Loha sobat! Karena ini hari spesialku maka akan aku bawakan yang spesial buat kalian.
Happy reading❤♡♡♡
Semalaman Delora menahan tubuhnya yang menggigil, karena lantai tanah gudang yang ia jadikan sebagai tempat untuk tidur. Belum puas akan penderitaan Delora, mamahnya kini membebankan tugas berat untuknya. Berbagai pekerjaan rumah diserahkan kepada Delora, termasuk tugas kuliah milik Priza. Alhasil Delora tidak bisa pergi bekerja seperti biasa.
Sekarang Delora sedang bergelut dengan soal-soal matematika, ya sang kakak memang mengambil mata kuliah matematika murni tetapi tidak dijalani dengan sungguh-sungguh. Katanya sih supaya tidak malu sama teman-temannya yang masuk ke jurusan ternama, hingga akhirnya jika ada tugas maka Delora yang menjadi korban. Walaupun Delora ini lebih suka sejarah, tetapi ia juga cukup ahli dalam bidang matematika.
"Udah selesai belum? Gue mau keluar, awas kalau gue pulang tugasnya belum kelar." Seenaknya Priza berbicara, tidak memandang kelelahan Delora yang tenaganya sudah terkuras selama tiga jam yang lalu.
"Iya Kak," jawab Delora dengan lesu, dirinya benar-benar lelah.
Puas akan jawaban Delora, Priza pun pergi dengan gaunnya yang amat feminim itu. Kali ini ia ada acara menghadiri pesta ulang tahun temannya, jadi penampilannya sangat maksimal. Mulai dari rambut hingga sepatu, bahkan kini Priza telah dijemput oleh seorang cowok tampan dengan mobil bermerek mahal. Tidak salah sih, Priza cantik dan feminim, sangat berbanding terbalik dengan Delora yang memegang make up saja tidak pernah. Jangankan make up, gaun secantik itu saja tidak punya. Miris kan.
Delora mengerjakan tugas Priza dengan merenungkan sesuatu yang sangat membuat ia kecewa.
Apa nggak ada yang ingat hari ulang tahunku? Padahal ini udah tanggal 18 Juli.
♡♡♡
Di toko buku Evi sedang membeli sebuah novel untuk Delora, yah karena ini hari spesial sahabatnya itu ia berniat untuk memberikan sebuah benda yang Delora inginkan. Di sini Evi tidak sendiri, ia sengaja mengajak Letta agar dirinya juga ada teman ngobrol walaupun nyatanya saling diam.
"Vi gue beliin apa ya?" Sejak tadi Letta belum memilih satu benda pun, ia sangat bingung apa yang Delora suka.
"Terserah lo."
Letta merenggut, terserah bagaimana ia juga sedang bingung.
"Vi kasih saran dong, apa gitu?"
"Buku pelajaran aja."
"Em, buku sejarah?"
"Ya."
"Oke, tunggu sini gue mau cari dulu."
Letta pun bergegas pergi untuk mencari buku itu. Tidak butuh waktu lama ia sudah menemukan buku mata pelajaran sejarah untuk kelas sepuluh. Evi pun mengerutkan alisnya, hal itu membuat Letta menggaruk tengkuknya.
"Salah ya? Gue takut salah pilih cerita sejarah, lagian Delora belum punya buku ini. Dia pasti kesulitan belajarnya."
"Oh."
"Ya udah deh Vi ke sana yuk."
Mereka pun pergi ke rumah Delora menggunakan mobil milik Letta.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
أدب المراهقينNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...