Chapter 35

218 28 4
                                    

Jurnal 6

Kompleksitas ramalan membuatku penasaran. Anilisis ramalan dalam cabang pohon ilmu Alchemy begitu menarik. Tidak ada yang lebih gila soal ramalan selain para Alchemist. Berburu ramalan telah menjadi suatu hobi bagi para Alchemist. Dan kadang dengan mendapatkan satu ramalan, kehidupan Alchemist itu mendadak berubah karena mereka menekuni satu ramalan itu.

Lalu apa ramalanku?

Aku masih mencarinya. Ya, sayang sekali. Ini sudah lewat dari 30 tahun setelah aku menjadi Vampir, Aku masih belum menemukannya

Aku mendapatkan beberapa ramalan. Dan salah satunya adalah ramalan Lee Dokyeom, keponakanku. Prognosisnya yang berwarna hijau zamrud pada permukaan batu peraknya mengingatkanku pada warna matanya. Dan entah kenapa aku tidak begitu memahami isi ramalannya. Ramalannya dipenuhi dengan warna hijau. Dan hanya satu yang kutahu. Dalam ramalan ini menyatakan Dia akan menjadi manusia di masa mendatang. Dan ramalan Nagyung menjadi seorang Penyihir di masa depan.

Nah. Apakah keluargaku benar-benar beruntung dalam hal ini?

__________________________________________________________________________

Jurnal 7

Aterazarq. Mantra kematian. Selalu ada tumbal dalam pembelajaran dan si Alchemist tua membunuh salah satu dari kami dengan menggunakan mantra kematian itu.

Dan kenapa dia tidak membunuhku saja? keajaiban kami Vampir, sama sekali tidak bisa melawan mantra. Mantra tetap saja membunuh kami. Walau pun aku tidak suka menggunakan mantra itu, tetap saja, hanya akan ada satu Alchemist yang bisa hidup di antara calon Alchemist lainnya. Ya. duel.

Pelajaran sia-sia. Sungguh menyusahkan sekali. meskipun lawanku adalah pria muda tampan itu, tetap saja memberikan mantra itu kepadanya sungguh kasihan sekali. Tiba-tiba saja aku ingat pada Dokyeom. Dokyeom tak jauh beda dengan pemuda ini. Periang dan cerdas.

Ya. Nyatanya aku berhasil. Tidak hanya pemuda itu, tapi sekaligus ketiga Alchemist tua yang telah bersusah payah memberikan ilmunya kepadaku. Kupikir kematian adalah balasan terbaik untuk mereka.

Sensasi mantra ini tiba-tiba saja mengingatkanku kembali pada misi awal. 30 tahun mempelajari Alchemy cukup membuatku kuat. Aterazarq memang cocok untuk dijadikan mantra penutup dari pembelajaran ini. Dan mantra ini mengalir ke setiap sendi tubuhku. Bisa kurasakan bagaimana dengan ganasnya mantra ini menarik energi kematianku, dan berapa banyak energi kehidupan yang kutarik untuk mengucapkan mantra itu. Ini menyebabkanku haus luar biasa.

Pantas saja Alchemist tidak terlalu diminati oleh Penyihir. Penyihir menyukai beberapa misteri yang dimiliki Alchemy, namun mantra penutup lah yang membuat para Penyihir urung untuk serius menekuni Alchemy. Hanya Alchemist sajalah yang mampu mengucapkan mantra paling terkutuk itu. Dan hanya Alchemist sajalah yang mampu bertahan setelah mengucapkan mantra itu. mantra pembunuh yang bahkan bisa membunuh sang pengucap. Pengorbanan ini, kematian, ilmu hitam, pemanggilan setan, dan mantra pelindung. Alchemist bermain dalam lingkarannya sendiri.

____________________________________________________________

Bruk!

Buku bersampul hitam legam itu terjatuh dari kedua tangan yang gemetaran itu. Mina menelan ludah, menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Masih gemetaran. Ia mencoba berpikir jernih namun kata-kata dalam kertas kuning itu serasa dibacakan kembali ke dalam kepalanya.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang