Kemana? (Tahap Revisi)

14 1 0
                                    

Holla Hello Sobat! Udah lama ya aku gak update. Maaf banget yah, semoga chapter ini bisa menjadi obat untuk kalian yang rindu cerita "DELORA"
Happy Reading ♥️

•••

Di Rumah Sakit Permata, kini Grissham sedang ditanya berbagai macam hal oleh sahabat-sahabatnya. Memang tak sadar kondisi, di saat seperti ini seharusnya mereka membawakan buah tangan untuknya, bukan pertanyaan-pertanyaan konyol.

"Jadi gimana Ham, lo udah dapetin hatinya Delora?" tanya Erlan yang sangat membuat mood Grissham turun.

"Ya elah Rai, jangan nanya gituan. Udah pasti dia ditolak."

"Bener juga ya Gong, cowok di luaran kan masih banyak. Yang pastinya gak bego kayak ini nih," ujar Erlan sembari menunjuk-nunjuk Grissham.

Grissham tak membalas ledekan mereka, ia cukup sadar apa yang mereka katakan memang benar.

"Udah deh jangan ledekin Grissham mulu, kita ke sini kan mau jenguk dia. By the way tadi Delora ada kan saat lo kecelakaan?" tanya Letta.

"Iya, tapi dia pergi."

"Pergi?" Letta merasa heran, biasanya Delora tidak akan tega meninggalkan seseorang yang terkena musibah.

"Dia udah muak sama kita." Letta menoleh ke Evi yang mengatakan hal tersebut dengan raut datar.

Evi menghela napas. "Buat apa kita dibaikin karena dulu kita udah jahatin Delora. Gue tau Delora yang sekarang bukan Delora yang dulu," lanjut Evi.

"Bener juga sih, kira-kira Delora bakal ke sini enggak ya." Mereka mulai menerka-nerka, apakah Delora akan datang?

"Gue tebak enggak," jawab Erlan dengan percaya diri.

"Siapa bilang aku gak dateng."

Sontak, semuanya menoleh. Di ambang pintu ada Delora yang sedang melangkah ke mereka. Rengga tersenyum kemenangan, Erlan mendengus, Evi masih saja datar, Letta sangat bahagia, dan Grissham tak menampilkan apapun.

"Lo ke sini mau jengukin Grissham dan mau balik sama kita?" tanya Letta begitu senang.

Mendengar hal tersebut Delora tersenyum miris. Padahal ia ke sini hanya untuk membawa beberapa barang milik mereka dan memberitahu sesuatu, tetapi nyatanya mereka terlalu percaya diri.

"Aku ke sini cuma mau ngembaliin barang milik kamu dan Evi. Dan aku bakal pergi hari ini."

"Ke mana Ra? Lo gak mau maafin kita?"

"Apa yang mau dimaafin, Let? Bukannya kalian gak mau deket sama aku? Lagian kita gak bakal ketemu lagi."

"Ra, gue tau gue salah. Tapi apa gak bisa diperbaiki lagi?" pinta Letta, ia sangat ingin hubungan persahabatannya dengan Delora kembali membaik.

"Sorry aku harus pergi, udah ditungguin."

"Seenggaknya kasih tau gue ke mana lo pergi." Perkataan Grissham membuat Delora mematung. Namun ia segera melangkah kembali.

"Jadi Delora udah gak mau ya temenan lagi sama kita?"

"Sabar Let, luka Delora belum sembuh. Dia butuh waktu buat sendiri, maklumin aja. Suatu saat pasti dia kembali," ujar Rengga supaya Letta tenang.

Baru aja lo kembali, sekarang mau pergi lagi Nad?

•••

"Gimana sayang? Kamu siap kan dengan acaranya?"

"Iya Nek, aku selalu siap."

"Baguslah, nanti kamu akan berkenalan dengan seseorang di sana."

"Memangnya kapan acaranya?"

"Besok, jadi kita harus berangkat sekarang. Nenek harap kamu mau, karena mereka telah membantu Nenek untuk mengurus segalanya."

"Asal Nenek bahagia."

Dan mereka pun pergi ke hotel untuk menginap dan menanti hari esok.

Sedangkan di sebuah rumah, dua orang dewasa sedang berdiskusi. Mereka amat serius.

"Apa anak kita mau?"

"Pastinya, kamu gak usah khawatir. Ini bukan masalah besar bukan? Lagian bisa dijamin, anak kita gak akan menolak."

"Ya sudah kalau itu keputusan Mas, aku ikut aja. Semoga tidak ada masalah nantinya."

Setelah itu, mereka menelpon seseorang dan mengatakan banyak hal.

•••

Selama di kamar hotel, Delora sama sekali tidak bisa tidur. Ia penasaran apa yang neneknya berikan nanti di acara besar itu. Dan apakah ia akan bahagia? Selama ini ia sudah banyak berkorban, jadi tak masalah bukan jika ia egois sekarang. Namun kalau untuk neneknya sepertinya itu tidak akan bisa dilakukan, karena bagaimanapun juga neneknya lah yang selalu memberi dukungan dan perlindungan.

"Mikirin apa?" tanya Runi, ia baru saja beres-beres di kamar mandi. Saat melihat cucu kesayangannya melamun jadi ia bertanya.

"Gak papa Nek, gak bisa tidur aja."

"Oh, kalau ada hal yang mengganjal bilang aja oke. Nenek gak mau kamu jadi menyakiti hati kamu sendiri."

"Iya Nek."

"Ya sudah ayo tidur, ini udah malam. Besok kita harus siap-siap agar tidak terlambat."

Delora pun mengangguk, lalu ia berbaring dan mulai memejamkan mata. Begitu juga Runi.

Kini mereka sedang berada di Surabaya, karena acara akan dilangsungkan di sini.

•••

"Mah kita mau ke mana si? Ini udah malem loh."

"Kita mau ke Surabaya, sayang. Ada acara perusahaan yang harus kita hadiri."

"Biasanya kan Mamah sama Papah yang ke sana. Lagian aku juga masih sakit, kenapa harus ikut."

"Harus dong, kan kamu anak Mamah dan Papah satu-satunya. Kamu sakit juga bisa jalan kan."

"Ya tapi kan-"

"Udah nurut aja, kamu gak bakal nyesel kok."

"Bener apa kata Mamah kamu, kamu justru akan senang."

"Terserah kalian deh."

Runi "Apapun yang terbaik untukmu akan Nenek lakukan."

• TBC~DELORA •

Holla Hello Sobat! Alhamdulillah aku bisa up lagi. Sorry agak lama, tapi aku harap kalian suka wkwk.

Next chapter tentang acara besar itu ya. Mungkin ini kejutan buat kalian.

Byebye di chapter selanjutnya...

Mahal Kita!

Salam rindu untuk kalian,
From Junius.

DELORA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang