Holla Hello Sobat! Sorry yah kutinggal lama hehe. Lagian belum ada yang baca juga chapter sebelum-sebelumnya :(
Mood ku sempet down sih ditambah sibuknya sekarang hem.
Happy reading❤♡♡♡
"Ngapain lo ke sini?"
"Gue gak ada niat apel ke lo, jangan ngarep lagi ya. Gue cuma mau nyampein surat ini ke lo."
"Jangan tanya dari siapa, yang pasti ini buat lo. Kalau gitu gue balik dulu."
Evi hanya menghela napas saat menatap Erlan yang sudah menjauh dari pandangannya. Ada rasa aneh hinggap, Evi pun tak tau apa. Mungkin hanya rasa bersalah biasa. Evi pun memutuskan untuk masuk dan mulai membaca isi surat itu.
Hai Evi, kamu gak lupa kan sama tulisanku ini? Kalau enggak, itu artinya kamu masih nganggep aku. Aku tau semuanya Vi, yang kamu rasain pun aku tau. Maka dari itu aku mau minta maaf melalui surat ini, aku gak marah kok sama kamu. Wajar karena kamu gak rela, iya kan?
Aku tau aku gak sempurna sebagai sahabat kamu. Aku punya aib yang lebih banyak dari yang kamu tau, dan dengan senang hati kamu mau nerima aku sampai sini. Aku berterima kasih banget, gak ada yang paling membahagiakan selain ini.
Jujur aku kecewa sama sikap kamu, tapi gak papa akan ku terima. Mungkin setelah kamu baca surat ini, kamu gak akan capek menghadapi aku. Thanks Evi atas semuanya, dan sorry.
Dariku, Delora N.Evi segera melipat kertas itu rapat-rapat, lalu beranjak menuju kamar.
Sedangkan di lain tempat, Rengga datang ke rumah Letta untuk menyampaikan hal yang sama. Tidak ada sorot galaknya, karena telah berganti dengan sorot dingin. Letta pun tidak melontarkan ucapan sinis, dia hanya menerima lalu langsung masuk ke rumah.
Dibukanya surat itu yang sudah Letta tau dari siapa. Lalu mulai ia baca.
Halo Letta, sahabat terbaikku dan yang paling perhatian. Awalnya aku gak tau kenapa kamu menjauh dari aku, tapi saat ada selebaran itu aku paham apa yang buat kamu pergi. Kamu gak usah merasa bersalah, aku pantes kok dapetin ini.
Mungkin surat ini enggak cukup berarti buat kamu, jadi gak usah dipikirin ya. Kamu boleh kok buang surat ini setelah dibaca, aku gak keberatan hehe.
Kalau kamu udah baca, besok jangan marah-marah ya. Aku gak mau kamu marah sama orang lain, karena gak cocok buat kamu :)
Gak usah panjang-panjang ya suratnya, tangan aku capek hehe.
Dariku, Delora.Letta tidak bisa berkata apapun, jujur ia tidak berniat untuk menjauhi Delora. Ia hanya marah, tetapi nyatanya ia salah dalam menunjukan kemarahannya itu. Lantas apa bisa diperbaiki kembali? Rasanya tidak.
♡♡♡
"Gong, udah disampaikan ke dua orang kan. Sekarang tinggal ke Grissham, gue heran sama dia Gong, udah merasa memiliki Delora tapi tetap aja gak diperhatiin."
"Udahlah Serai, Grissham itu lagi kehilangan Stefi waktu itu. Kita gak bisa salahin dia sepenuhnya. Lo tau kan, Stefi itu berharga untuk dia. Kita lihat aja reaksi Grissham nanti."
"Oke deh, yuk masuk."
Erlan dan Rengga pun memasuki rumah Grissham. Kebetulan mamah dan papahnya Grissham sedang ada keperluan, jadi suasananya tepat untuk memberikan surat ini.
"Ham," panggil Erlan saat melihat Grissham baru keluar dari kamarnya.
"Nih surat buat lo, gak usah tanya dari siapa. Baca aja sampai habis," ujar Rengga dengan menyerahkan surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
Teen FictionNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...