Hola sobat! Aku kembali, sorry ya sempat gantungin kalian wkwk.
Happy reading❤♡♡♡
Dengan susah payah akhirnya Delora bisa menarik Evi untuk datang ke kelasnya.
"Ada apa sih Ra, gue mau ke kelas gue aja." Evi baru saja hendak berbalik, tetapi Delora segera menahannya. Tidak maulah usahanya menarik Evi yang tubuhnya agak besar darinya jadi sia-sia.
"Ikut ke kelas aku ya please, katanya Letta mau kenalan lebih jauh sama kamu. Ya Vi, iya dong. Nanti aku didiamin sama Letta gimana," ujar Delora dengan memasang raut andalannya. Apalagi jika bukan wajah memelas.
Evi mendengus, Delora tahu saja apa yang menjadi kelemahannya. Akhirnya Evi hanya bisa mengangguk dan pasrah kala Delora kembali menariknya.
"Halo Letta! Delora imut datang, nih aku bawa Evi. Sana kenalan, aku mau jalan-jalan ah."
"Lah Ra, kok pergi sih," sahut Letta, ya gimana ya masa iya ia tinggal berdua dengan Evi. Apalagi mereka belum cukup akrab, suasananya tidak enak dong nanti.
Namun Delora tidak memedulikan sorot permohonan Letta, lagian ia masih punya satu misi. Hihi.
"Ya masa aku di sini, nanti kamu ngobrolnya sama aku doang. Aku mau ke perpustakaan Let, kamu mau ikut?"
Mendengar nama tempat itu sudah merinding bulu kuduk Letta, apalagi jika benar-benar berada di sana? Lebih enak di kelas kan daripada di perpustakaan. Baginya perpustakaan itu menyimpan seribu hal yang ia hindari, oh tidak bahkan tidak terhingga. Intinya jika seseorang sudah menyebut tempat itu saja, maka seluruh otaknya memerintah ia untuk segera beranjak.
"Ya udah kamu di sini aja, Evi nggak keberatan kan?"
Evi memutar bola matanya, malas ia berada di sini. Tapi jika tidak mau, nanti Delora akan merayunya lagi. Jadi. "Hem."
"Yey! Babay, aku pergi dulu!"
Setelah Delora pergi, suasana di sekitar Letta mendadak diselimuti petir hitam. Tegang sekali. Tapi kenapa ia harus tegang ya? Ia dan Evi kan sama-sama cewek tomboy, bedanya Evi sangat ketus.
"Jadi?"
Tiba-tiba Letta tergagap, ia agak kaget saat Evi membuka percakapan terlebih dulu. Apa wajah tegangnya ini begitu kentara? Memang bakat aktingnya di bawah rata-rata.
"Eh, em gini. Sebelumnya kan kita pernah ketemu di depan kelas ini kan, em jadi gue cuma mau tahu aja nama lengkap lo. Selama ini gue cuma dengar nama panggilan lo dari Delora dan beberapa hal sih."
"Oh."
Ya ampun, irit banget ngomongnya. Evi nih cewek apa cowok sih? Kalau cowok yang irit ngomong mah Letta tidak mempermasalahkan, tetapi kalau cewek-
"Gue Evina Sajati Rod," ujar Evi dengan menyodorkan tangan kanannya.
Tentu saja Letta menerimanya. "Letta Damora Azokko."
Setelah Letta memperkenalkan dirinya, genggaman tangan itu lepas langsung. Yah Evi lah yang melepaskannya. Letta maklum, ia hanya tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
Teen FictionNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...