Chapter 2

431 42 5
                                    

Menyilaukan saja. Rasanya dulu tak sesilau ini. Semuanya putih dan pemuda itu tampak kesal karena matanya belum juga terbiasa dengan ruangan berdinding putih tempatnya berada sekarang.

"Coba kita lihat," wanita yang duduk di depannya, membuka berkas-berkas. Wanita cantik khas Korea. Penilaian pemuda itu. Rambut hitam, lurus dan panjang. Make up natural tapi menarik. Bibir wanita itu juga cukup seksi, pemuda itu tidak bosan memandanginya. Nakal memang, tapi ia sudah lupa bagaimana bentuk seorang wanita setelah selama lima tahun ia dikurung di dalam sel yang gelap.

Dan pemuda itu membaca name-tag wanita itu. Kim Jisoo.

"Oke, Tuan Kim Jinhwan..." akhirnya wanita itu menyingkirkan berkas-berkas, dan memandang tertarik pada si pemuda yang duduk dengan bosan di depannya. Wanita itu, Kim Jisoo, tersenyum manis. Terlalu manis malah.

"Namaku Kim Jisoo." ia akhirnya memperkenalkan diri. "Kau bisa memanggilku Jisoo..." ia tersenyum ramah.

Pemuda itu diam saja. Namun tetap memperhatikannya.

"Nah, aku senang sekali akhirnya bisa bertemu dengan aset negara seperti dirimu." Jisoo tampak riang.

"Aset negara?" Jinhwan bergumam, geli.

"Yeah... kau benar-benar melegenda di sini, di Squirrel." Jisoo tersenyum riang. "Aku bahkan mengagumimu! Begitu muda dan berbakat! menghabisi ratusan vampir dan werewolf! Waow! Sungguh luar biasa!"

Jinhwan diam saja, sama sekali tak berbangga hati. "Aku tidak menyangka Squirrel masih hidup...." gumam Jinhwan dengan suara berat.

Jisoo menatap riang pada Jinhwan. "Squirrel akan tetap hidup selama makhluk-makhluk non-manusia masih berkeliaran di muka bumi."

Jinhwan menatap sesaat pada Jisoo. "Haruskah begitu, Nona Kim?"

"Apa?" Jisoo tiba-tiba melongo.

"Haruskah..." Jinhwan memindahkan pandangannya pada hiasan-hiasan berbentuk kucing yang terpajang di ruangan Jisoo. "...Makhluk-makhluk itu dihabisi?"

"Oh," Jisoo tampak bingung. Seakan tak pernah menduga pertanyaan itu akan diajukan. "Kau meragukan Squirrel, Tuan Kim?" tanya Jisoo hati-hati.

"Sedikit..." kata Jinhwan jujur.

Jisoo tampak waspada dan memandang sekelilingnya. Ia mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah Jinhwan dan berbisik. "Kuharap hanya padaku kau berkata hal itu, Tuan Kim." Bisik Jisoo cemas. "Kau bisa dikembalikan ke sel-mu atau lebih parah... dimusnahkan. Yah, sulit memang... dengan statusmu, aset negara."

Jinhwan mengawasi Jisoo. "Dan masih sama kah Squirrel dengan 5 tahun yang lalu?"

"Oh, tentu saja sedikit berbeda. Squirrel sekarang semakin canggih, bahkan luar biasa canggih. Di sini kau akan menemukan banyak sekali orang-orang berbakat." Jisoo mengedikkan bahunya. "Selebihnya sama. Squirrel, dibangun setelah Perang Dunia II, dan organisasi ini dibangun secara rahasia, kerja sama antar negara yang ingin terlibat demi keamanan setiap negara dari gangguan makhluk-makhluk non-manusia. Dan beruntunglah, Tuan Kim! Kau bebas dari masa hukumanmu tepat ketika negara-negara di dunia membutuhkanmu!"

Jisoo tampak riang menjelaskan sementara Jinhwan memasang ekspresi suntuk.

"Ada rumor kalau makhluk-makhluk non-manusia mulai berkumpul dan membentuk kekuatan secara diam-diam." Jisoo seolah sedang berbincang dengan teman wanitanya saja. "Tentu saja ini bukan 'rumor'. Hehe, ini sudah diselidiki dan terdapat beberapa bukti pemberontakan mereka. Kau mau lihat bukti-buktinya, Tuan Kim?" tawar Jisoo.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang