Yang Dikorbankan (Tahap Revisi)

18 2 0
                                    

Holla Hello Sobat! Hem kemarin-kemarin aku gak mood nulis jadinya aku stop dulu sejenak. Maaf ya kelamaan wkwk.
Happy reading❤

♡♡♡

Delora sangat terkejut karena Grissham menyapanya. Bahkan saat di taman sekolah itu Grissham tidak membalas sapaannya.

"Ngelamun?"

Delora tersadar lalu menatap Grissham dengan raut wajah yang masih kebingungan. Grissham berdecak, mungkin suatu keajaiban jika dirinya menyapa orang lain yang bahkan tidak ia dekati.

"Eh ini aku mau ke kelas tapi pengin duduk aja dulu, hehe. Kamu habis darimana kok bawa buku tebal?" tanya Delora berusaha supaya tidak gugup karena tatapan Grissham yang menghunus itu.

"Perpus, ada yang ketinggalan."

"Oh, ya udah aku ke kelas aja ya. Masih ada mata pelajaran juga, duluan ya."

Grissham hanya mengangguk dan melihat kepergian Delora dengan lesu.

Sorry.

♡♡♡

Sepanjang jam pelajaran Letta merasa ingin segera pulang, ia ingin sekali berbicara dengan Delora supaya semuanya clear. Jadi setelah bel pulang berbunyi dan guru mata pelajaran pergi, Letta segera menarik Delora untuk keluar. Delora yang belum siap pun terpaksa harus meninggalkan beberapa bukunya di meja.

Dan sekarang Letta dan Delora berada di rooftop Skyler, Letta menatap Delora yang tidak memandangnya. Ia yakin jika Delora hanya berpura-pura menjauhinya, karena ia tidak merasa sudah melakukan kesalahan hingga Delora menjauhinya.

"Ra," panggil Letta karena sudah tidak betah diam-diaman dengan Delora. Namun Delora sama sekali tidak menjawabnya.

Letta menghela napas lalu mulai mengutarakan apa yang ia pikirkan. "Gue gak tau salah gue apa, bahkan gue gak tau lo kenapa sampai jauhi gue dan Evi. Kalau gue ada salah, gue minta maaf Ra. Kalau lo ada masalah, coba cerita Ra ke gue ataupun Evi. Jangan dipendam dan lo akhirnya jauhin gue dan Evi, gue gak kenal lo yang kayak gitu Ra."

Lagi-lagi Delora hanya diam, tentu membuat Letta menghela napas.

"Ra! Gue lagi bicara sama lo bukan sama patung," ujar Letta karena tidak ada respon dari Delora, jadi mau tidak mau Letta harus menyentaknya dengan menggoyangkan bahu Delora.

Dan akhirnya Delora menghadap ke Letta dengan mata yang berkaca-kaca. "Maafin aku Let, aku yang salah tiba-tiba jauhin kamu sama Evi. Kalian gak ada salah sama aku, aku cuma mau kalian gak kena dampak dari aku yang cuma anak beasiswa. Aku tau anak beasiswa bakal dibully habis-habisan, aku gak mau kalian kena juga. Maafin aku," ujar Delora akhirnya sambil memeluk Letta.

"Kenapa lo harus gitu Ra, lo gak usah khawatir. Gue yakin gak ada yang berani bully lo, kalaupun ada gue bakal ada di samping lo. Kita bakal hadapin bareng-bareng, lo jangan menjauh gini ya Ra. Gue gak bisa Ra, lo tau duduk sendiri tanpa lo rasanya aneh. Besok-besok jangan gini ya Ra."

Delora melepaskan pelukan itu lalu memandang Letta penuh haru, baru kali ini ia punya sahabat yang amat peduli padanya. Bukan berarti Evi tidak peduli, tetapi Delora merasa lebih nyaman dengan Letta, karena Letta lebih peka.

DELORA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang