Chapter 6

268 33 5
                                    

"Kau sudah berhasil menemukannya? Sorry, aku cuma memberikan tempat dimana dia terakhir kali terlihat."

"Yeah, aku sudah berada di Brooklyn," kata Jinhwan sambil mengawasi kegelapan di sekitarnya. Suhu udara subuh hari itu begitu dingin. Pelan-pelan langit malam mulai tergeser oleh goresan-goresan sinar matahari yang terbit.

"Sorry, aku tidak cukup membantumu. Kau tahu Brooklyn begitu dijaga ketat? Salut buat walikotanya."

"Kau sudah mendapatkan informasi yang kuminta?" tanya Jinhwan.

"Yep. Vampir itu.... Siapa namanya tadi? Lee Donghae. Ya, dia sudah tidak kelihatan lagi. Terakhir kali dia terlihat di Oxford. Kau tahu ada penyerangan di sana? Diperkirakan makhluk-makhluk non-manusia yang melakukannya. Mungkin saja Vampir bernama Donghae itu terlibat dalam penyerangan."

"Jadi dia benar-benar sudah mati?" tanya Jinhwan, teringat pada surat Donghae yang ia dapatkan di hari pertama ia dikeluarkan.

"Aku tidak jamin dia masih hidup, tapi tidak bisa juga kukatakan dia sudah mati."

"Yeah, baiklah..."

"Jinhwan,"

"Ya?"

"Sebenarnya untuk apa kau melakukan hal ini?"

Jinhwan mengganti posisi duduknya dengan sedikit membungkuk. "Entahlah. Aku hanya tertarik untuk melakukannya."

"Oh, ya?"

"Ya, kau tahu? Tidak mungkin ada Vampir yang memohon padaku untuk menjaga seorang anak manusia kalau tidak ada suatu masalah."

"Wow, apakah gadis itu sedang dalam masalah?"

"Hmm, aku juga tidak tahu." Jinhwan mengangkat bahu. "Yang jelas ada orang yang mencarinya selain aku."

"Wow, semoga saja kau tidak sia-sia melakukan pekerjaan gratis ini."

"Oke, aku sudah menemukan apartemennya. Aku hanya punya waktu satu bulan untuk melakukan tugas ini. Pastikan Squirrel tidak membuntuti aku."

"Pasti! Kau tenang saja, Squirrel tidak akan berani masuk ke dalam Brookyln sebelum walikotanya mati. Haha."

Jinhwan segera mematikan ponselnya dan memasukkan ke saku. Ia menoleh ke sekitarnya yang sudah semakin terang. Mulai terlihat kehidupan di dalam kota itu. Jinhwan mengalihkan pandangannya pada sebuah gedung apartemen yang tidak jauh dari tempat ia duduk. Ia menyipitkan mata untuk mengawasi gedung itu.

"Oke, pekerjaan dimulai." Gumamnya sambil berdiri dan mulai melangkahkan kaki menembus udara pagi yang sedikit berkabut.

***

Ini hari Kamis, itu artinya Sabtu sangat dekat!

Vernon menyusuri koridor kampus dengan tampang suntuk. Ia masih belum punya cara agar Sowon tidak membuat Mingyu menjadi pasangannya. Ya, mungkin benar apa yang dikatakan oleh Miyeon kemarin, bahwa ia cemburu pada Mingyu yang selalu berhasil mendapatkan apa saja yang diinginkan. Mingyu populer dan jelas Sowon, wanita paling populer di kampus, naksir pada Mingyu. Sedangkan Vernon, ia bahkan disebut freak di sini, dan Sowon atau pun Arin selalu memandang rendah padanya. Meskipun ia tidak begitu naksir pada Sowon atau pun Arin, Vernon ingin sekali mendapatkan apa yang Mingyu bisa dapat. Ya, memang sudah sifatnya selalu ingin menang.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang