Dokyeom melipat tangannya di dada, matanya tanpa berkedip menatap layar komputer tua yang menyala di depannya. Dokyeom memiringkan kepala, membaca kembali sebuah pesan yang terpampang di layar.
"Halo, teman-teman Grandpa!
Sekarang aku berada di London."
Shit. Dokyeom rasanya ingin membanting komputer ini, namun ia berhasil meredam emosinya. Bagaimana ini bisa terjadi? Gara-gara orang yang menghubunginya ini ia harus berpisah dengan adiknya. Dan sekarang ia tidak mendapatkan apa-apa selain pesan singkat yang menyebalkan ini.
"So? What?" Chaeyeon mencoba memecah keheningan yang canggung itu. "Apa yang akan kita lakukan?"
"Tanyakan saja pada pemimpin kita." Jeonghan menyodorkan kewenangan kepada Dokyeom.
"Aku bukan pemimpin." Dokyeom mengelak. "Jangan bertanya padaku."
"Aku punya ide." Mingyu muncul di pintu, melangkah pelan mendekati Dokyeom yang duduk di kursi, sementara Jeonghan duduk santai di atas meja sambil memegang gelas berisi cairan merahnya.
Chaeyeon, Miyeon dan Sowon yang duduk di sofa menoleh ke arah Mingyu.
"Katakan saja apa idemu." Jeonghan menggoyang pelan gelasnya sebelum meminumnya. Satu teguk membuat wajahnya bersinar dan matanya berkilat-kilat keemasan. Dia benar-benar menyukainya.
"Lupakan orang yang kalian berdua cari ini. Lebih baik kita cari yang lain." Kata Mingyu. Sepertinya ia sudah tidak ingin bersabar lagi. Ia tidak peduli dengan siapa pun yang saat ini sedang diharapkan oleh Dokyeom.
Dokyeom tidak bergeming dari tempatnya.
"Aku akan pergi." Kata Mingyu dan ini berhasil membuat Dokyeom menoleh kepadanya.
"Kemana?" tanya Chaeyeon segera.
"Mencari saudaraku." Jawab Mingyu.
"Apakah kau tahu mereka di mana?" tanya Miyeon.
"Tidak, tapi aku akan mencari mereka. Aku rasa itu lebih pasti daripada mencari seseorang yang hanya meninggalkan pesan singkat menyebalkan itu." Mingyu melirik ke arah komputer.
Sudut bibir Dokyeom sedikit tertarik menandakan ia sedikit tersenyum ketika mendengar kata-kata Mingyu. Right, Mingyu dan dirinya memang memiliki berbagai kesamaan sepertinya. Ia barusan juga menyebutkan hal itu.
"Baiklah." Dokyeom membuka suara. "Kita pergi."
"Wah, sepertinya ini benar-benar keputusan." Komentar Chaeyeon.
"Chaeyeon, Miyeon, Sowon." Dokyeom memanggil satu-persatu nama gadis-gadis itu. "Kalian bertiga tetap tinggal."
"What?" Chaeyeon segera berdiri. "Kau mengatakan apa? Kami bertiga tetap di sini?"
"Yes." Dokyeom bangkit dari tempat duduknya. "Please?"
"No!" seru Chaeyeon. "Aku tidak ingin tinggal di sini dan diam saja! Kau ingat? Mina bersama mereka!"
Miyeon buru-buru berdiri dan mengangguk. "Aku rasa kami ikut saja. Tapi... yah, jika itu tidak merepotkan kalian..."
"Ah... girls..." keluh Jeonghan sambil meletakkan gelasnya yang sudah kosong ke atas meja. Kini wajahnya benar-benar berpendar cerah dan... memukau?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vigorous [✔]
FantasyI might look like I'm dying, but I won't die! I won't hide from other peoples' stares! They insist for us to fall, but I'M ALIVE and VIGOROUS! I have nothing more to lose so the past is behind us and we jump out! The way I'm falling deeply is gracef...