Masih Lama (Tahap Revisi)

20 1 0
                                    

Holla Hello Sobat! Apa kabarnya? Kebetulan banget lagi senggang dan udah lega pikirannya, jadi aku update wkwk.
Happy reading❤

♡♡♡

Lima bulan kemudian...

Setiap liburan, keluarga Chaiden pasti pergi ke rumah Runi. Untuk apa? Pastinya menanyakan kabar Delora. Mereka sepertinya sangat menyesal telah menyia-nyiakan putri kecil itu, jadi dengan cara ini sebagai tebusannya. Runi pun sudah bosan jika ke sini pasti mereka bertanya hal yang sama, "apa kabar Delora?" atau "apa Delora sudah mau pulang?". Tapi Runi sedikit senang juga, karena mereka mengakui kesalahan mereka walaupun cukup terlambat.

Sekarang pun mereka sedang berada di rumah Runi. Tak ada pembicaraan menarik di sini, hanya saling mendiamkan hingga ponsel Runi berdering. Tidak seperti biasa, sekarang Runi bimbang hendak menerima panggilan itu atau tidak. Namun akhirnya ia memilih iya.

"Halo?"

Sontak ketiga orang lainnya memperhatikan Runi dengan saksama. Sedikit penasaran saja, ditambah tatapan Runi yang terus menuju ke mereka bertiga. Jadi mencurigakan. Olla pun melontarkan sebuah pertanyaan.

"Siapa, Mah?"

Runi pun tak kunjung menjawab.

♡♡♡

Selama di apartemen, tak ada kegiatan menarik bagi Delora selain menonton televisi. Jadi Delora memutuskan untuk menghubungi seseorang, supaya kebosanan itu hilang.

Tak perlu waktu lama, orang di seberang sana sudah menerima panggilannya.

"Halo?"

Delora bahagia sekali bisa mendengar suara neneknya, karena sudah lama ia tak bertukar kabar dengan sang nenek. Delora hendak menjawab sapaan neneknya, tetapi suara seseorang membuatnya enggan.

"Siapa, Mah?"

Delora menghela napas. Siapa lagi yang menyebut neneknya dengan 'Mah'.

"Bukan siapa-siapa, ini cuma klien Mamah."

Fiuh. Neneknya bisa berbohong. Namun pupus, ternyata orang itu tak mudah percaya.

"Masa sih Mah? Terus kenapa natap ke aku?"

"Yah kenapa? Mamah ngawasin kalian aja."

"Nek, jangan bohong. Itu Delora kan? Aku sempat lihat loh."

"Terserah kalian."

Karena merasa lelah melihat pertengkaran kecil di sana, akhirnya Delora berkata, "Gak papa Nek. Biarin aja mereka tau, asal Nenek jangan loudspeaker ya."

"Beneran?"

Masih sama, Runi tetap mempertahankan aktingnya.

"Iya, Nek."

"Mah, itu Delora kan?"

Kini Delora bisa mendengar suara berat khas papanya. Ia rindu, tetapi harus dipendam dulu. Misi ini belum selesai.

DELORA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang