Chapter 15

217 28 15
                                    

"Crap~..."

Jennie melipat tangannya di dada, mulutnya bergerak aktif mengunyah permen karet. "Dari mana semua werewolf ini?" ia mengawasi tumpukan mayat werewolf yang diangkut dari runtuhan Manhattan Bridge di laut bawahnya.

"Dan masih banyak lagi di tempat lain." Jisoo mengangkat bahu, mengibaskan rambut panjangnya.

"Brooklyn benar-benar jadi santapan," komentar Jennie, matanya lepas mengawasi para petugas 'kebersihan'.

"Sepertinya tidak, mereka berada di lokasi di mana tidak banyak terdapat mangsa berkeliaran." Rose buka suara, melepas kacamata hitam yang ia kenakan, mengawasi lokasi sekitarnya. "Mungkin mereka sedang ada urusan?"

"Urusan apa yang membuat mereka datang ke sini?" Jennie melangkah meninggalkan lokasi. Lisa mengikuti, sementara Jisoo dan Rose masih menyelidiki di tempat.

"Sudah temukan mayat Walikota?" tanya Jennie.

Lisa mengangguk singkat. "Diperkirakan ikut terbakar di rumah Penasehat Walikota, Mr. Kim Sihyuk." Jawabnya. "Apakah mereka mengincar Walikota?"

"Mungkin. Tapi tumben werewolf membakar rumah yang di dalamnya berada sasarannya. Kemungkinan ada orang lain yang membakar rumah itu, atau ada yang memacu terjadinya kebakaran." Jennie menduga-duga.

"Oh, ya?" Lisa memiringkan kepala, bingung. "Kalau bukan Walikota yang mereka incar, lalu siapa... atau... apa?"

Jennie berhenti melangkah, Lisa ikut berhenti.

"Entahlah. Kumpulkan saja semua bukti yang mendukung serta semua hal yang mencurigakan." kata Jennie. "Kita harus kembali ke Squirrel untuk memastikan kinerja Kim Jinhwan itu bagus."

Lisa mengangguk. "Baiklah. Aku akan coba mencari bukti."

************************

....

Hanya terdengar suara aliran sungai yang mengalir deras. Menerobos celah-celah bebatuan. Dan langkah-langkah kaki yang menyebrangi sungai dengan berpijak pada bebatuan. Mereka sampai ke seberang sungai.

Chaeyeon menggigil. Seluruh tubuhnya basah. Ia berdiri diam setelah sampai di seberang sungai. Dengan air deras masih menenggelamkan sampai mata kakinya. Ia menatap Dokyeom dan Mingyu yang kompak meloncat mulus ke tanah dan sama-sama meletakkan tubuh pingsan Miyeon dan Sowon. Mereka semua basah.

Sementara Jeonghan berdiri di samping Chaeyeon. Chaeyeon menoleh pada Jeonghan. Jeonghan menyeka air yang menetes dari kepala menuju dagunya. Raut wajah Vampir itu tampak kesal dan melangkah mendekati Dokyeom dan Mingyu.

Chaeyeon pun melangkah mengikuti.

"Mereka baik-baik saja." Dokyeom berdiri ketika Chaeyeon sudah berada di sampingnya. Dokyeom baru saja memeriksa keadaan Miyeon dan Sowon. Sungguh, Chaeyeon masih tidak mempercayai bahwa Dokyeom memiliki pengetahuan seluas pengetahuan dokter paling jenius sekali pun.

Chaeyeon mengangguk singkat, mengawasi wajah pucat Miyeon yang pingsan. Khawatir. Dan kekhawatirannya jauh melayang pada satu sahabatnya yang lain. Mina.

"Aku benci ini. Basah." Gumam Jeonghan sambil mengacak-ngacak rambut pirangnya yang basah. Chaeyeon bergerak menjauhi cipratan yang dibuat oleh Jeonghan.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang