Jaehyun membuka mata. Sama seperti sebelum ia terlelap, kegelapan saja yang ia dapat dalam jangkauan matanya. Namun ia dengan jelas merasakan bagaimana tatapan tidak asing itu terus mengawasinya. Jaehyun segera membalikkan badan dan menemukan sosok kecil itu berdiri bagaikan patung, dengan warna mata cokelat terang yang tanpa berkedip, mengawasinya.
"Nasha..." Jaehyun bersuara pelan memanggil nama itu dan segera bergerak bangun. "Apa yang kau lakukan di sini?" ia mengawasi Vampir kecil itu.
Tidak ada gerakan sedikit pun dari Nasha kecuali bola matanya yang bergerak mengikuti gerakan Jaehyun.
"Apakah sudah dari tadi kau di sini?" tanya Jaehyun, berusaha bersikap ramah pada si Vampir kecil. "Kau mengawasiku tidur?"
Nasha masih sama bagaikan patung. Kemudian perlahan senyum lebar tercipta di wajah pucatnya yang bagaikan hantu. Dia menganggukkan kepala sekali, tampak riang.
Jaehyun hanya tersenyum lemah. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan pada Vampir kecil yang terus mengekorinya ini. Dan saat ini tubuhnya lemah sekali karena kurang nutrisi.
Jaehyun bergerak menjatuhkan kakinya dari ranjang, menatap ke arah Nasha dengan ragu. Nasha membalas tatapannya tanpa berkedip. Perlahan tangan kanan Jaehyun terjulur, mencoba menyentuh wajah pucat si Vampir kecil.
Nasha tidak bergerak ketika telapak tangan Jaehyun yang panas karena demam menyentuh pipinya.
Dingin. Jaehyun mengerjapkan mata. "Kau... benar-benar mirip dengan Nagyung." Ia mengusap pelan pipi si Vampir kecil. Kemudian perlahan Jaehyun tersenyum. "Aku seperti melihat Nagyung yang dulu."
Nasha mengerjapkan mata. Kemudian ia melepaskan tangan Jaehyun dari pipinya lalu menariknya.
"Apa?" tanya Jaehyun tidak mengerti. Namun Nasha tetap menariknya. Dengan terpaksa Jaehyun segera berdiri, membiarkan Nasha menyeret tubuhnya yang lemah keluar dari kamar.
"Kita akan kemana?" tanya Jaehyun. Ia berharap Nasha tidak lagi membawanya ke ruang makan di mana Jonghyun berada. Ia tidak pernah suka setiap kali bertemu Vampir itu. Ia takut pada Jonghyun namun Jonghyun selalu memberikan tatapan penuh kasih sayang yang ganjil dan ia seakan kalah dan malah mengakui bahwa ia menyukai Jonghyun. Ini sinting.
Nasha berhenti menarik pergelangan tangan Jaehyun. Ia berdiri di depan sebuah pintu. Jaehyun menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Siapa di dalam?" tanya Jaehyun walau tahu Nasha tidak akan pernah menjawabnya. Akhirnya Jaehyun memutuskan untuk memutar knop pintu dan masuk. Ruangan di dalamnya terang benderang, jauh berbeda dari kamarnya yang hanya berpenarangan lilin tanpa jendela bahkan ventilasi. Dan ia menyadari bahwa sinar di dalam ruangan itu adalah cahaya matahari yang merembes masuk dari jendela.
Seperti orang linglung, Jaehyun melangkah mendekati jendela. Ia menyibakkan tirai jendela dan untuk pertama kalinya setelah lama tinggal dalam keterasingan dan kegelapan, ia merasakan angin berhembus sejuk menerpa wajahnya yang pucat dan demam, ia membiarkan sinar matahari menyilaukan dan membutakan mata. Ia menyukai ini dan merindukan saat-saat cahaya matahari menimpa tubuhnya.
Jaehyun mendesah dan buru-buru mengalihkan matanya dari sumber cahaya, ia kalah untuk menantang matahari. Jaehyun tertawa kecil sambil mengusap matanya akibat kesilauan. Ia tertawa lagi. Ya, ia bahagia.
Kemudian mata Jaehyun telah kembali fokus. Ia menemukan Nasha masih berdiri di depan pintu, menjauhi cahaya, mata cokelatnya mengawasi Jaehyun seperti biasa tanpa berkedip. Namun entah sejak kapan Jaehyun sudah mengenal setiap ekspresi Nasha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vigorous [✔]
FantasyI might look like I'm dying, but I won't die! I won't hide from other peoples' stares! They insist for us to fall, but I'M ALIVE and VIGOROUS! I have nothing more to lose so the past is behind us and we jump out! The way I'm falling deeply is gracef...