Happy reading❤
♡♡♡
Hari Rabu, tibalah masa di mana perwakilan dari Skyler untuk mengharumkan nama almamaternya. Mereka kini sudah siap di ruangan lomba masing-masing, begitupun mental yang harus diutamakan untuk diri mereka sendiri. Setelah waktu berdenting dan panitia acara mempersilakan, barulah mereka mulai mengerjakan soal-soal yang dijamin membuat otak memanas.
Di Gedung Flamboyan ini mereka-Delora, Grissham, dan Evi-terpisah. Tidak berada di satu ruangan karena memang begitu. Namun keberanian mereka tidak luntur. Materi yang sudah dipelajari pun tak luput dalam ingatan mereka, justru dengan senyum miring mereka bisa melewati setiap soal dengan mudah.
Selama pengerjaan, peserta harus benar-benar menatap soal. Tidak boleh tengak-tengok, walaupun sudah selesai harus tetap menghadap soal. Jika saja mereka ketahuan tidak menghadap soal, maka otomatis nama sekolah yang mereka bawa akan dicoreng atau didiskualifikasi. Maka dari itu, sebisa mungkin peserta tidak menjatuhkan alat tulisnya dan harus kuat menopang kepalanya.
Jam terus berputar, tiga guru pembimbing di depan ruangan hanya bisa berdoa agar murid mereka bisa melewati tes dengan lancar dan dinyatakan lolos. Begitu juga tiga murid itu, mereka kini telah selesai mengerjakan soalnya. Walaupun begitu, mereka tetap membuka kembali soal-soal lalu mengecek setiap jawaban, supaya tidak ada satupun jawaban yang melenceng.
Barulah saat batas waktu pengerjaan berdenting, panitia menyuruh seluruh murid untuk keluar dan meletakan kertas jawaban beserta soalnya di meja. Maka semua pun turut melakukannya, lalu keluar secara berurutan guna mengisi perut mereka sembari menunggu hasil pengumuman.
Saat Delora dan dua lainnya keluar, para guru bernapas lega. Mereka tampaknya tidak mengalami kesulitan, dapat dilihat dari raut wajah mereka yang tenang. Para guru pun mengajak ketiga muridnya ke kantin gedung untuk mengisi perut.
Sedangkan di sisi lain, Priza sudah berada di kantin gedung ini. Ia ke sini bersama dengan Elang, salah satu senjata ampuh yang bisa ia gunakan untuk menggertak Grissham. Setelah ia melihat Grissham dan yang lain mendekat ke meja seberang, Priza pun melangkah bersama Elang.
"Permisi," sapa Priza dengan sopan karena ada tiga guru di sana.
Para guru pun menoleh lalu menaikkan alis mereka. Priza kembali tersenyum lalu berkata, "Saya ada urusan dengan Grissham, bisa saya pinjam sebentar?"
Delora menatap kakaknya dengan bingung, untuk apa bertemu Grissham? Sedangkan para guru hanya mengangguk. Setelahnya Grissham ditarik oleh Priza menuju halaman belakang gedung, diikuti oleh Elang.
"Eh ayo pesan dulu, biar nanti Grissham menyusul," ucap guru sejarah yang diikuti oleh lainnya.
♡♡♡
Di halaman belakang Gedung Flamboyan, Grissham menatap Priza dan Elang dengan sengit. Dua orang yang paling ia benci, karena telah merusak kebahagiaan dua orang yang ia sayangi. Lalu untuk apa mereka menemuinya?
Sebelum berbicara dengan Grissham, Priza menghela napas terlebih dulu. Ada rasa muak karena harus menatap pacar dari mantan pacar kekasihnya. Yah Priza sudah tau jika Delora dekat dengan Grissham, padahal Grissham sendiri masih bersama Stefi. Tapi buat apa ia mengingatkan adik yang tidak ia anggap? Biar saja terluka, ia akan senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DELORA ✓
Teen FictionNaskah sedang dalam tahap revisi, jadi mohon maaf apabila banyak typo dan sebagainya. Note : Hanya revisi kesalahan ketik dan beberapa kesalahan. ••• Namaku saja sudah menggambarkan kesedihan, bagaimana dengan kehidupanku? ~Delora Nadiya Chaiden. ...