Holla Hello Sobat!
Happy reading❤♡♡♡
Setelah menempuh perjalanan panjang, keluarga Chaiden pun kini sudah sampai di Yogyakarta, tepatnya di rumah Runi yang megah ini. Runi adalah nenek dari Priza dan Delora, yang tak lain pula ibu dari Olla.
Kini mereka berlima sudah berkumpul di ruang keluarga, dengan beberapa hidangan yang tersaji di meja. Entah kenapa harus ada acara berkumpul seperti ini, padahal Olla adalah satu-satunya anak dari Runi. Lalu kenapa Olla hidup miskin bersama Arik? Karena itu adalah janji Arik ketika melamar Olla, ia tidak akan meminta satu peser pun uang milik Runi. Sungguh lelaki yang bertanggung jawab.
"Jadi Mamah manggil kami ke sini mau bahas warisan aja?" tanya Olla yang sudah tidak sabar.
Sembari memakan buah jeruk yang sudah dikupas oleh asistennya, Runi mengangguk.
"Tapi kenapa harus berunding Mah? Kan aku anak tunggal di sini," terang Olla karena ia pun heran dengan jalan pikiran mamahnya, jika hanya tanda tangan kenapa harus ada rundingan?
Usai memakan buah jeruknya, Runi terlebih dulu menepuk kedua tangannya supaya tidak ada sisa-sisa butiran jeruk yang menempel. Barulah Runi menegakkan posisi duduknya dan menatap Olla dengan tajam.
"Mamah sudah buat keputusan jika bukan kamu saja yang akan menerima warisan ini." Runi berujar sangat serius hingga membuat Olla pede jika putri kesayangannya pun akan mendapatkan warisan ini.
Priza pun sama, ia sudah yakin jika neneknya akan memberikan bagian besar untuknya. Sedangkan Delora hanya diam saja, ia tidak tertarik membahas warisan-warisan yang hanya membuat ia pusing. Arik pun sama, ia tidak berhak ikut campur.
"Delora yang akan mendapat tujuh puluh persen warisan saya," tegas Runi hingga membuat Olla dan Priza terkejut.
Olla sangat tidak setuju jika anak sialan itu mendapat bagian yang besar, sedangkan dirinya hanya sedikit. Ada apa dengan mamahnya ini? Olla pun melayangkan protes, "Tapi Mah kenapa gak Priza aja yang dapat? Dia kan anak pertama aku. Dan kalaupun enggak dapat, kenapa harus dia yang dapat bagian besar Mah?"
"Siapa yang kamu maksud, Olla? Delora? Mamah sudah memikirkan ini jauh-jauh hari. Kamu tau kan keputusan Mamah tidak bisa diganggu gugat, hargai Olla."
Olla tidak bisa berbuat apapun, jika Runi sudah membuat keputusan maka ia harus patuh. Tapi di hati kecilnya, ia sangat tidak suka jika anak itu mendapat kebahagiaan setelah menghancurkan karier Arik.
Awas saja kamu, saya buat menderita.
"Baiklah kalau begitu, tidak ada protes lagi kan. Delora kamu tanda tangan ya, kamu juga Olla."
Setelah Runi mengatakan itu, asistennya menyerahkan sebuah map berwarna merah yang di dalamnya ada kertas yang berisi pernyataan pindah alih warisan. Delora menerimanya terlebih dulu, lalu membaca isinya. Ia amat terkejut.
"Nek, ini terlalu besar. Aku gak bisa Nek. Nenek kasih ke Mamah aja semuanya ya," pinta Delora.
Olla melotot saat Delora memanggilnya dengan sebutan "Mamah", tapi baguslah jika Delora mau sadar diri jadi ia tidak perlu repot-repot memohon lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
JugendliteraturNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...