Chapter 27

297 29 16
                                    

Seperti ada yang menuntunnya. Insting asing yang bukan miliknya, mengarahkan jalan kemana ia harus terbang. Ia mengambang cukup lama di angkasa, menatap gelombang udara yang membatasi tempatnya berada dengan di baliknya, menimbang-nimbang. Menilai apakah mampu ia menyeberang. Mungkin sihir pembatas ini tidak seberapa, tidak akan merusak sehelai bulunya sekali pun. Mungkin.

Auman itu terdengar dari kejauhan di bawah sana. Si mata perak mengalihkan tatapannya ke sumber suara. Ia melihatnya. Menatap sedih kepada saudaranya yang memanggilnya. Namun ia harus menuruti perintah di kepalanya. Yang telah sempat memberikan permohonan sebelum sang arwah musnah. Membalaskan dendam untuk sang arwah.

Dan mata perak itu telah berubah menjadi merah kembali, pupil mengecil, mengalihkannya ke pembatas gelombang udara yang tak berujung. Ia segera mencondongkan diri setelah penilaian instingnya menyatakan bahwa pembatas itu 'aman' untuk dilewati. Sayapnya menghentak udara lalu ia terbang menembusnya. Meninggalkan wilayah kecil Evandshara dan memasuki kerajaan Evandshara yang sebenarnya.

********************

Vernon mengibas daun pakis yang menghalangi jalan. Kelopak matanya mengerjap beberapa kali untuk meyakinkan penemuannya.

"Mingyu!" seru Vernon sambil berlari dengan tergesa-gesa menembus dedaunan liar yang memenuhi hutan. "Are you alright?" Vernon berhasil mencapai keberadaan Mingyu.

Mingyu duduk di atas sebuah bongkahan batu besar, daerah itu sudah lepas dari pepohonan. Hanya ada bebatuan dan semak-semak kecil. Mingyu tampak tidak merespon kedatangan Vernon. Ia duduk dengan kepala tertunduk. Ia bertelanjang dada dan mengenakan bawahan yang robek-robek akibat pemuaian tubuhnya menjadi sosok monster. Ia tampak tidak terlalu 'baik' karena goresan-goresan merah terlihat di beberapa bagian kulit pada tubuhnya. Goresan luka itu mungkin diakibatkan oleh dedaunan atau ranting-ranting tajam, bisa saja duri yang telah dilalui oleh Mingyu.

"Apa yang terjadi?" Chaeyeon dan Mina yang tertinggal akhirnya berhasil menyusul mereka berdua.

"Mingyu?" panggil Mina.

Mingyu mengangkat wajahnya yang muram. Tidak tersenyum. Satu persatu ia menatap secara bergantian ke arah Vernon, Chaeyeon lalu Mina.

Tidak ada yang diucapkan oleh Mingyu kecuali ia hanya menolehkan wajah ke satu arah. Mereka bertiga segera mengikuti arah pandang Mingyu.

"What is that?" tanya Vernon, mulai melangkah untuk mendekati keanehan yang belum pernah ia lihat. Chaeyeon dan Mina mengikutinya, ikut memperhatikan udara yang aneh, bergelombang bagaikan air, mengambang di udara, memperlihatkan di bawah sana, karena mereka berada di dataran yang lebih tinggi, di balik gelombang udara itu, hamparan dunia lain.

Vernon mencoba menyentuh gelombang udara itu namun Chaeyeon menarik tangannya lalu menggeleng, memberi isyarat untuk tidak mencoba menyentuh.

"Wonwoo pergi ke balik sana," Mingyu berkata, kepalanya kembali tertunduk.

"Mungkin di sana adalah kerajaan Evandshara yang dimaksud Taeyong." Vernon menduga. "Right, Mina? Taeyong pernah bilang kepada kita bahwa kerajaan mereka direbut oleh Vampir."

"Vampir?" ulang Chaeyeon, mengernyitkan dahi.

"Ya, lalu apa ini?" tanya Mina, mengangguk ke arah gelombang udara.

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang