Epilog (Tahap Revisi)

15 1 0
                                    

Holla Hello Sobat! Akhirnya aku bisa bawain epilog :-
Enjoy ya bacanya:)

•••

Satu bulan lamanya, semua terasa berbeda. Hanya kenangan yang tersisa, senyum dan tawa sudah tiada. Rasanya sudah terlampau lama tidak merasakan becanda bersama. Kini hanya semburat senja yang ikut menemaninya.

"Lora?"

"Oh, hai."

"Kenapa lo di sini? Ayo masuk, sebentar lagi kelas dimulai."

"Oke, Je."

Delora masuk ke kelas bersama Jefran Arningbumi. Jefran adalah teman Delora selama di sini, beruntung Delora bertemu dengan Jefran. Karena jika tidak, ia akan sedikit kesulitan di sini.

Jefran dan Delora sama-sama mengambil jurusan Public Relation, sehingga memudahkan mereka untuk terus berkomunikasi hingga mengenal masing-masing pribadi. Tak ada sesuatu spesial di antara mereka, untuk saat ini. Ya, Delora hanya akan fokus pada kesuksesannya demi sang nenek. Cahaya pelita untuknya, dan sinar kehidupan di dunianya.

Delora tidak mau berurusan dengan perasaan terlebih dahulu, sebelum ia sukses. Itulah janjinya, selepas sampai di tempat ini. Tempat baru nan asing, dan juga tempat dimana ia menjemput kesuksesannya.

Mungkin dulu berat untuk menempuh lika-likunya kehidupan. Namun saat berbagai ujian Delora hadapi, kini ia menjadi semakin tegar dan tidak mudah menyerah. Dan yang terpenting, tidak akan lagi ditindas oleh orang lain. Karena ia punya harga diri, jika tidak ada yang mau menghargainya maka dirinya lah yang akan menghargai dirinya sendiri.

Tidak usah dipahami jika sulit. Karena tidak semua hal harus diketahui. Hanya Tuhan yang mengetahui semuanya, seluruh alam beserta isinya dan rahasianya. Manusia hanya peru menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.

Delora semakin banyak belajar arti hidup dari pengalamannya sendiri, ia pun ingin membantu dan menjalin hubungan baik dengan semua orang. Ia tak ingin ada orang lain yang bernasib sama seperti dirinya. Rasa sakit, tidak dihargai, dihina, dikucilkan, dan rasa-rasa buruk lainnya, seharusnya tak dirasakan yang lainnya. Cukup dirinya saja yang sudah mengalami. Dan ia pula yang akan menghilangkan semua rasa itu.

Setelah empat jam mengikuti kelas, Delora pun pulang ke apartemennya yang tak jauh dari tempat ia kuliah. Di apartemen minimalis ini ia melepas penat, mengerjakan berbagai penugasan kuliah, dan juga melepas rindu dengan sang nenek melalui sambungan telepon. Seperti saat ini

"Halo Nek, gimana kabar Nenek."

"Nenek baik sayang, kamu gak usah khawatir. Di sini ada Dokter Aland yang juga bantuin Nenek."

Delora tersenyum, jujur ia sangat khawatir dengan sang nenek selama ia di sini. Baru satu bulan di sini, rasanya sudah satu tahun.

"Kamu sendiri bagaimana kuliahnya?"

"Lancar Nek, Delora akan berusaha supaya lulus cepat."

"Gak usah terburu-buru, jangan sampai kamu sakit demi mencapai target kelulusan."

"Nenek tenang aja, Delora akan jaga kesehatan juga. Delora gak mau Nenek capek ngurusin perusahaan."

DELORA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang