Chapter 24

241 29 10
                                    

Hanya perlu kurang dari 15 menit mereka sudah sampai di Reruntuhan di Selatan Oxford. Dan menurut Nagyung, keadaan tempat itu masih sama persis kelihatannya di mata manusia. Berupa puing-puing bekas bangunan, tidak lebih.

"Dua jam sebelum malam," Chanyeol mengingatkan sambil mengerling sekilas pada arlojinya."Jadi bagaimana kelihatannya?" tanya Chanyeol yang penasaran, ia mengawasi Nagyung lekat-lekat. "Aku pikir aku akan melihat sekolah sihir seperti Hogwarts. Dan aku akan semakin yakin bahwa sebenarnya JK Rowling adalah seorang penyihir. Who knows?" ujarnya, tersenyum.

Nagyung hanya melemparkan senyum kepada Chanyeol ketika mendengarnya.

"Ayo." Nagyung melangkah lebih dulu. Di antara puing-puing itu, sebuah pintu masih berdiri kokoh meski dinding-dindingnya telah hancur. Chanyeol, Sehun dan Jeonghan melangkah mengikuti di belakang.

Nagyung berbalik menghadap mereka sementara tangan kanannya menggenggam knop pintu. ia tersenyum. "Welcome to Lee's School." Ucapnya sembari memutar knop pintu dan membukanya.

Chanyeol dan Sehun saling bertukar pandang. Namun akhirnya mereka mengikuti Nagyung masuk melewati pintu. Perasaan konyol melewati pintu di antara puing-puing itu mendadak musnah ketika mereka sudah melewatinya.

Tidak ada puing-puing lagi di dalam sini seakan mereka telah berada di dunia yang berbeda. Sebuah bangunan berbentuk kastil menjulang di hadapan mereka. Apakah barusan mereka melewati pintu kemana saja milik Doraemon?

Ketika Chanyeol dan Sehun menoleh ke belakang, mereka sudah tidak mendapati pintu itu lagi melainkan sebuah gerbang besar berjeruji besi berdiri kokoh di belakang mereka. Kemana pintu itu? Kemana semua reruntuhan itu? Padahal jalanan di luar sana masih sama saja bahkan mobil Sehun masih terlihat terparkir di sisi jalan, seolah menjelaskan mereka masih berada di dunia yang sama.

"Ahh, sudah lama sekali," gumam Nagyung sambil melangkah. Jeonghan segera mensejajari langkahnya dengan Nagyung sementara Chanyeol dan Sehun menyusul. Mata mereka berdua masih memancarkan kekagetan melihat tempat itu.

"Aku yakin JK Rowling adalah penyihir..." Chanyeol mengangguk-angguk, masih dengan mata terbuka lebar.

Mereka bereempat menyusuri jalan setapak menuju pintu depan kastil. Di kiri kanan mereka adalah halaman luas. Deretan Pohon-pohon di ujung barat dan timur tampak hening. Namun burung-burung gagak berkoak menyela kesunyian dan terbang di langit, beberapa hinggap di atas patung-patung yang berdiri berjejer di sepanjang sisi jalan setapak dengan cat putih yang mulai terkelupas dan berlumut. Patung-patung itu berbentuk hewan-hewan aneh, seperti kuda namun memiliki sayap, seperti goblin, bahkan patung berbentuk manusia bertubuh ramping yang sedang membidikkan sebuah panah berdiri angkuh di atas pondasinya. Hanya beberapa patung-patung yang masih berdiri sempurna sementara yang lain telah hancur terbelah atau pun berkeping-keping. Tempat ini masih sama kacaunya dengan yang terakhir kali Nagyung tinggalkan. Hanya saja yang berbeda adalah lumut-lumut itu.

Nagyung menyusuri jalan itu dengan pikiran yang mulai melayang-layang. Mendadak saja bayangan masa lalu menutupi ruang pandangnya. Ia melihat murid-murid penyihir berkeliaran di halaman, sekedar duduk-duduk atau sibuk memamerkan berbagai sihir yang sudah dikuasai oleh mereka. Dan danau di halaman sebelah timur, sebelum deretan hutan, ia seolah melihat dirinya duduk dengan wajah cemberut di tepinya, di atas sebuah bongkahan batu besar, memperhatikan Jaehyun, temannya, yang sedang memamerkan sihir melayang-layang di udara sambil tertawa-tawa riang, mengejek Nagyung yang duduk diam, menantangnya untuk melakukan hal yang sama. Namun waktu itu Nagyung belum bisa merapalkan mantra apa pun.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang