Holla Hello Sobat! Hehe lagi kan. Biar selesai ya, jangan lupa dukungannya.
Happy reading❤♡♡♡
Keesokan harinya, seorang cewek menjadi sorotan banyak murid. Kembali lagi, murid-murid Skyler mulai heboh. Satu fakta dari dua fakta kemarin telah terungkap, dan fakta inilah penyebab semuanya. Kekacauan dan tuduh-menuduh. Semuanya karena cewek yang sedang berdiri di depan mading. Adofa Meyrana.
"Eh kok Adofa sok belain Delora ya, padahal dia dalangnya."
"Biar gak ketahuan lah. Dia juga mau nyingkirin Evi, makanya kemarin dia dorong Evi dari lantai dua."
"Jahat banget ya, gak tau malu. Pantesan aja gak punya temen, kayak psikopat sih."
"Ya udah yuk pergi aja, nanti kita dilibas lagi sama dia."
Orang itu memang Adofa. Semua yang merencanakan kekacauan Adofa. Pura-pura baik di depan murid lain, demi mendapat simpati. Menghancurkan orang lain karena dendam pribadi.
Adofa merobek semua foto yang tertempel di mading, terutama fotonya bersama mamah. Ia tidak mau jika sang mamah ikut hancur, namun apadaya foto itu juga sudah tersebar di media sosial. Secepat itu, sampai ia tak menyadari celah kecil ini.
Adofa marah. Kenapa misinya gagal dengan cara seperti ini? Kenapa di saat tinggal satu langkah lagi ia harus mundur? Siapa dalang di balik ini? Ia sangat ingin menyingkirkan orang itu.
"Kenapa? Kaget lo?"
Adofa berbalik dan kaget. Di hadapannya kini berdiri Evi dan yang lain. Ya, Evi bisa sadar ternyata. Adofa kira, Evi sudah pergi menemani mamahnya. Kenapa gagal sih!
"Lo kira gampang nyingkirin gue? Gak Fa. Gue punya kekuatan sendiri buat buka kedok sok baik lo. Asal lo tau, gue ini bukan perantara lo untuk lakuin kejahatan! Gue gak pernah sekalipun suka sama Grissham, tapi lo yang suka. Gue masih cinta sama Erlan, tapi lo suruh gue menjauh. Lo bagaikan bencana buat gue, Fa. Andai gue gak ikut Papah buat nemuin lo, mungkin gue bisa hidup tenang bersama orang yang gue sayang. Gue juga gak bakal bikin Delora pergi.
"Kenapa sih lo harus ada di hidup gue? Gue terpaksa jadi dingin saat lo bilang yang enggak-enggak ke Papah. Lo fitnah gue, lo selalu rebut Papah. Gue tau lo gak dapet kasih sayang baik dari Papah lo, tapi jangan dengan rebut semuanya dari gue Fa. Gue gak papa lo dapet kasih sayang Papah, gue malah bahagia. Tapi nyatanya, gue udah gak tahan sama sikap lo dan mamah lo itu. Jadi sorry Fa, gue bongkar semuanya di sini."
Letta maju untuk menarik Evi kembali bersamanya, ia tidak tega melihat Evi seperti ini di saat kondisinya sedang tidak baik. Sekarang giliran Erlan yang sangat marah kepada Adofa.
"Munafik lo! Cewek gak tau malu. Lo iri sama cewek lain, tapi lo lampiasin dengan cara yang gak bener. Gak ada yang bakal suka sama lo! Inget itu. Bahkan kakak lo aja gak sudi buat belain lo."
Adofa membeku saat kakaknya dibawa-bawa. Dalam pikirannya sekarang adalah nama sang kakak.
"Kak Lion?" lirih Adofa yang melihat seseorang kini berjalan menuju dirinya.
"Iya, itu Kakak, Fa. Kakak udah gak tahan sama kelakuan kamu. Kakak gak pernah didik kamu begini. Walaupun kita pisah, Kakak tetap awasin kamu Fa. Kakak awasin kamu dari jauh, supaya Kakak tau kelakuan asli kamu. Dan Kakak yang sebarin semua ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
Teen FictionNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...