Chapter 11

240 27 9
                                    

"Leiko... Ignatia... Pantshik..."

"Not Pantshik, but Pantxike..."

Nagyung menutup buku yang ia baca dan menoleh, mengawasi pemuda yang baru saja datang dari dalam kegelapan. Pemuda itu mematikan cahaya dari tongkat sihirnya.

"Kau telat..." Nagyung pura-pura cemberut.

"Sorry, honey... Si Penjaga Tua itu menghambatku."

"Irene juga terus-terusan mengawasiku." Kata Nagyung, tidak mau kalah.

"Kau ujian besok?"

"Ya." Nagyung mengangguk. "Dan aku harus praktek menghancurkan Pelindung Tingkat 7.

"Good luck kalau begitu." Si pemuda tersenyum. "Tapi yang kau baca itu mantra perombak Pelindung Tingkat 11. Dan usahakan lah mengucapkannya dengan benar atau malah akan sia-sia."

"Ya, kau yang paling pintar." Gerutu Nagyung.

"No, I'm not, little Lady." Si pemuda tersenyum lebar. "Here we go," ia mengeluarkan 2 botol bir dari dalam tasnya. "Si Penjaga Tua suka minum-minunam ini. Aku ambil dua. Lumayan. Dia pasti kebingungan melihat stok birnya lenyap." Si pemuda terkekeh.

"Bolehkan meminum ini?" tanya Nagyung sambil mengambil satu botol.

"Kau bertanya 'boleh'? Ayolah, Nagyung. Kita sudah 17 tahun, orang-orang dewasa akan memaklumi kelakuan kita. Ya, kalau mereka tidak sakit jantung."

"Kau memang anak nakal!" Nagyung membuka tutup botol bir itu dan mencoba meminumnya. "Ugh, rasanya mengerikan. Kenapa orang dewasa suka minum ini, sih?"

"Yah," si pemuda itu juga sedikit mengernyit setelah meminumnya seteguk. "Mungkin kita akan terbiasa setelah dewasa nanti." Ia mengangkat bahu. "Lalu? Kita mulai dari mana?"

"Sorry kalau aku selalu merepotkanmu." Nagyung menghela napas. "Aku terlalu bodoh di kelas. Semua orang tahu itu. Tapi kau masih terus mau mengajariku."

"Tidak ada orang bodoh," si pemuda mengkoreksi. "Hanya orang-orang yang agak lambat menangkap pengetahuan."

Nagyung tersenyum mendengarnya. "Ya benar, kau selalu menghiburku.

"Stop berbicara soal ini kalau begitu. Back to the game. Mantra pembuat dan perombak Pelindung tingkat 7 memang mudah. Buat : 'Nash!' lalu hancurkan : 'trent!'. So, kau lebih tertarik dengan mantra perombak pelindung tingkat 11?"

"Ya, aku tidak mengerti apa fungsi pelindung ini." kata Nagyung. "Sebagian pelindung digunakan untuk menyembunyikan. Tapi pelindung ini tidak, tak terlihat dan tidak disadari, hanya berfungsi di saat tertentu."

"Di saat kau merasakan tanda bahaya." Koreksi si pemuda. "Baca bukunya dengan baik. Nagyung-ah. Sorry, aku tidak terlalu suka mengulang membacanya. Dan Pelindung itu juga sekaligus untuk mengurungmu."

"Kau selalu jenius. Aku iri."

"Tidak ada gunanya iri, Honey."

"Kau bisa membuat Pelindung ini?" tanya Nagyung penasaran.

"Kau gila! Itu Pelindung Tingkat Tinggi. Hanya orang-orang macam Donghae saja yang bisa melakukannya. Kalau kupaksa, energi tongkat sihirku bisa termakan habis! Energi kita masih belum bisa stabil seperti para penyihir tua." omel si pemuda. "Praktekkan yang paling mudah saja, honey."

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang