Holla Hello Sobat! Semoga kalian suka. Happy reading❤
♡♡♡
Satu bulan kemudian...
"Udah Ham, Delora pasti balik kok. Dia butuh waktu aja."
"Rengga bener, Ham. Lo sebulan ini kacau, gak pernah mikirin pelajaran lagi. Bahkan jarang ziarah ke makam Stefi. Segitunya lo suka ke Delora? Kenapa gak dari dulu lo pacarin?"
Yah sudah satu bulan Grissham begitu aneh, kerjaannya selalu merenung. Jika tidak, Grissham akan bolak-balik menuju rumah kediaman orang tau Delora. Hal ini tentu membuat banyak orang bingung, karena dulu Grissham tidak pernah menyukai Delora, hanya Stefi yang menjadi pusat perhatiannya.
Grissham tak bisa menjawab, karena ia pun bingung akan keadaan hatinya. "Gue gak tau." Hanya itu yang bisa Grissham ucapkan.
"Gimana bisa gak tau, Ham. Coba lo renungin lagi, lo bener-bener suka gak sama Delora," ujar Erlan.
Setelah itu, Erlan dan Rengga pergi dengan tujuan masing-masing. Sedangkan Grisshan masih merenungi ucapan Erlan.
Tapi kalau gak suka, selama ini kenapa gue gini?
Sedangkan di sisi lain, Adofa tidak pernah keluar dari kamarnya. Ia amat malu dan marah, apalagi mamahnya kini menyalahkan dirinya. Jadi lebih baik bersembunyi daripada kena amuk sang mamah.
"Adofa! Keluar kamu! Dasar anak gak tau diuntung, gagal semua rencanaku!"
Adofa tetap keukeuh di sini, mamahnya itu sedang sangat marah karena rencana gagal ditambah papah sambungnya juga meninggalkan sang mamah. Tapi kenapa yang disalahkan Adofa terus? Apa mamahnya tidak bisa introspeksi diri jika beliau patut disalahkan?
Ternyata benar yang Kak Lion bilang, Mamah gak sebaik yang ku kira. Tapi tetap aja ini gara-gara anak sialan itu, awas kamu! Gue bakal cari lo kemana aja, kalau ketemu bakal gue habisin lo. Hahaha!
Adofa benar-benar dibutakan oleh dendamnya, semua dilimpahkan kepada orang lain. Tidak menyadari jika dirinya pun salah. Dendam memang menghancurkan segalanya.
♡♡♡
"Bagus Delora, perkembanganmu semakin baik. Saya rasa kamu bisa sembuh dalam waktu dekat," ujar dokter Aland, beliau tidak salah membawa Delora ke sini.
Tak ada raut bahagia di wajah Delora, tentu dokter Aland merasa aneh. Bukankah pasien yang sembuh dari penyakit ini akan bahagia? Ah sekarang beliau tau kenapa.
"Kamu masih ragu untuk kembali?" tanya dokter Aland.
"Iya dok," jawab Delora.
"Jika masih ragu, kamu dapat tinggal di sini sampai kamu yakin. Saya juga akan menemani kamu, dan jika sudah yakin kita kembali bersama."
"Tapi, apa dokter tidak rindu dengan keluarga dokter? Saya merasa tidak enak hati." Jujur dari awal ditangani oleh dokter Aland, Delora merasa bersalah karena menyita waktu beliau. Ditambah lagi sekarang.
"Saya dokter, Delora. Jadi saya harus mengutamakan pasien saya, sesudah itu baru keluarga. Saya sudah mengucap sumpah, jadi harus saya jalankan."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
Novela JuvenilNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...