Masuk Sekolah

99 6 4
                                    

Loha loha loha sobat! Chapter pertama sudah siap kalian baca, beri kesannya dong hehe.
Happy reading❤

♡♡♡

SMA Skyler. Sekolah swasta terfavorit yang terletak di Jakarta. Selain favorit, sekolah ini juga dipenuhi akan murid yang genius dan tampang di atas rata-rata. Tak heran jika sekolah ini banyak diincar, tetapi terlalu sulit bagi orang biasa dan tidak memiliki keistimewaan di bidang akademik. Karena mereka tidak akan bisa menembus ketatnya seleksi penerimaan murid baru.

"Ra, lo udah tahu dimana kelas lo?" tanya seorang cewek bertubuh ideal dengan mata cokelat terang yang membuat siapapun akan memandangnya kagum.

Sedangkan cewek satunya yang lebih berpenampilan biasa itu mengangguk.

"Dimana kelas lo? Siapa tahu sebelahan."

"Ah Evi, memangnya kamu nggak tahu denah sekolah ini? Aku aja hapal kok."

Cewek bermata cokelat yang bernama Evi itu mendengus, dipikir dirinya ini peta berjalan apa yang harus hapal letak-letak ruangan. Dasar sahabat kecilnya ini.

"Ngapain gue hapalin? Selagi nanya bisa nggak apa-apa dong Delora," ujar Evi berniat untuk membela diri.

"Yaya terserah kamu, jangan ngambek lah."

Delora menoel-noel pipi Evi, padahal si pemilik pipi sudah mengembungkan pipinya, pertanda bahwa ia benar-benar kesal. Namun Delora tidak menghentikan aksinya itu, ia justru memainkan rambut Evi bak anak kecil yang menyukai rambut panjang itu.

Evi hanya diam, ia tidak menegur atau berlari meninggalkan Delora. Sudah terbiasa dengan sikap sahabatnya itu. Namun tiba-tiba saja ia menghentikan langkahnya. Dengan begitu, langkah Delora ikut berhenti, ia menatap Evi dengan penasaran.

"Kenapa sih Vi? Kok berhenti?"

Evi tetap tidak merespon, jadinya Delora mengikuti arah pandangan Evi.

Dalam jarak satu meter di hadapan mereka, ada tiga cowok yang sedang berjalan menuju mereka. Delora semakin menajamkan matanya, berusaha mengenal sosok mereka. Namun ia tidak mengenalinya sama sekali, padahal hatinya merasa ia pernah bertemu dengan salah satu di antara mereka. Ah mungkin ini perasaannya saja.

Pelan-pelan ketiga cowok itu semakin dekat dalam jangkauan Delora dan Evi, hingga ia diam juga, sama halnya Evi. Dan saat mereka tepat melewatinya, catat MELEWATI! Ah, Delora jadi kesal dengan rasa pedenya. Ia kira ketiga cowok itu akan berkenalan dengannya, eh tetapi—kenapa sahabatnya ini malah menyodorkan sebuah buku tulis dan bolpoin? Delora menatap Evi dengan bingung.

"Vi, kamu apa-apaan sih?" tanyanya sedikit pelan, takut jika ketiga cowok itu merasa tersinggung.

Namun Evi tetap diam. Justru kini senyum-senyum tidak jelas. Hello! Mana air putih, mana?! Bisa ya Evi yang tadinya marah kini jadi tersenyum manis begitu, genit lagi. Ah dasar korban bucin. Gegara kebanyakan baca novel romance sama drama korea ini, otaknya jadi penuh kebucinan kan.

Seseorang mengambil buku dan bolpoin yang Evi sodorkan, malah ditambah dengan senyuman manis yang membuat matanya menyipit. WOW, MELELEH TIDAK TUH CEWEK-CEWEK DI DEKATNYA? Ya pasti lah, mereka aja pada teriak-teriak! Dikira hutan apa ya.

"Lah kok lo yang ngambil?" tanya Evi sewot.

Hah?

Cowok itu tersenyum. "Terus kenapa babe? Sama aja kan, gue tahu kok lo penginnya Grissham yang ambil kan? Tapi dia pergi, gimana tuh?" Arah pandang cowok itu berganti pada Grissham yang telah melangkah bersama satu cowok lain.

DELORA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang