata. Anehnya, semua yang dikenakan oleh Dokyeom malah membuatnya terlihat semakin spesial, wajahnya yang memang memiliki pahatan-pahatan tulang yang tegas semakin mempesona dihiasi oleh kacamata itu.

Entahlah, ini namanya fashion tentu saja. Dan bagaimana kedua vampir yang sudah meninggalkan kemanusiaannya selama seabad lebih itu bisa begitu tahu bagaimana cara berpenampilan? Vernon semakin menganggumi mereka berdua.

"Kalau melihat kalian seperti ini. Kurasa ini bukan untuk pergi ke pesta reuni teman lama kan?" Ujar Vernon.

Jeonghan tersenyum miring sementara Dokyeom tersenyum kaku.

"Ya, kami akan pergi ke pesta itu." Dokyeom mengangkat bahu.

Vernon menunjukkan senyum puasnya. "Good news kalau begitu. Tapi ngomong-ngomong kalian tidak ingin mengambil tempat Mingyu dan Wonwoo kan?" ia bertanya setengah bercanda. "Mingyu dan Wonwoo harus waspada karena kalian berpotensi mengambil kepopularitasan mereka!"

Vernon tertawa sendiri.

Kemudian tawa Vernon buru-buru mereda karena Jeonghan dan Dokyeom hanya diam saja. Vernon berdehem. "Oke, mana teman kencanku, ngomong-ngomong." Ujarnya dan membuat Dokyeom menunjukkan reaksi dingin.

"Dia di atas..." Dokyeom berkata ragu-ragu, mengawasi Vernon. Ia memang menyukai Vernon, tapi menjadi teman kencan adiknya? Ia tetap tidak memiliki kepercayaan soal ini.

Kemudian terdengar suara langkah kaki menuruni tangga.

Vernon berdiri dan berusaha agar terlihat cool.

"Halo..." sapaan dengan suara datar itu berasal Nagyung yang melangkah pelan menuruni tangga. Dengan canggung ia menuruni anak tangga terakhir. Ah, yang benar saja, hanya karena dipandangi tiga pria ini malah membuatnya merasa gugup, konyol.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang