Chapter 33

197 27 12
                                    

Aman dan terkendali. Nampaknya. Ruangan dipenuhi dengan tamu-tamu yang mengenakan jas hitam, gaun hitam atau bahkan jubah hitam. Penyihir menyukai warna hitam tentu saja. Dan warna hitam adalah ciri khas dari kaum non-manusia.

Jinhwan melonggarkan sedikit dasinya, melirik ke sekeliling ruangan. Memastikan posisi para bawahannya. Bobby di sudut kiri. Yunhyeong dan Donghyuk berdiri di dekat pintu masuk. Chanwoo di lantai atas, sementara June di sudut kanan. Jinhwan menoleh dan mendapati Changwook pria berwajah tampan dengan tubuh sangat atletis itu.

"Changmin," Changwook tersenyum hangat. "Alchemist muda yang tersisa, eoh?"

Pria tampan bertubuh jangkung itu tersenyum kecil. Terkesan ragu-ragu menatap ke arah tangan Changwook yang terulur.

"Ya, Changwook. Akhirnya aku bertemu denganmu." Changmin menjabat tangan Changwook.

"Aku tidak pernah mendengar kabar tentangmu selain kau mengelola Bar di Brooklyn." Ujar Changwook ringan.

"Ya, dan aku masih menantikan penyelesaian masalah pemberontakan di Brooklyn." Mata pria itu menyorotkan sindiran. "Dan ini Seokjin," Changmin memperkenalkan seorang pria tampan lainnya yang berdiri di sebelahnya. Pria itu tersenyum dan sedikit menundukkan tubuhnya dengan sopan.

"Pengawalmu, eoh?" tebak Changwook.

"Bisa disebut begitu. Dia teman terbaikku. Tentu aku tidak bisa seenaknya merekrut seorang pengawal," Changmin tertawa kecil.

"Ya, kau benar. Sungguh merupakan kejutan pastinya kau direkrut dengan tiba-tiba dalam situasi yang agak kacau ini." Changwook sedikit memancing kata.

"Kejutan kalau begitu." Balas Changmin, mengangguk santai.

Changwook mengangkat bahu singkat. "Apakah kau mengenal Donghae dalam wilayahmu? Mengingat kalian memiliki latar belakang yang sama." Changwook mencari topik pembicaraan.

"Donghae, eoh?" kedua mata Changmin terlihat tertarik ketika menyebutkan nama itu. "Hanya sekali bertemu. Itu pun sudah sangat lama. Dia pernah menjadi Guru Alchemistku. Vampir yang luar biasa."

"Jadi bagaimana menurutmu dengan keberadaannya? Kau pasti sudah mendengar kabar kematiannya." Changwook mengangguk-angguk.

"Ya, sungguh malang. Tapi jika aku bisa memberikan pendapatku, dia masih belum mati. Aku yakin kau juga mengira begitu," Changmin tersenyum santai.

"Tentu saja, sungguh sulit menerima kematian seorang Alchemist terhebat sepanjang masa." Changwook memberi isyarat kepada seorang Pelayan pembawa nampan untuk berhenti. "Cheers kalau begitu." Dengan sopan ia memberikan segelas wine pada Changmin dan satu gelas untuknya sendiri. Changmin menerimanya dengan senang hati.

Jinhwan perlahan melangkah menjauhi Changwook. Ia mendekati posisi Bobby.

"Gantikan aku," bisik Jinhwan pada Bobby.

Bobby segera mengangguk.

"Pastikan keadaan terkontrol. Hubungi aku jika terjadi apa-apa." Perintah Jinhwan sebelum ia benar-benar meninggalkan ruangan dalam gedung.

***

"Jadi ini timbal baliknya?" Jeonghan mendesis, pura-pura meminum wine-nya. "Ah, sial... kenapa bukan darah?" gerutunya.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang