Chapter 3

370 43 5
                                    

Vernon menuruni tangga dan tiba-tiba berhenti ketika ia melihat Wonwoo duduk di ruang tamu, tampak sedang mengerjakan tugas. Seketika saja ekspresi Vernon yang tadinya riang kini berubah menjadi cemberut.

Ia melanjutkan menuruni tangga, berusaha untuk tidak mempedulikan keberadaan Wonwoo.

"Aku ke club. Bilang begitu kalau Mingyu bertanya." Ujarnya sambil melangkah menuju pintu, berharap Wonwoo tak perlu berkomentar soal ini.

"Ya. Pastikan kau tidak berbuat ulah."

Dan langkah Vernon terhenti. Ia berbalik kemudian memandangi Wonwoo yang duduk tenang di sana sambil membaca buku dan jemari tangan kanannya sibuk memainkan pulpen.

"Masih menganggapku anak kecil, huh? kenapa kau tidak turun tangan saja sekalian seperti dulu? Mengekor kemana saja aku pergi seakan-akan mengira aku akan terjun dari tebing tinggi untuk bunuh diri?" tiba-tiba Vernon berseru.

Jemari Wonwoo berhenti memainkan pulpen. "Kurasa tidak perlu lagi. kau sudah dewasa."

"Oya? Dan kau masih suka memperingatkanku?" Vernon entah kenapa merasa marah. Ya, segala sesuatu yang berhubungan dengan Wonwoo selalu memacu kemarahannya.

Wonwoo akhirnya menoleh memandang Vernon yang berdiri diam di tempatnya. "Aku hanya memberi peringatan."

"Ya, dan jika kau memang menganggapku sudah dewasa, berhentilah sok memperingatkanku! Aku bukan adikmu! Aku juga bukan saudaramu! Kenapa kau selalu memasang tampang malaikat kepadaku, huh? Apakah ini karena Mingyu? Oke, di sini tidak ada Mingyu, kenapa kau tidak serang aku saja Kalau kau benar-benar marah padaku!" seru Vernon.

Wonwoo mengernyit. "Aku tidak marah padamu."

"Jangan pura-pura seperti itu! Aku tahu kau sudah menceritakan semuanya pada Dokyeom tentang aku! Jadi bagian mana yang kau ceritakan, huh? Bagian aku yang selalu merepotkanmu? Bagian aku yang selalu ingin menghajar orang? Atau malah bagian penyebab penyerangan itu? Kau pasti suka ini, menjelek-jelekkan aku di depan mereka!"

Dan akhirnya Wonwoo bergerak berdiri. "Apa masalahmu, huh?" tanyanya.

Bukannya menjawab, Vernon malah memalingkan wajah.

Wonwoo menghela napas. "C'mon, Vernon. Ini sama sekali tidak sebanding. Kau membenciku karena aku membunuh orang tuamu. Sudah berapa kali kubilang padamu, aku tidak sengaja. Dan sudah berapa kali aku meminta maaf padamu? Jika kau ingin aku complain, oke... apakah kau ingin aku juga bersikap sepertimu pada akibat yang telah kau lakukan? Bukan hanya orang tua kami, kau juga menghancurkan semuanya! Kematian orang tuamu masih tidak sebanding dengan kematian keluarga kami! Lalu apa yang bisa membuatmu puas, huh?"

Vernon sudah bersiap-siap akan membalas perkataan Wonwoo, namun mulutnya tertutup kembali ketika terdengar pintu terbuka. Serentak Vernon dan Wonwoo menoleh ke arah pintu.

"Oh, hello, brothers?" Mingyu berhenti di depan pintu, tampak bingung menemukan suasana dingin di antara Vernon dan Wonwoo. "Kalian sedang apa?" tanyanya penasaran sambil melangkah menuju dapur.

"Hanya sedang mengobrol," dengan cepat Wonwoo berubah menjadi biasa saja, mengekor Mingyu menuju dapur. "Apa yang kau bawa?"

"Pizza." Jawab Mingyu.

"Yes, lumayan untuk dimakan."

Vigorous [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang