Chapter 32

218 27 23
                                    

Silau itu kembali hadir. Ya, pagi hari lainnya. Tapi, hey. Ada yang berbeda. Bukan silau matahari yang berbeda karena silau matahari memang biasanya sudah seperti ini. Tapi langit-langit kamar. Sowon mengerjapkan matanya. Dua kali. Dan langit-langit kamar itu bukan langit-langit kamarnya.

"Sudah bangun?"

Suara seorang pria. Lembut dan manis. Namun tegas. Entah. bagaimana bisa ia mendeskripsikan suara seorang pria dengan begitu membingungkannya?

Yep, Sowon mendapatkannya. Pria yang sudah ia kenal. Seorang Vampir dengan iris mata berwarna hijau terang yang menyenangkan. Dokyeom duduk di pinggir ranjang yang ia tiduri, tersenyum dan wajahnya seperti tertimpa silau matahari, membuat warna kulit wajahnya berpendaran.

Sowon bergerak bangun sementara mata si Vampir mengawasinya, tertarik.

"Aku harus berterima kasih pada Jeonghan," ujar Dokyeom. "Dia ternyata selalu mengawasimu."

Mengawasi? Sowon mendadak kebingungan untuk memberikan respon. Kenapa ia merasa sedikit risih, menghadapi kenyataan bahwa Vampir sinting itu selalu peduli padanya.

"Oh," Sowon tiba-tiba teringat. "Miyeon...."

"Ya." Dokyeom mengangguk. Seketika saja semua senyum dan wajahnya yang lembut menjadi sendu. Perubahan itu kontras sekali terlihat karena wajahnya benar-benar jelas terkena cahaya matahari. Bukankah Dokyeom adalah Vampir? Kenapa Vampir ini tampak baik-baik saja tersiram cahaya matahari?

"Kau... tahu?" tanya Sowon, perlahan.

Dokyeom mengangguk singkat, mengangkat sebelah tangannya. Kalung perak itu. "Dia tertangkap." Muram. Sungguh muram. Dokyeom meremas erat kalung itu dalam genggamannya. Dan Sowon menyadari bahwa rasa ketertarikannya pada Nagyung juga ia rasakan pada Dokyeom. Keduanya memukau. Dan ia tidak menyukai ketika wajah muram itu menyelimuti wajah si Vampir. Sowon tak habis pikir. Kenapa ia selalu menyukai Lee Nagyung. Dan sekarang ia juga harus mengakui bahwa ia juga menyukai Lee Dokyeom. Sebuah istilah menyukai yang berbeda. Mereka berdua sungguh menarik.

"Maaf... Aku tidak bisa..."

"Tenang saja, dia akan baik-baik saja." Dokyeom segera menyela. "Mereka di bawah." Dokyeom telah mengembalikan senyumnya. Membaca diam-diam pikiran Sowon. Walau sebenarnya hanya tidak sengaja. "Dan mereka menunggumu."

Mereka...? Entah siapa yang dimaksud oleh Dokyeom. Ia tidak ingat apa-apa. Ia hanya ingat terakhir kali ketika Jeonghan menangkap lengannya dan membawanya naik ke udara.

***

"Kau membawanya ke sini, Jeonghan! Kau tahu artinya? Orang-orang yang mengejarnya akan mengetahui tempat kita!"

"Aku sudah menambah pertahanan pada pelindung sihirku, Eunwoo. Tenang saja."

"Tidak, Nagyung! Jangan hanya tenang saja! Cepat atau lambat mereka akan menemukan tempat ini dan kita...? Kita TAMAT!"

"Ayolah, jika mereka berhasil menemukan kita, itu malah sangat bagus! Aku masih belum selesai berurusan dengan Vampir itu."

"Nah! Kau bahkan menyembunyikan satu hal dariku! Kau tahu aku sudah begitu mempercayaimu, Jeonghan?! Dan kau tidak pernah bilang bahwa kau mengenal Vampir yang bernama Minhyun itu!"

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang