Holla Hello Sobat! Gimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan bahagia.
Happy reading♥️•••
Satu minggu kemudian...
Delora tidak pernah bertemu dengan mereka. Sudah tau kan yang dimaksud mereka itu siapa?
Selama ini Delora hanya keluar jika memang penting, seperti membeli keperluan apartemen atau stok makanan. Ponselnya pun ia matikan, neneknya akan menelepon melalui dokter Aland atau datang ke apartemen. Jadi mereka tidak bisa menghubungi Delora. Keluarga Chaiden pun tidak datang lagi, benar-benar menepati janji.
Kini Delora berniat untuk jalan-jalan sore, ia ingin sekali pergi ke taman dan melihat SMA Skyler. Karena mungkin ia tidak akan tinggal di sini, entahlah itu hanya perasaannya.
Kondisi taman di sore hari memanglah sepi, terlebih lagi cuaca tengah mendung. Seperti inilah yang membuat Delora nyaman, ketenangan suasana dan hawa yang menyelimutinya, sangat menenangkan. Sejenak ia bisa melupakan permasalahan. Menghirup udara segar lalu menghembuskannya dengan kelegaan.
Delora tak percaya ia akan hidup normal, karena dulu yang ada di pikirannya hanyalah ketidaksanggupan. Ia merasa tidak bisa sembuh, tidak bisa berdiri kokoh, tidak bisa berjalan tanpa menundukkan kepala, tidak bisa membalas perkataan orang lain, tidak bisa menjalani hidup seorang diri, semuanya ia artikan tidak bisa. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain, kini ia bisa melakukan itu semua. Dan sekarang giliran mereka yang mulai merasakan apa yang ia rasakan dulu.
"Nadiya."
Panggilan itu membuat mata terpejam Delora terbuka, ia menatap orang di hadapannya dengan angkuh. Kini akan ia buktikan, Delora yang sekarang bukanlah Delora yang lemah!
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Delora dengan raut wajah yang tetap.
Senyuman terlukis di wajah Grissham. Ia merasa senang karena Delora bisa kembali, tetapi ia juga sedih karena sikap Delora yang berubah.
"Gak papa, kebetulan lewat dan ketemu lo. Gak masalah kan gue di sini?"
"Gak masalah menurut kamu, tapi masalah buat aku. Aku pergi dulu." Delora hendak pergi, tetapi Grissham menahannya. Terpaksa Delora berhenti tanpa menatap Grissham.
"Maafin gue, Nad."
"Maaf? Memangnya kamu salah apa?" tanya Delora disertai tatapan sinis.
"Gue merasa punya salah banyak sama lo. Tapi gue gak tau salah gue apa."
Dengan paksa Delora melepaskan cekalan Grissham, lalu ia berbalik. "Kalau kamu gak tau salah kamu, berarti kamu belum tau apa yang kamu perbuat. Lebih baik kamu intropeksi diri. Aku pergi dulu." Delora pun kembali melangkah.
"Nadiya! Gue cinta sama lo!"
Lagi, Delora menghentikan langkahnya.
"Cinta? Terlalu cepat untuk melupakan cinta pertama kamu, Grissham."
"Apa dua tahun lebih gak cukup?"
"Bagi aku perlu waktu yang lama untuk melupakan cinta pertama, Ham. Lagian aku juga gak ada perasaan apapun sama kamu."
"Bukannya gak ada, Nad. Cuma belum."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
Teen FictionNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...