"Hidupku tidak pernah sekacau ini."
Sudah berapa kali kalimat itu didengungkan dalam kepalanya. Namun apa yang bisa ia lakukan selain membungkam mulutnya dan hanya melemparkan tatapan penuh kebencian pada orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya.
Luka ini benar-benar telah menyakiti dirinya. Mental dan fisik. Bunuh diri. Hal itu tentu saja telah sering ia pikirkan. Namun selalu saja ada hal yang menghalanginya. Petualangan konyol ini pun bisa membuatnya terbunuh. Yah, faktanya ia masih tetap hidup. Dengan luka. Dengan rasa malu. Benar-benar seperti tidak hidup lagi. Choi Arin, sudah tidak ada lagi. Hancur.
Dan Lee Jieun, Tuan Putri Elf atau apalah sebutannya mengatakan omong kosong itu.
Omong kosong? Entahlah. Kelihatannya ia serius.
Ayolah. Bagaimana ia bisa tidak tergiur?
Menjadi cantik kembali, setidaknya itu yang ia inginkan. Dan hal itu sempat membuat Arin berharap.
"Jadi bisakah kau menyembuhkannya?"
"Hmm. Aku bisa, tapi kau harus bayar mahal."
Bayar mahal? Itu konyol sekali.
Tapi tetap saja Arin melangkahkan kakinya, mengikuti Jieun yang telah pergi lebih dulu sambil melemparkan senyum misteriusnya. Sebelum Arin menghilang ke balik deretan pepohonan, Ia melirik sebentar ke belakang.
Mengawasi Wonwoo dan Mina. Lalu Pangeran Elf yang baru saja turun dari kudanya. Vernon dan Nagyung mendatangi tempat mereka.
Ada hal yang membuat Arin benar-benar menghentikan langkahnya.
Vernon memeluk Nagyung dari belakang. Tertawa riang.
Hell. Apa urusannya?
Arin memalingkan wajah dan melanjutkan langkahnya.
Jieun benar-benar telah meninggalkannya. Ia hanya menemukan sebuah jalan setapak. Dan jalan ini tidak mengarah pada wilayah perkemahan. Namun Arin tetap memutuskan untuk mengikuti jalan itu. Jalan itu mengarahkannya kepada deretan pepohonan yang lebih rapat dan liar. Ia tersandung beberapa kali oleh akar dan bebatuan besar. Sampai akhirnya ia berhasil keluar dari hutan.
Jieun telah berada di sana, duduk menanti di atas bongkah batu besar. Tersenyum ke arahnya.
Semenjak luka yang tertoreh di wajahnya, Arin telah kehilangan kata-katanya. Ia malas mengeluarkan suara. Bahkan memaki saja ia sudah tidak bisa. Dan walau pun ia kesal setengah mati pada Jieun karena telah meninggalkannya, ia lebih memutuskan untuk menggigit bibirnya lalu mendatangi Jieun.
Jieun masih menatapnya dengan iris mata yang cemerlang itu. Tanpa berkedip dan penuh pesona. Pesona? Apakah Elf ini sedang terpesona padanya?
"Kau benar-benar ingin menghilangkan luka itu?" Jieun seperti mengujinya. Lucu sekali. Tidak ada orang normal yang ingin hidup dengan luka mengerikan di wajah seperti ini. Jieun hanya memiringkan beberapa derajat kepalanya, tersenyum lebih lebar atas diamnya Arin. "Kau sudah memutuskan." ia malah menjawab sendiri pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vigorous [✔]
FantasyI might look like I'm dying, but I won't die! I won't hide from other peoples' stares! They insist for us to fall, but I'M ALIVE and VIGOROUS! I have nothing more to lose so the past is behind us and we jump out! The way I'm falling deeply is gracef...